Natural, Informative And Educative

Natural, Informative And Educative
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE 75, SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA, MARHABAN YA MUHARRAM. SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU ISLAM 1442 H" Mohon maaf lahir batin

Selasa, 26 Oktober 2010

MENGHADAPI KEMATIAN

Share


Hiiii !!! Judulnya pasti ngeri ya ??? Kematian !! ??? Suatu kebenaran yang tak terbantahkan ,namun mengapa masih banyak yang Takut akan kematian ???
Jika ditanya secara jujur “apakah engkau Takut mati? Apakah engkau benci kematian ? Jujur saya jawab bahwa sampai saat ini saya juga takut mati dan masih berusaha menghindari kematian
Mungkinkah karena zaman sekarang sudah merupakan jaman yang diramalkan Rasulullah bahwa akan ada zaman yang disebut Al Wahan (benar nggak ya bahasa arabnya ?? dimana orang-orangnya “Cinta Dunia dan takut mati” …semoga aja belum tiba tapi kayaknya sudah ya??
Dari baca-baca dan sedikit renungan ala Chokey ,bahwa penyebab kita takut akan kematian adalah:
KITA TIDAK SIAP UNTUK MATI
Kenapa kita tidak siap untuk mati ??? , mungkin diantaranya adalah :
1. Cinta yang berlebihan terhadap harta ,sehingga seolah olah hartanya akan ikut dibawa ke Akhirat, padahal waktu masuk kubur Cuma bawa kain kafan doing. Jadi rajin rajin lah ikut penguburan orang mati
2. Cinta yang berlebihan terhadap Keluarga ,seolah olah merasa dialah yang memiliki sanak keluarga tersebut,nggak sadar bahwa kita hanya tempat nitip dan sekedar chanel aja
3. Merasa banyak Dosa dan kurang amal .Jika demikian >>> kurangi dosa dan perbanyak amal mulai Dari sekarang dong !
Ada istilah : Tak ada dosa yang kecil jika engkau melihat dengan siapa engkau berdosa , dan tidak ada Dosa Besar Jika Engkau melihat betapa besar AmpunanNYA. Atau hadist nabi yang mengatakan “ Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang konsisten/stabil walupun itu kecil dan ringan,ketimbang amal yang besar namun hanya sekali
So tunggu apa lagi ??? kurangi dosa perbanyak amal
Hanya itu yang chokey bisa share Semoga kisah berikut bisa menjadi motivasi bagi sahabat

Seorang pria mendatangi Sang Guru, “Guru, saya sudah bosan hidup Sudah jenuh betul, Rumah tangga saya berantakan, Usaha saya kacau, Apa pun saya lakukan selalu berantakan Saya ingin mati saja”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit ?”
“Tidak Guru, saya tidak sakit Saya sehat,Hanya jenuh dengan kehidupanItu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, Sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu dinamakan Alergi Hidup.” Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.
Kemudian tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo.Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit.
Kita mengundang penyakit. Resistensi kita,penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini?
Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa, dan menderita. “Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku,” kata Sang Guru.
“Tidak Guru, tidak! Saya sudah betul-betul bosan. Saya tidak ingin hidup,” pria itu menolak tawaran sang guru. “Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?” “Ya,memang saya sudah bosan hidup.”
”Baiklah, kalau begitu maumu. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok petang.Besok malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran pria itu jadi bingung. Setiap guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat hidup. Yang satu ini aneh. Ia malah menawarkan racun. Tetapi karena ia memang sudah betul-betul jemu,ia menerimanya dengan senang hati.
Sesampai di rumah, ia langsung menenggak setengah botol “obat” dari Sang Guru. Dan… ia merasakan ketenangan yang dak pernah ia rasakan sebelumnya… Begitu santai! Tinggal 1 malam,1 hari,dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur,ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.”
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan Angin pagi menyegarkan tubuhnya dan ia tergerak untuk melakukan jalan pagi. Pulang ke rumah setengah jam kemudian, ia melihat istrinya masih tertidur.Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istri pun merasa aneh sekali.Selama ini, mungkin aku salah, “Maafkan aku,sayang.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini,Boss kita kok aneh ya?” Dan sikap mereka pun langsung berubah.Mereka menjadilembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah.Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap perbedaan pendapat.Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah petang itu, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda.Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Sayang,sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anakpun tidak ingin ketinggalan, “Pa, maafkan kami semua. Selama ini Papa selalu stress karena perilaku kami.
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Seketika hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum?
Ia mendatangi Sang Guru lagi.Melihat wajah pria itu, Sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, “Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok.” “Kau sudah sembuh!Jika kau hidup dalam kekinian, jika kau hidup dengan kesadaran bahwa engkau bisa mati kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Hilangkan egomu, keangkuhanmu.
Jadilah lembut,selembut air,dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan bosan.Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah jalan menuju ketenangan.Itulah kunci kebahagiaan.”
Pria itu mengucapkan terima kasih, lalu pulang untuk mengulangi pengalaman sehari terakhirnya. Ia terus mengalir. Kini ia selalu hidup dengan kesadaran bahwa ia bisa mati kapan saja. Itulah sebabnya, ia selalu tenang, selalu bahagia!
Tunggu!!!. Kita semua SUDAH TAHU bahwa kita BISA MATI KAPAN SAJA. Tapi masalahnya: apakah kita SELALU SADAR bahwa kita BISA MATI KAPAN SAJA?

Jumat, 22 Oktober 2010

MAKALAH PEDAGOGY OLAHRAGA

Share

Makalah ini merupakan dalam upaya melengkapi tugas-tugas dalam perkuliahan Pedagogy Olahraga.

UPAYA MEMPERBAIKI KUALITAS MENGAJAR
YANG MENDIDIK GURU PENJAS, ORKES DENGAN MEMAKSIMALKAN TERPENUHINYA KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN PROFESIONAL GURU
OLEH : Eriyan Toni
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas.
Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi. Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua. Berdasarkan kenyataan yang ada, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal, diantaranya sertifikasi guru. Dengan adanya program sertifikasi tersebut, kualitas mengajar guru akan lebih baik.
Program sertifikasi tersebut juga dapat diterapkan untuk guru-guru Penjas, Orkes agar dapat memiliki standar kompetensi yang telah diterangkan di atas. Guru Penjas,Orkes diharapkan mampu memahami dan menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait dan menginternalisasikan nilai-nilai yang sportifitas dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu melalui sertifikasi guru Penjas,Orkes diharapkan mampu menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan materi bidang studi Pendidikan Jasmani,Orkes.
Oleh karena itu, saya mengangkat sebuah judul “Upaya Memperbaiki Kualitas Mengajar yang Mendidik Guru Pendidikan Jasmani,Orkes dengan Memaksimalkan Terpenuhinya Kompetensi Kepribadian dan Profesional Guru”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya untuk memperbaiki kualitas mengajar yang mendidik guru Pendidikan Jasmani, Orkes dengan memaksimalkan terpenuhinya kompetensi kepribadian dan profesional guru?
BAB II
PEMBAHASAN


1. Guru sebagai Pendidik
Guru sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan bangsa. Tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat, maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian besar bergantung pada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru-guru. Makin tinggi pendidikan guru, makin baik pula mutu pendidikan dan pengajaran yang diterima anak, dan makin tinggi pula derajat masyarakat. Oleh sebab itu guru harus berkeyakinan dan bangga bahwa ia dapat menjalankan tugas itu dan berusaha menjalankan tugas kewajiban sebaiknya sehingga dengan demikian masyarakat menginsafi sungguh-sungguh betapa berat dan mulianya pekerjaan guru.
Pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat dan negara maupun ditinjau dari sudut keagamaan. Tugas seorang guru tidak hanya mendidik. Maka, untuk melaksanakan tugas sebagai guru tidak sembarang orang dapat menjalankannya. Sebagai guru yang baik harus memenuhi syarat, seperti yang dinyatakan dalam undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Berijazah,
b. Sehat jasmani dan rohani,
c. Berkelakuan baik
d. Kompetensi,
e. Memiliki sertifikat pendidik,
f. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional..
Disamping syarat-syarat tersebut, tentunya masih ada syarat-syarat lain yang harus dimiliki guru jika kita menghendaki agar tugas atau pekerjaan guru mendatangkan hasil yang lebih baik. Salah satu syarat diatas adalah guru harus berkelakuan baik, maka didalamnya terkandung segala sikap, watak dan sifat-sifat yang baik. Beberapa sikap dan sifat yang sangat penting bagi guru adalah sebagai berikut:
1.1 Adil
Seorang guru harus adil dalam memperlakukan anak-anak didik harus dengan cara yang sama, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak.
1.2 Percaya dan suka terhadap murid-muridnya
Seorang guru harus percaya terhadap anak didiknya. Ini berarti bahwa guru harus mengakui bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah hal yang buruk.
1.3 Sabar dan rela berkorban
Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan apalagi pekerjaan guru sebagai pendidik. Sifat sabar perlu dimiliki guru baik dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti jerih payahnya.
1.4 Memiliki Perbawa (gezag) terhadap anak-anak
Gezag adalah kewibawaan. Tanpa adanya gezag pada pendidik tidak mungkin pendidikan itu masuk ke dalam sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan, murid-murid hanya akan menuruti kehendak dan perintah gurunya karena takut atau paksaan; jadi bukan karena keinsyafan atau karena kesadaran dalam dirinya.
1.5 Penggembira
Seorang guru hendaklah memiliki sifat tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa bagi murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru, antara lain akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas bosan atau lelah. Sifat humor yang pada tempatnya merupakan pertolongan untuk memberi gambaran yang betul dari beberapa pelajaran. Yang penting lagi adalah humor dapat mendekatkan guru dengan muridnya, seolah-olah tidak ada perbedaan umur, kekuasaan dan perseorangan. Dilihat dari sudut psikologi, setiap orang atau manusia mempunyai 2 naluri (insting) : (1) naluri untuk berkelompok, (2) naluri suka bermain-main bersama. Kedua naluri itu dapat kita gunakan secara bijaksana dalam tiap-tiap mata pelajaran, hasilnya akan baik dan berlipat ganda.
1.6 Bersikap baik terhadap guru-guru lain
Suasana baik diantara guru-guru nyata dari pergaulan ramah-tamah mereka di dalam dan di luar sekolah, mereka saling menolong dan kunjung mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan keluarga besar, keluarga sekolah. Terhadap anak-anak, guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya. Bertindaklah bijaksana jika ada anak-anak atau kelas yang mengajukan kekurangan atau keburukan seorang guru kepada guru lain.
1.7 Bersikap baik terhadap masyarakat
Tugas dan kewajiban guru tidak hanya terbatas pada sekolah saja tetapi juga dalam masyarakat. Sekolah hendaknya menjadi cermin bagi masyarakat sekitarnya, dirasai oleh masyarakat bahwa sekolah itu adalah kepunyaannya dan memenuhi kebutuhan mereka. Sekolah akan asing bagi rakyat jika guru-gurunya memencilkan diri seperti siput dalam rumahnya, tidak suka bergaul atau mengunjungi orang tua murid-murid, memasuki perkumpulan-perkumpulan atau turut membantu kegiatan masyarakat yang penting dalam lingkungannya.
1.8 Benar-benar menguasai mata pelajarannya
Guru harus selalu menambah pengetahuannya. Mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Guru yang pekerjaannya memberi pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan kepada muridnya tidak mungkin akan berhasil baik jika guru itu sendiri tidak selalu berusaha menambah pengetahuannya. Jadi sambil mengajar sebenarnya guru itu belajar.


1.9 Suka pada mata pelajaran yang diberikannya
Mengajarkan mata pelajaran yang disukainya hasilkan akan lebih baik dan mendatangkan kegembiraan baginya daripada sebaliknya. Di sekolah menengah hal ini penting bagi guru untuk memilih mata pelajaran apa yang disukainya yang akan diajarkannya.
1.10 Berpengetahuan luas
Selain mempunyai pengetahuan yang dalam tentang mata pelajaran yang sudah menjadi tugasnya akan lebih baik lagi jika guru itu mengetahui pula tentang segala tugas yang penting-penting, yang ada hubungannya dengan tugasnya di dalam masyarakat. Guru merupakan tempat bertanya tentang segala sesuatu bagi masyarakat. Guru itu mempunyai dua fungsi isitimewa yang membedakannya dari pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja lainnya di dalam masyarakat. Fungsi yang pertama adalah mengadakan jembatan antara sekolah dan dunia ini. Fungsi yang kedua yaitu mengadakan hubungan antara masa muda dan masa dewasa.

2. Kompetensi Kepribadian dan Profesionalisme Guru
Kompetensi adalah kemampuan secara umum yang harus dikuasai lulusan (Mukminan, 2003 : 3). Menurut Hall dan Jones (Mukmina, 2003, 3) menyatakan kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dari kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Salah satu ciri sebagai profesi, guru harus memiliki kompetensi sebagaimana dituntut oleh disiplin ilmu pendidikan (pedagogi) yang harus dikuasainya. Dalam hal kompetensi ini, Direktorat Tenaga Kependidikan telah memberi definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada BAB IV kualifikasi dan kompetensi, pasal 7 ayat 2 berbunyi : Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Tetapi pada pembahasan ini, hanya dibatasi pada kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Usman (2004) membedakan kompetensi guru menjadi dua, yaitu kompetensi pribadi dan kompetensi profesional. Kemampuan pribadi meliputi; (1) kemampuan mengembangkan kepribadian, (2) kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, (3) kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan. Sedangkan kompetensi profesional meliputi: (1) Penguasaan terhadap landasan kependidikan, dalam kompetensi ini termasuk (a) memahami tujuan pendidikan, (b) mengetahui fungsi sekilah di masyarakat, (c) mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan; (2) Menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik materi pelajaran yang diajarkan. Penguasaan terhadap materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan; (3) Kemampuan menyusun program pengajaran, kemampuan ini mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan strategi pembelajaran; dan (4) Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran.
Kompetensi kepribadian, yaitu bahwa guru hendaknya memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam menjalankan tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja. Hingga semua sifat ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan guru dalam kesehariannya. Jika kita mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian-kepribadian guru meliputi:
(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
(2) Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja.
(3) Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
(4) Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
(5) Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. (Ahmad, 2007 : 3)
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
Selain kompetensi kepribadian, ada satu kompetensi yang penting dan wajib dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi profesional. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi. Banyak ahli pendidikan yang memberikan koreksi seharusnya lebih cocok digunakan istilah kompetensi akademik. Kompetensi profesional adalah untuk keempat kompetensi guru tersebut diatas.
Kompetensi yang paling utama adalah kemampuan mengajar dan mendidik, yang juga disebut sebagai kompetensi profesional. Guru sebagai profesi atau bidang pekerjaan yang dijalani, tak dapat hanya menyorot sisi kompensasi material semata. Ada hal-hal yang sepantasnya dipenuhi oleh profesi guru. Diantaranya menguasai bidang studi yang diajarkan, memahami materi, struktur, dan konsep, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat dinilai profesional ketika dia melakukan pengembangan wawasan dan ilmu, mampu menelaah secara kritis, serta kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi.
Guru yang profesional adalah guru yang melakukan proses belajar sebagai sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu. Prinsip-prinsip profesional yang harus dimiliki seorang guru adalah sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
d. Mematuhi kode etik profesi.
e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.
h. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
i. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.
Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional, yang memiliki ciri-ciri antara lain: Ahli di Bidang Teori dan Praktek Keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik.
Senang memasuki organisasi Profesi Keguruan. Suatu pekerjaan dikatakan sebagai jabatan profesi salah satu syaratnya adalah pekerjaan itu memiliki organisasi profesi dan anggota-anggotanya senang memasuki organisasi profesi tersebut. Guru sebagai jabatan profesional seharusnya guru memiliki organisasi ini. Fungsi organisasi profesi selain untuk melindungi kepentingan anggotanya juga sebagai dinamisator dan motivator anggota untuk mencapai karir yang lebih baik (Kartadinata dalam Meter, 1999). Konsekuensinya organisasi profesi turut mengontrol kinerja anggota, bagaimana para anggota dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. PGRI sebagai salah satu organisasi guru di Indonesia memiliki fungsi: (a) menyatukan seluruh kekuatan dalam satu wadah, (b) mengusahakan adanya satu kesatuan langkah dan tindakan, (c) melindungi kepentingan anggotanya, (d) menyiapkan program-program peningkatan kemampuan para anggotanya, (e) menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan (f) mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran baik administratif maupun psychologis.
Memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain: (a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih, (b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan kemanusiaan yang dimiliki, (c) sebagai petugas kemashalakatkatan dengan fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik. Peran guru ini seperti menuntut pribadi harus memiliki kemampuan managerial dan teknis serta prosedur kerja sebagai ahli serta keikhlasan bekerja yang dilandaskan pada panggilan hati untuk melayani orang lain.
Melaksanakan Kode Etik Guru, sebagai jabatan profesional guru dituntut untuk memiliki kode etik, seperti yang dinyatakan dalam Konvensi Nasional Pendidikan I Tahun 1988, bahwa profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat. Kode etik bagi suatu organisasi sangat penting dan mendasar, sebab kode etik ini merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku yang dijunjung tinggi oleh setia anggotanya. Kode etik berfungsi untuk mendidamisit setiap anggotanya guna meningkatkan diri, dan meningkatkan layanan profesionalismenya demi kemaslakatan orang lain.
Memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab. Otonomi dalam artian mengatur diri sendiri, berarti guru harus memiliki sikap mandiri dalam mengambil keputusan sendiri dan dapat mempertanggungjawabkan keputusan yang dipilihnya.
Memiliki rasa pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan memiliki peran sentral dalam membangun masyarakat untuk mencapai kemajuan. Guru sebagai tenaga pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat tersebut. Untuk itulah guru dituntut memiliki pengabdian yang tinggi kepada masyarakat khususnya dalam membelajarkan anak didik.
Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat mencerdaskan anak didik. (Agung, 2005 : 2)
Untuk melihat apakah seorang guru dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain. Dilihat dari perspektif latar belakang pendidikan, kemampuan profesional guru SLTP dan SLTA di Indonesia masih sangat beragam, mulai dari yang tidak berkompeten sampai yang berkompeten. Semiawan (1991) mengemukakan hierarkhi profesi tenaga kependidikan, yaitu: (1) tenaga profesional, (2) tenaga semiprofessional, dan (3) tenaga para-profesional.
1. Tenaga Profesional merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya S1 (atau yang setara), dan memiliki wewenang penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengendalian pendidikan/pengajaran. Tenaga kependidikan yang termasuk dalam kategori ini juga berwenang untuk membina tenaga kependidikan yang lebih rendah jenjang profesionalnya, misalnya guru senior membina guru yang lebih yunior.
2. Tenaga Semiprofessional merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan tenaga kependidikan D3 (atau yang setara) yang telah berwenang mengajar secara mandiri, tetapi masih harus melakukan konsultasi dengan tenaga kependidikan yang lebih tinggi jenjang profesionalnya, baik dalam hal perencana, pelaksanaan, penilaian maupun pengendalian pengajaran.
3. Tenaga Paraprofessional merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan tenaga kependidikan D2 ke bawah, yang memerlukan pembinaan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengendalian pendidikan atau pengajaran.
Menghadapi tantangan demikian, maka diperlukan guru yang benar-benar profesional. H.A.R. Tilaar memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-masing adalah:
1. memiliki kepribadian yang matang dan berkembang (mature and developing personalitiy);
2. mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik;
3. memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat; dan
4. sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan.
Menurut Wardiman Djojonegoro (1996), guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kriteria utama, yaitu kemampuan profesional, upaya profesional, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional dan kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya. Kemampuan profesional meliputi kemampuan intelegensia, sikap dan prestasi kerjanya. Upaya profesional (profesional efforts) adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata. Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional (teacher’s time) menunjukkan intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya. Dan yang terakhir, guru yang bermutu ialah mereka yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasai keahliannya, baik dalam disiplin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajarnya.
Selanjutnya, Muchlas Samani (1996) dari Universitas Negeri Surabaya mengemukakan empat prasyarat agar seorang guru dapat profesional. Masing-masing adalah kemampuan guru mengolah atau menyiasati kurikulum, kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan lingkungan, kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri, dan kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang studi atau mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh. (Suyanto, 2001 : 145 – 146)

3. Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru
Pertama, dari sisi lingkungan tempat guru mengajar. Setiap guru mengikuti pelatihan atau penataran, diharapkan dari dirinya akan ada peningkatan dalam hal kemampuan dan kemauan. Penataran berfungsi memotivasi hasrat guru untuk menjadi yang terbaik. Serta mengembangkan wawasan keilmuannya dengan memberikan pembekalan materi.
Kedua, pola pengelolaan pendidikan yang selama ini sangat sentralistik telah memposisikan para guru hanya sekedar operator pendidikan. Jadi guru cenderung mengajar hanya memindahkan pengetahuan saja. Pola pengelolaan pendidikan ini perlu diubah menjadi pola desentralistik. Pengembangan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif perlu dilaksanakan. Mutu pendidikan tidak hanya mengukur aspek knowledge tetapi juga skill, perilaku budi pekerti serta ketrampilan. Guru harus dapat mengembangkan daya kritis dan kreatif siswa. Kedua aspek internal guru sendiri. Perilaku guru diharapkan mempunyai perilaku yang baik. Perubahan perilaku ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan penataran.

4. Usaha Peningkatan Kualitas Guru
Untuk mengantisipasi tantangan dunia pendidikan yang semakin berat, maka profesionalisme guru harus dikembangkan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pengembangan profesionalitas guru menurut Balitbang Diknas antara lain adalah:
1. Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata;
2. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk memaksimalkan pelaksanaannya;
3. Perlunya sistem penilaian yang sistemik dan periodik untuk mengetahui efektivitas dan dampak pelatihan guru terhadap mutu pendidikan;
4. Perlunya desentralisasi pelatihan guru pada tingkat kabupaten/kota sesuai dengan perubahan mekanisme kelembagaan otonomi daerah yang dituntut dalam UU No. 22/1999;
5. Perlunya upaya-upaya alternatif yang mampu meningkatkan kesempatan dan kemampuan para guru dalam penguasaan materi pelajaran;
6. Perlunya tolok ukur (benchmark) kemampuan profesional sebagai acuan pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu guru;
7. Perlunya peta kemampuan profesional guru secara nasional yang tersedia di Depdiknas dan Kanwil-kanwil untuk tujuan-tujuan pembinaan dan peningkatan mutu guru;
8. Perlunya untuk mengkaji ulang aturan atau kebijakan yang ada melalui perumusan kembali aturan atau kebijakan yang lebih fleksibel dan mampu mendorong guru untuk mengembangkan kreativitasnya;
9. Perlunya reorganisasi dan rekonseptualisasi kegiatan Pengawasan Pengelolaan Sekolah, sehingga kegiatan ini dapat menjadi sarana alternatif peningkatan mutu guru;
10. Perlunya upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penelitian, agar lebih bisa memahami dan menghayati permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
11. Perlu mendorong para guru untuk bersikap kritis dan selalu berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan;
12. Memperketat persyaratan untuk menjadi calon guru pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK);
13. Menumbuhkan apresiasi karier guru dengan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk meningkatkan karier;
14. Perlunya ketentuan sistem credit point yang lebih fleksibel untuk mendukung jenjang karier guru, yang lebih menekankan pada aktivitas dan kreativitas guru dalam melaksanakan proses pengajaran.
Untuk lebih mendorong tumbuhnya profesionalisme guru selain apa yang telah diutarakan oleh Balitbang Diknas, tentunya “penghargaan yang profesional” terhadap profesi guru masih sangat penting. Seperti yang diundangkan bahwa guru berhak mendapat tunjangan profesi. Realisasi pasal ini tentunya akan sangat penting dalam mendorong tumbuhnya semangat profesionalisme pada diri guru.
Dengan adanya pengembangan profesionalisme guru, maka peranan guru harus lebih ditingkatkan. Guru tidak hanya disanjung, dihormati, disegani, dikagumi, diagungkan, tetapi guru harus lebih mengoptimalkan rasa tanggungjawabnya. Peranan guru sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Ada pepatah Sunda mengatakan, guru adalah “digugu dan ditiru” (diikuti dan diteladani), berarti guru harus memiliki:
1. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Seorang guru harus mempersiapkan diri sedini mungkin, jangan sampai ia kerepotan ketika berhadapan dengan siswa. Penguasaan materi sangat penting, jangan sampai pengetahuan seorang guru jauh lebih rendah dibandingkan siswa, dan seorang guru harus terampil tatkala proses kegiatan belajar berjalan.
2. Kemampuan profesional yang baik. Seorang guru harus menjadikan, tanggungjawabnya merupakan pekerjaan yang digandrungi. Tidak bisa seorang guru hanya mengandalkan, mengajar merupakan sebagai pelarian dan adem ayem ketika menerima gaji di habis bulan.
Penuh rasa tanggung jawab sangat dibutuhkan, kemampuan untuk mengajar sesuai disiplin ilmu yang dimilikinya. Ironisnya kenyataan kini masih ada seorang guru mengajar tidak sesuai bidangnya. Misalnya, jurusan Penjas mengajar Bahasa Indonesia, jurusan Bahasa Indonesia mengajar Penjas, jurusan Matematika mengajar Bahasa Indonesia, dan lain sebagainya.
3. Idealisme dan pengabdian yang tinggi. Hakikat seorang guru adalah pengabdian, dedikasi seorang guru harus tinggi, serta harus mampu menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dengan tujuan mendidik, membina, mengayomi anak didiknya.
4. Memiliki keteladanan untuk diikuti dan dijadikan teladan. Keteladanan seorang guru merupakan perwujudan dari realisasi kegiatan belajar mengajar, serta menanamkan sikap kepercayaan terhadap siswa. Seorang guru berpenampilan baik dan sopan akan sangat berpengaruh terhadap sikap siswa. Sebaliknya seorang guru yang berpenampilan premanisme, akan berpengaruh buruk terhadap sikap dan moral siswa.
Upaya meningkatkan profesionalisme guru menurut Gerstner dkk., peranan guru tidak hanya sebagai teacher (pengajar), tapi guru harus berperan sebagai:
1. Pelatih (coach), guru yang profesional yang berperan ibarat pelatih olah raga. Ia lebih banyak membantu siswanya dalam permainan, bedanya permainan itu adalah belajar (game of learning) sebagai pelatih, guru mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya.
2. Konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa, menciptakan suasana dimana siswa belajar dalam kelompok kecil di bawah bimbingan guru.
3. Manajer belajar, guru akan bertindak ibarat manajer perusahaan, ia membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa, mengeluarkan ide terbaik yang dimilikinya. Di sisi lain, ia bertindak sebagai bagian dari siswa, ikut belajar bersama mereka sebagai pelajar, guru juga harus belajar dari teman seprofesi. Sosok guru itu diibaratkan segala bisa.
Wujud nyata pemerintah dalam peningkatan kualitas guru salah satunya dengan sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik pada guru. Sertifikat guru adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti bahwa bukti formal pengakuan formalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat ini diberikan kepada guru yang telah memenuhi standard profesional. Guru profesional merupakan syarat mutlak ut menciptakan sistem dan praktek yang berkualitas. Tujuan utama dalam mengikuti sertifikasi bukan untuk mendapatkan tunjangan profesi melainkan untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam kompetensi guru. Dengan menyadari hal ini, maka guru tidak akan mencari cara lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif yaitu meningkatkan kualitas guru. Adapun tujuan dari sertifikasi adalah:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
c. Meningkatkan martabat guru.
d. Meningkatkan profesionalitas guru.
Adapun manfaat sertifikasi guru, dapat dirinci sebagai berikut:
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompetensi yang dapat merusak citra guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.
c. Meningkatkan kesejahteraan guru.
Setelah melalui sertifikasi guru akan menjadi tenaga yang profesional. Dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga profesional, guru berkewajiban:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil penilaian.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompeten serta berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam belajar.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk kesatuan dan persatuan bangsa.





BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dapat disimpulkan :
1. Guru merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional.
2. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, guru mempunyai empat kompetensi disar, yaitu: kompetensi pedagogik, social, kepribadian dan profesional.
3. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijak, dan dapat menjadi teladan yang baik.
4. Kompetensi professional adalah kemampuan yang harus dimilikioleh guru dalam penguasaan materi ajar yang baik.
5. Sertifikasi guru adalah salah satu wujud usaha peningkatan kualitas mengajar guru yang professional.


B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah :
1. Agar guru dan mahasiswa calon guru senantiasa meningkatkan kompetensi – kompetensinya.
2. Agar pemerintah senantiasa mengupayakan peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh guru.






DAFTAR PUSTAKA


Aceng Nurzaman. (2005). Tingkakan Mutu Siswa Lewat Profesional Guru. Diambil pada tanggal 15 Desember 2008 dari http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/17/1104.htm
Ahmad Budisusilo. (2007). Kepribadian Seorang Guru, Apa Dan Bagaimana. Diambil pada tanggal 15 Desember 2008 dari http://budi126.wordpress.com/budi-pagel.
Agung Haryono. (2005). Tantangan Profesionalisme Guru Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Diambil pada tanggal 11 April 2008 dari http://kompas.com/kompas-cetak/0601/05/opini/2341110.htm.
Danim Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
http://www.blogger.com/feeds/540802135256812975/posts/default/5879867004369265039. Diambil pada tanggal 15 Desember 2008.
Ngalim Purwanto. (2004). Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Suyanto. (2001). Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta : Adicipta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tengan Guru dan Dosen.

Kamis, 14 Oktober 2010

HAKIKAT ILMU: EPISTEMOLOGI

Share

HAKIKAT ILMU: EPISTEMOLOGI
Oleh: Eriyan Toni & Emil Mon

Pendahuluan
Ilmu-ilmu yang dimiliki oleh manusia berhubungan satu sama lain, dan tolok ukur keterkaitan ini memiliki derajat yang berbeda-beda. Sebagian ilmu merupakan asas dan pondasi bagi ilmu-ilmu lain, yakni nilai dan validitas ilmu-ilmu lain bergantung kepada ilmu tertentu, dan dari sisi ini, ilmu tertentu ini dikategorikan sebagai ilmu dan pengetahuan dasar.
Sebagai contoh, dasar dari semua ilmu empirik adalah prinsip kausalitas dan kaidah ini menjadi pokok bahasan dalam filsafat, dengan demikian, filsafat merupakan dasar dan pijakan bagi ilmu-ilmu empirik. Begitu pula, ilmu logika yang merupakan alat berpikir manusia dan ilmu yang berkaitan dengan cara berpikir yang benar, diletakkan sebagai pendahuluan dalam filsafat dan setiap ilmu-ilmu lain, maka dari itu ia bisa ditempatkan sebagai dasar dan asas bagi seluruh pengetahuan manusia.
Namun, epistemologi (teori pengetahuan), karena mengkaji seluruh tolok ukur ilmu-ilmu manusia, termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia yang bersifat gamblang, merupakan dasar dan pondasi segala ilmu dan pengetahuan. Walaupun ilmu logika dalam beberapa bagian memiliki kesamaan dengan epistemologi, akan tetapi, ilmu logika merupakan ilmu tentang metode berpikir dan berargumentasi yang benar, diletakkan setelah epistemologi.
Hingga tiga abad sebelum abad ini, epistemologi bukanlah suatu ilmu yang dikategorikan sebagai disiplin ilmu tertentu. Akan tetapi, pada dua abad sebelumnya, khususnya di barat, epistemologi diposisikan sebagai salah satu disiplin ilmu. Dalam filsafat Islam permasalahan epistemologi tidak dibahas secara tersendiri, akan tetapi, begitu banyak persoalan epistemologi dikaji secara meluas dalam pokok-pokok pembahasan filsafat Islam, misalnya dalam pokok kajian tentang jiwa, kenon-materian jiwa, dan makrifat jiwa. Pengindraan, persepsi, dan ilmu merupakan bagian pembahasan tentang makrifat jiwa. Begitu pula hal-hal yang berkaitan dengan epistemologi banyak dikaji dalam pembahasan tentang akal, objek akal, akal teoritis dan praktis, wujud pikiran, dan tolok ukur kebenaran dan kekeliruan suatu proposisi. Namun belakangan ini, di Islam, epistemologi menjadi suatu bidang disiplin baru ilmu yang mengkaji sejauh mana pengetahuan dan makrifat manusia sesuai dengan hakikat, objek luar, dan realitas eksternal.
Latar belakang hadirnya pembahasan epistemologi itu adalah karena para pemikir melihat bahwa panca indra lahir manusia yang merupakan satu-satunya alat penghubung manusia dengan realitas eksternal terkadang atau senantiasa melahirkan banyak kesalahan dan kekeliruan dalam menangkap objek luar, dengan demikian, sebagian pemikir tidak menganggap valid lagi indra lahir itu dan berupaya membangun struktur pengindraan valid yang rasional. Namun pada sisi lain, para pemikir sendiri berbeda pendapat dalam banyak persoalan mengenai akal dan rasionalitas, dan keberadaan argumentasi akal yang saling kontradiksi dalam masalah-masalah pemikiran kemudian berefek pada kelahiran aliran Sophisme yang mengingkari validitas akal dan menolak secara mutlak segala bentuk eksistensi eksternal.
Dengan alasan itu, persoalan epistemologi sangat dipandang serius sedemikian sehingga filosof Yunani, Aristoteles, berupaya menyusun kaidah-kaidah logika sebagai aturan dalam berpikir dan berargumentasi secara benar yang sampai sekarang ini masih digunakan. Lahirnya kaidah itu menjadi penyebab berkembangnya validitas akal dan indra lahir sedemikian sehingga untuk kedua kalinya berakibat memunculkan keraguan terhadap nilai akal dan indra lahir di Eropa, dan setelah Renaissance dan kemajuan ilmu empirik, lahir kembali kepercayaan kuat terhadap indra lahir yang berpuncak pada Positivisme. Pada era tersebut, epistemologi lantas menjadi suatu disiplin ilmu baru di Eropa yang dipelopori oleh Descartes (1596-1650) dan dikembangkan oleh filosof Leibniz (1646–1716) kemudian disempurnakan oleh John Locke di Inggris. (http://isyraq.wordpress.com)
Pengertian Epistemologi
Manusia dengan latar belakang, kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang berbeda mesti akan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, dari manakah saya berasal? Bagaimana terjadinya proses penciptaan alam? Apa hakikat manusia? Tolok ukur kebaikan dan keburukan bagi manusia? Apa faktor kesempurnaan jiwa manusia? Mana pemerintahan yang benar dan adil? Mengapa keadilan itu ialah baik? Pada derajat berapa air mendidih? Apakah bumi mengelilingi matahari atau sebaliknya? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain. Tuntutan fitrah manusia dan rasa ingin tahunya yang mendalam niscaya mencari jawaban dan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut dan hal-hal yang akan dihadapinya.
Pada dasarnya, manusia ingin menggapai suatu hakikat dan berupaya mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya. Manusia sangat memahami dan menyadari bahwa:
1. Hakikat itu ada dan nyata;
2. Kita bisa mengajukan pertanyaan tentang hakikat itu;
3. Hakikat itu bisa dicapai, diketahui, dan dipahami;
4. Manusia bisa memiliki ilmu, pengetahuan, dan makrifat atas hakikat itu. Akal dan pikiran manusia bisa menjawab persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan jalan menuju ilmu dan pengetahuan tidak tertutup bagi manusia.
Apabila manusia melontarkan suatu pertanyaan yang baru, misalnya bagaimana kita bisa memahami dan meyakini bahwa hakikat itu benar-benar ada? Mungkin hakikat itu memang tiada dan semuanya hanyalah bersumber dari khayalan kita belaka? Kalau pun hakikat itu ada, lantas bagaimana kita bisa meyakini bahwa apa yang kita ketahui tentang hakikat itu bersesuaian dengan hakikat eksternal itu sebagaimana adanya? Apakah kita yakin bisa menggapai hakikat dan realitas eksternal itu? Sangat mungkin pikiran kita tidak memiliki kemampuan memadai untuk mencapai hakikat sebagaimana adanya, keraguan ini akan menguat khususnya apabila kita mengamati kesalahan-kesalahan yang terjadi pada indra lahir dan kontradiksi-kontradiksi yang ada di antara para pemikir di sepanjang sejarah manusia? Persoalan-persoalan terakhir ini berbeda dengan persoalan-persoalan sebelumnya, yakni persoalan-persoalan sebelumnya berpijak pada suatu asumsi bahwa hakikat itu ada, akan tetapi pada persoalan-persoalan terakhir ini, keberadaan hakikat itu justru masih menjadi masalah yang diperdebatkan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini. Seseorang sedang melihat suatu pemandangan yang jauh dengan teropong dan melihat berbagai benda dengan bentuk-bentuk dan warna-warna yang berbeda, lantas ia meneliti benda-benda tersebut dengan melontarkan berbagai pertanyaan-pertanyaan tentangnya. Dengan perantara teropong itu sendiri, ia berupaya menjawab dan menjelaskan tentang realitas benda-benda yang dilihatnya. Namun, apabila seseorang bertanya kepadanya: Dari mana Anda yakin bahwa teropong ini memiliki ketepatan dalam menampilkan warna, bentuk, dan ukuran benda-benda tersebut? Mungkin benda-benda yang ditampakkan oleh teropong itu memiliki ukuran besar atau kecil?. Keraguan-keraguan ini akan semakin kuat dengan adanya kemungkinan kesalahan penampakan oleh teropong. Pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan keabsahan dan kebenaran yang dihasilkan oleh teropong. Dengan ungkapan lain, tidak ditanyakan tentang keberadaan realitas eksternal, akan tetapi, yang dipersoalkan adalah keabsahan teropong itu sendiri sebagai alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh.
Keraguan-keraguan tentang hakikat pikiran, persepsi-persepsi pikiran, nilai dan keabsahan pikiran, kualitas pencerapan pikiran terhdap objek dan realitas eksternal, tolok ukur kebenaran hasil pikiran, dan sejauh mana kemampuan akal-pikiran dan indra mencapai hakikat dan mencerap objek eksternal, masih merupakan persoalan-persoalan aktual dan kekinian bagi manusia. Terkadang kita mempersoalkan ilmu dan makrifat tentang benda-benda hakiki dan kenyataan eksternal, dan terkadang kita membahas tentang ilmu dan makrifat yang diperoleh oleh akal-pikiran dan indra. Semua persoalan ini dibahas dalam bidang ilmu epistemologi.
Dengan demikian, definisi epistemologi adalah suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan membahas tentang batasan, dasar dan pondasi, alat, tolok ukur, keabsahan, validitas, dan kebenaran ilmu, makrifat, dan pengetahuan manusia.
Secara bahasa Epistemologi berasal dari kata “episteme” dan “logos”, berasal dari bahasa Yunani. Episteme artinya pengetahuan (knowledge), sedangkan “logos” artinya teori. Dengan demikian epistemologi secara etimologis (Theory of Knowledge) berarti teori pengetahuan. (Sudarsono: 2001)
Epistemologi juga disebut logika, yaitu ilmu tentang pikiran. Akan tetapi, logika dibedakan menjadi dua, yaitu logika minor dan logika mayor. Logika minor mempelajari struktur berpikir dan dalil-dalilnya, seperti silogisme. Logika mayor mempelajari hal pengetahuan, kebenaran, dan kepastian yang sama dengan lingkup epistemologi.
Epistemologi juga dikaitkan bahkan disamakan dengan suatu disiplin yang disebut Critica, yaitu pengetahuan sistematik mengenai kriteria dan patokan untuk menentukan pengetahuan yang benar dan yang tidak benar. Batasan-batasan di atas nampak jelas bahwa hal-hal yang hendak diselesaikan epistemologi ialah bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, validitas pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.
Dalam rumusan lain disebutkan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari soal watak, batas-batas dan berlakunya ilmu pengetahuan; demikian rumusan yang diajukan oleh J.A.N. Mulder dalam Sudarsono (2001).
Pokok Bahasan Epistemologi
Dengan memperhatikan definisi epistemologi, bisa dikatakan bahwa tema dan pokok pengkajian epistemologi ialah ilmu, makrifat dan pengetahuan. Dalam hal ini, dua poin penting akan dijelaskan:
1) Cakupan pokok bahasan, yakni apakah subyek epistemologi adalah ilmu secara umum atau ilmu dalam pengertian khusus. Ilmu itu sendiri memiliki istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan dari ilmu itu. Istilah-istilah ilmu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Makna leksikal ilmu adalah sama dengan pengideraan secara umum dan mencakup segala hal yang hakiki, sains, teknologi, keterampilan, kemahiran, dan juga meliputi ilmu-ilmu seperti ilmu Tuhan, ilmu para malaikat, dan ilmu manusia.
b. Ilmu adalah kehadiran dan segala bentuk penyingkapan. Istilah ini digunakan dalam filsafat Islam.
c. Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu dimana berhubungan dengan ilmu logika (mantik).
d. lmu adalah pembenaran dan hukum yang meliputi kebenaran yang diyakini dan belum diyakini.
e. lmu adalah pembenaran yang diyakini.
f. Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan kenyataan dan realitas eksternal.
g. Ilmu adalah keyakinan benar yang bisa dibuktikan.
h. Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang saling bersesuaian dimana tidak berhubungan dengan masalah-masalah sejarah dan geografi.
i. Ilmu ialah gabungan proposisi-proposisi universal yang hakiki dimana tidak termasuk hal-hal yang linguistik.
j. Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang bersifat empirik.
2) Sudut pembahasan, yakni apabila subyek epistemologi adalah ilmu dan makrifat, maka dari sudut mana subyek ini dibahas, karena ilmu dan makrifat juga dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi. Sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu. Terkadang yang menjadi titik tekan adalah dari sisi hakikat keberadaan ilmu. Sisi ini menjadi salah satu pembahasan dibidang ontologi dan filsafat. Sisi pengungkapan dan kesesuian ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok kajian epistemologi. Sementara aspek penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan ilmu-ilmu sebelumnya dan faktor riil yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan adalah dibahas dalam ilmu logika. Dan ilmu psikologi mengkaji subyek ilmu dari aspek pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu ilmu. Sudut pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam tentang perbedaan-perbedaan ilmu.
Dalam epistemologi akan dikaji kesesuaian dan probabilitas pengetahuan, pembagian dan observasi ilmu, dan batasan-batasan pengetahuan. Dengan demikian, ilmu yang diartikan sebagai keumuman penyingkapan dan pengindraan adalah bisa dijadikan sebagai subyek dalam epistemologi.
Metode Epistemologi
Dengan memperhatikan definisi dan pengertian epistemologi, maka menjadi jelaslah bahwa metode ilmu ini adalah menggunakan akal dan rasio, karena untuk menjelaskan pokok-pokok bahasannya memerlukan analisa akal. Yang dimaksud metode akal di sini adalah meliputi seluruh analisa rasional dalam koridor ilmu-ilmu. Dan dari dimensi lain, untuk menguraikan sumber kajian epistemologi dan perubahan yang terjadi di sepanjang sejarah juga menggunakan metode analisa sejarah.
Hubungan Epistemologi dengan Ilmu-Ilmu Lain
a. Hubungan Epistemologi dengan Ilmu Logika. Ilmu logika adalah suatu ilmu yang mengajarkan tentang metode berpikir benar, yakni metode yang digunakan oleh akal untuk menyelami dan memahami realitas eksternal sebagaimana adanya dalam penggambaran dan pembenaran. Dengan memperhatikan definisi ini, bisa dikatakan bahwa epistemologi jika dikaitkan dengan ilmu logika dikategorikan sebagai pendahuluan dan mukadimah, karena apabila kemampuan dan validitas akal belum dikaji dan ditegaskan, maka mustahil kita membahas tentang metode akal untuk mengungkap suatu hakikat dan bahkan metode-metode yang ditetapkan oleh ilmu logika masih perlu dipertanyakan dan rekonstruksi, walhasil masih menjadi hal yang diragukan.
b. Hubungan epistemologi dengan Filsafat. Pengertian umum filsafat adalah pengenalan terhadap eksistensi (ontologi), realitas eksternal, dan hakikat keberadaan. Sementara filsafat dalam pengertian khusus (metafisika) adalah membahas kaidah-kaidah umum tentang eksistensi. Dalam dua pengertian tersebut, telah diasumsikan mengenai kemampuan, kodrat, dan validitas akal dalam memahami hakikat dan realitas eksternal. Jadi, epistemologi dan ilmu logika merupakan mukadimah bagi filsafat.
c. Hubungan epistemologi dengan Teologi dan ilmu tafsir. Ilmu kalam (teologi) ialah suatu ilmu yang menjabarkan proposisi-proposisi teks suci agama dan penyusunan argumentasi demi mempertahankan peran dan posisi agama. Ilmu tafsir adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan metode penafsiran kitab suci. Jadi, epistemologi berperan sentral sebagai alat penting bagi kedua ilmu tersebut, khususnya pembahasan yang terkait dengan kontradiksi ilmu dan agama, atau akal dan agama, atau pengkajian seputar pluralisme dan hermeneutik, karena akar pembahasan ini terkait langsung dengan pembahasan epistemologi.
Urgensi Epistemologi
Jika kita perhatikan definisi epistemologi dan hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya, maka jelaslah mengenai urgensi kajian epistemologi, terkhusus lagi apabila kita menyimak ruang pemikiran dan budaya yang ada serta kritikan, keraguan, dan persoalan inti yang dimunculkan seputar keyakinan agama dan dasar-dasar etika, fiqih, penafsiran, dan hak-hak asasi manusia dimana sentral dari semua pembahasan tersebut berpijak pada epistemologi.
Hubungan epistemologi dengan persoalan politik adalah hal yang juga tak bisa disangkal dan saling terkait. Plato berkata pada penguasa Yunani ketika itu, “Anda tidak layak memerintah, karena Anda bukan seorang hakim (filosof).” Dan juga berkaitan dengan pemerintahan Islam bisa dikatakan bahwa karena manusia tak bisa memahami hakikat dirinya sendiri sebagaimana yang semestinya, maka penetapan hukum hanya berada ditangan Tuhan, dan para ulama yang adil adalah wakil Tuhan yang memiliki hak memerintah. Pada sisi lain, sebagian beranggapan bahwa makrifat agama adalah bukan bagian dari ilmu, dan untuk memerintah mesti dibutuhkan ilmu politik dan pemerintahan, sementara kaum ulama tersebut tak menguasainya, dengan demikian, mereka tidak berhak memerintah.
Pembahasan seperti tersebut di atas membuktikan kepada kita pentingnya pengkajian epistemologi dan konklusi-konklusinya, dan dari aspek lain, begitu banyak ayat al-Quran berkaitan dengan argumentasi akal, memotivasi manusia untuk menggapai ilmu dan makrifat, dan menolak segala bentuk keraguan. Semua kenyataan ini berarti bahwa pencapaian keyakinan dan kebenaran adalah sangat mungkin dengan perantaraan akal dan argumentasi rasional, dan jika ada orang yang ragu atas realitas ini, maka minimalnya ia harus menerimanya untuk menjawab segala bentuk kritikan.
Perbedaan hakiki manusia dan hewan terletak pada potensi akal-pikiran. Rahasia kemanusiaan manusia adalah bahwa ia mesti menjadi maujud yang berakal dan mengaplikasikan kekuatan akal dalam semua segmen kehidupannya serta seluruh kehendak dan iradahnya terwujud melalui pancaran petunjuk akal. Hal ini berarti bahwa jika akal dan rasionalitasnya dipisahkan dari kehidupannya, maka yang tertinggal hanyalah sifat kehewannya, dengan demikian, segala dinamika hidupnya berasal dari kecenderungan hewaninya.
Manusia ialah maujud yang berakal dan seluruh aktivitasnya dinapasi oleh akal dan pengetahuan, maka dari itu, suatu rangkaian persoalan yang prinsipil menjadi terkonstruksi dengan tujuan untuk mencarikan solusi atas segala permasalahan yang timbul berkaitan dengan pengetahuan dan akal manusia, dimana hal itu merupakan pembatas substansial antara iadengan hewan.
Yang pasti, jawaban atas segala persoalan mendasar niscaya dengan upaya-upaya rasional dan filosofis, karena ilmu-ilmu alam dan matematika tidak mampu memberikan solusi komprehensif dan universal atasnya. Karena telah jelas urgensi upaya rasional untuk kehidupan hakiki manusia, maka persoalan yang kemudian muncul ialah apakah akal manusia mampu menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut? Jika nilai dan validitas pengenalan akal belum ditegaskan, maka tidaklah berguna pengakuan akal dalam mengajukan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi manusia, dan keraguan akan senantiasa bersama manusia bahwa apakah akal telah memberikan solusi yang benar atas perkara-perkara tersebut? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah inti pembahasan epistemologi. Dengan begitu, sebelum melangkah ke arah upaya-upaya rasional dan filosofis, langkah pertama yang mesti diambil adalah membedah persoalan-persoalan epistemologi.
Dengan ungkapan lain, apabila kita merujuk kepada daftar isi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, misalnya persoalan tentang keberadaan realitas eksternal dan kemungkinan terjalinnya hubungan manusia dengan realitas eksternal itu, maka akan menjadi jelas bagi kita bahwa epistemologi merupakan pemberi validitas dan nilai kepada seluruh pemikiran filsafat dan penemuan ilmiah manusia sedemikian sehingga kalau persoalan-persoalan yang berhubungan dengan ilmu dan pengetahuan tersebut belumlah menjadi jelas, maka tak satu pun pemikiran filsafat manusia dan penemuan ilmiah yang akan bernilai, karena semua aliran filsafat dan ilmu mengaku telah berhasil mengungkap hakikat alam, manusia, dan rahasia fenomena eksistensial lainnya.
Berkenaan dengan urgensi epistemologi, kami akan kutip ungkapan seorang pemikir dan filosof Islam kontemporer asal Iran, Murthada Muthahhari, ia berkata “Pada era ini kita menyaksikan keberadaan aliran-aliran filsafat sosial dan ideologi yang berbeda dimana masing-masingnya mengusulkan suatu jalan dan solusi hidup. Aliran-aliran ini memiliki sandaran pemikiran yang bersaing satu sama lain untuk merebut pengaruh. Muncul suatu pertanyaan, mengapa aliran-aliran dan ideologi-ideologi tersebut memiliki perbedaan? Jawabannya, penyebab lahirnya perbedaan-perbedaan tersebut terletak pada perbedaan pandangan dunianya (word view) masing-masing. Hal ini karena, semua ideologi berpijak pada pandangan dunia dan setiap pandangan dunia tertentu akan menghadirkan ideologi dan aliran sosial tertentu pula. Ideologi menentukan apa yang mesti dilakukan oleh manusia dan mengajukan bagaimana metode mencapai tujuan itu. Ideologi menyatakan kepada kita bagaimana hidup semestinya. Mengapa ideologi mengarahkan kita? Karena pandangan dunia menegaskan suatu hukum yang mesti diterapkan pada masyarakat dan sekaligus menentukan arah dan tujuan hidup masyarakat. Apa yang ditentukan oleh pandangan dunia, itu pula yang akan diikuti oleh ideologi. Ideologi seperti filsafat praktis, sedangkan pandangan dunia menempati filsafat teoritis. Filsafat praktis bergantung kepada filsafat teoritis. Mengapa suatu ideologi berpijak pada materialisme dan ideologi lainnya bersandar pada teisme? Perbedaan pandangan dunia tersebut pada hakikatnya bersumber dari perbedaan dasar-dasar pengenalan, pengetahuan, dan epistemologi. “
Sejarah Epistemologi
Dimulai pada zaman Yunani kuno, ketika orang mulai mempertanyakan secara sadar mengenai pengetahuan dan merasakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang amat penting yang dapat menentukan hidup dan kehidupan manusia.
Zaman Romawi tidak begitu banyak menunjukkan perkembangan pemikiran mendasar sistematik mengenai pengetahuan. Hal itu terjadi karena alam pikiran Romawi adalah alam pikiran yang sifatnya lebih pragmatis dan ideologis.
Masuknya agama Nasrani ke Eropa memacu perkembangan epistemologi lebih lanjut, dari sinilah tumbuh Rasionalisme, Empirisme, Idealisme, dan Positivisme yang kesemuanya memberikan perhatian yang amat besar terhadap problem pengetahuan.
Apabila kita membagi perjalanan sejarah filsafat Barat dalam tiga zaman tertentu (Yunani kuno, abad pertengahan, dan modern) dan menempatkan Yunani kuno sebagai awal dimulainya filsafat Barat, maka secara implisit bisa dikatakan bahwa pada zaman itu juga lahir epistemologi. Pembahasan-pembahasan yang dilontarkan oleh kaum Sophis dan filosof-filosof pada zaman itu mengandung poin-poin kajian yang penting dalam epistemologi.
Hal yang mesti digaris bawahi ialah pada zaman Yunani kuno dan abad pertengahan epistemologi merupakan salah satu bagian dari pembahasan filsafat, akan tetapi, dalam kajian filsafat pasca itu epistemologi menjadi inti kajian filsafat dan hal-hal yang berkaitan dengan ontologi dikaji secara sekunder. Dan epistemologi setelah Renaissance dan Descartes mengalami suatu perubahan baru.
Perjalanan historis epistemologi dalam filsafat Islam dan Barat memiliki perbedaan bentuk dan arah. Perjalanan historis epistemologi dalam filsafat barat ke arah skeptisisme dan relativisme. Skeptisisme diwakili oleh pemikiran David Hume, sementara relativsime nampak pada pemikiran Immanuel Kant. (http://isyraq.wordpress.com/2007)
Sementara perjalanan sejarah epistemologi di dalam filsafat Islam mengalami suatu proses yang menyempurna dan berhasil menjawab segala bentuk keraguan dan kritikan atas epistemologi. Konstruksi pemikiran filsafat Islam sedemikian kuat dan sistimatis sehingga mampu memberikan solusi universal yang mendasar atas persoalan yang terkait dengan epistemologi. Pembahasan yang berhubungan dengan pembagian ilmu, yakni ilmu dibagi menjadi gagasan/konsepsi (at-tashawwur) dan penegasan (at-tashdiq), dan hal yang terkait dengan kategori-kategori kedua filsafat. Walaupun masih dibutuhkan langkah-langkah besar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan partikular yang mendetail di dalam epistemologi.
Kebenaran Pengetahuan
Jika seseorang mempermasalahkan dan ingin membuktikan apakah pengetahuan itu bernilai benar, menurut para ahli epostemologi dan ahli filsafat, pada umumnya untuk membuktikan bahwa pengetahuan bernilai benar, seseorang menganalisis terlebih dahulu cara, sikap dan sarana yang digunakan untuk membangun suatu pengetahuan. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang kebenaran (Surajiyo, 2005) antara lain sebagai berikut:
1. Teori kebenaran saling Berkesesuaian
Berdasarkan teori pengetahuan Aristoteles yang menyatakan bahwa kebenaran itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya.

2. Teori kebenaran berdasarkan Arti
Berdasarkan teori kebenaran semantiknya Bertrand Russell, bahwa kebenaran (proposisi) itu ditinjau dari segi arti atau maknanya.
3. Teori kebenaran berdasarkan konsisten
Menurut teori ini, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
4. Teori kebenaran berdasarkan pragmatik.
Yang dimaksud dengan teori ini ialah bahwa benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.
5. Teori kebenaran berdasarkan koheren
Berdasarkan teori koherennya Kattsoff dalam bukunya Element of Philosophy, bahwa suatu proposisi itu benar, apabila berhubungan dengan ide-ide dari proposisi terdahulu yang benar.
6. Teori kebenaran Logis yang berlebihan
Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Ayer, bahwa problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan berakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebernarannya memiliki derajat logis yang sama masing-masing saling melingkupi.
7. Teori skeptivisme, suatu kebenaran dicari ilmiah dan tidak ada kebenaran yang lengkap.
8. Teori kebenaran non-deskripsi. Teori yang dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme, yang menyatakan bahwa suatu statemen atau pernyataan mempunyai nilai benar amat tergantung peran dan fungsi dari pada pernyataan itu.
Sedangkan nilai-nilai kebenaran itu bertingkat-bertingkat, sebagaimana yang telah diuraikan oleh Andi Hakim Nasution dalam bukunya Pengantar ke Filsafat Sains, bahwa kebenaran mempunyai tiga tingkatan, yaitu haq al-yaqin, ‘ain al-yaqin, dan ‘ilm al-yaqin. Adapun kebenaran menurut Anshari dalam Surajiyo (2005) mempunyai empat tingkatan, yaitu: 1) kebenaran wahyu, 2) kebenaran spekulatif filsafat, 3) kebenaran positif ilmu pengetahuan dan 4) kebenaran pengetahuan biasa.
Pengetahuan yang dibawa wahyu diyakini bersifat absolut dan mutlak benar, sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui akal bersifat relatif, mungkin benar dan mungkin salah. Jadi, apa yang diyakini atas dasar pemikiran mungkin saja tidak benar karena ada sesuatu di dalam nalar kita yang salah. Demikian pula apa yang kita yakini karena kita amati belum tentu benar karena penglihatan kita mungkin saja mengalami penyimpangan. Karena itu, kebenaran mutlak hanya ada pada Tuhan. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan selalu berubah-rubah dan berkembang.
Terjadinya Pengetahuan
Menurut Made Pidarta (1997) ada lima sumber pengetahuan: 1) Otoritas, yang terdapat dalam enseklopedi, buku teks yang baik, rumus, dan tabel; 2) Common sense, yang ada pada adat dan tradisi; 3) Intuisi yang berkaitan dengan perasaan; 4) Pikiran untuk menyimpulkan hasil pengalaman; 5) Pengalaman yang terkontrol untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.
Vauger menyatakan bahwa titik tolak penyelidikan epistemologi adalah situasi kita, yaitu kejadian. Kita sadar bahwa kita mempunyai pengetahuan lalu kita berusaha untuk pada saatnya kita harus memberikan pengetahuan dengan menerangkan dan mempertanggungjawabkan apakah pengetahuan kita benar dalam arti mempunyai isi.
Hal ini menumbuhkannya rasionalisme yang secara kritis adalah mempermasalahkan dasar-dasar pikiran yang bersifat mitos. Menurut Popper, tahapan ini penting dalam sejarah berpikir manusia yang menyebabkan ditinggalkannya tradisi yang bersifat doktrin yang bersifat majemuk yang masing-masing mencoba menentukan kebenaran secara analisis yang bersifat majemuk yang masing-masing mencoba menemukan kebenaran secara analisis yang bersifat kritis. Dengan demikian berkembanglah metode eksperimen yang merupakan jembatan antara penjelasan teoritis yang hidup di alam rasional dengan pembuktian yang dilakukan secara empiris. Pengembangan metode eksperimen yang berasal dari Timur ini mempunyai pengaruh penting terhadap cara berpikir manusia, sebab dengan demikian berbagai penjelasan teoritis dapat diuji, apakah sesuai dengan kenyataan empiris atau tidak. Dengan demikian berkembanglah metode ilmiah yang menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif.
Jadi dapat diartikan secara epistemologi ada dua tahap cara mendapatkan pengetahuan, yaitu secara teoritis, dengan mempergunakan semua pengetahuan ilmiah (ilmu) yang telah dikumpulkan manusia selama ini (ini baru dugaan atau hipotesis). Selanjutnya pembuktian (teori dengan kenyataan).
Metode Ilmiah
Landasan epistemologi ilmu adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan secara ilmiah yang disebut ilmu atau pengetahuan ilmiah. Metode ilmiah dalam prosesnya menemukan pengetahuan terdiri dari atas beberapa langkah tertentu yang semuanya kait mengkait satu sama lain secara dinamis, sampai kepada kesimpulan yang benar. Metode ilmiah merupakan sintesis antara berpikir rasional dan bertumpu pada data empiris. Secara rasional, ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, secara empiris ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta dari yang tidak.
Metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuatnya. Sebaliknya bila ternyata bahwa sebuah pengetahuan ilmiah yang baru adalah benar, maka pernyataan yang terkandung dalam pengetahuan ini dapat dipergunakan sebagai premis baru, yang bila kemudian ternyata dibenarkan dalam proses pengujian akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang baru.
Langkah-langkah kegiatan berpikir ilmiah:
1. Penemuan atau penentuan masalah secara sadar
2. Perumusan kerangka permasalahan
3. Menyusun kerangka penjelasan
4. Pengajuan hipotesis
5. Pengujian hipotesis
6. Deduksi dari hipotesis
7. Pembuktian dari hipotesis
8. Penerimaan hipotesis
9. Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah

Penutup
Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan pengetahuan. Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta/kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya.

Kepustakaan

Nasoetion, Andi Hakim, 1988. Pengantar ke Filsafat Sains. Jakarta: Litera Antarnusa.

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta.

Sudarsono. 2001. Ilmu Filsafat “Suatu Pengantar”. Jakarta: Rineka Cipta.

http://isyraq.wordpress.com/2007/08/28/epistemologi teori ilmu-pengetahuan/

TIGA HAKEKAT BANGUN OLAHRAGA NASIONAL

Share

Hari Olahraga Nasional ke 22 diperingati pemerintah Kabupaten Sambas dengan melaksanakan upacara dan senam massal. Kegiatan dilaksanakan di Kantor Bupati Sambas, Jum'at (9/9), dipimpin langsung Wakil Bupati Sambas Prabasa Anantatur. Prabasa membacakan sambutan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga RI menyatakan tiga hakekat pembangunan olahraga nasional harus dapat diimplementasikan ke depannya.
"Berpijak pada tema, secara filosofis tiga hakekat pembangunan dan pengembangan olahraga nasional hendaknya dimaknai sekaligus diimplementasikan membangun dan mengembangkan olahraga nasional ke depan" kata dia. Lanjut wabup, mengenai tiga hakekat tersebut, pertama memasyrakatkan budaya gerak dengan olahraga sebagai media merupakan wadah mencapai tujuan meningkatkan pola hidup sehat. "Tercapainya pola hidup sehat, secara langsung atau tidak langsung akan berkolerasi terhadap peningkatan kebugaran jasmani masyarakat sehingga panji olahraga sebagai sebuah gerakan nasional tercipta," imbuhnya. Dia mengungkapkan tentunya jika panji olahraga sesuai harapan akan lahir gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. "Hakekat kedua, ambil hikmah memperingati hari olahraga mengevaluasi pengembangan olahraga kita beberapa tahun terakhir. Misalnya pemberdayaan pembelajaran olahraga sebagai media pembibitan dan pemassalan penerapan maupun prestasi olahraga nasional berbasiskan iptek," papar dia. Filosofi ketiga dikemukakannya, manfaat pembangunan olahraga membangun citra bangsa dan negara dimata internasional. "Saya harap pembangunan pengembangan olahraga tidak saja mengangkat harkat martabat bangsa, tapi juga sebagai media menggerakkan ekonomi kerakyatan , jasa, serta industri olahraga, menanamkan nilai kebersamaan, jati diri dan perdamaian bangsa tentunya," pesan dia. Peringatan yang dikumandangkan dua dasawarsa lalu, tepatnya 9 september 1984 tersebut, dihadiri muspida, dinas, badan serta instansi vertikal maupun pelajar dilanjutkan senam masal kesegaran jasmani. "Jadikan peringatan ini sebagai aktivitas media pengkajian konprehensif pembinaan dan pengembangan olahraga nasional untuk diaktualisasikan dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia masa depan," pungkas dia. (riq)< Hari Olahraga Nasional ke 22 diperingati pemerintah Kabupaten Sambas dengan melaksanakan upacara dan senam massal. Kegiatan dilaksanakan di Kantor Bupati Sambas, Jum'at (9/9), dipimpin langsung Wakil Bupati Sambas Prabasa Anantatur. Prabasa membacakan sambutan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga RI menyatakan tiga hakekat pembangunan olahraga nasional harus dapat diimplementasikan ke depannya. "Berpijak pada tema, secara filosofis tiga hakekat pembangunan dan pengembangan olahraga nasional hendaknya dimaknai sekaligus diimplementasikan membangun dan mengembangkan olahraga nasional ke depan" kata dia. Lanjut wabup, mengenai tiga hakekat tersebut, pertama memasyrakatkan budaya gerak dengan olahraga sebagai media merupakan wadah mencapai tujuan meningkatkan pola hidup sehat. "Tercapainya pola hidup sehat, secara langsung atau tidak langsung akan berkolerasi terhadap peningkatan kebugaran jasmani masyarakat sehingga panji olahraga sebagai sebuah gerakan nasional tercipta," imbuhnya. Dia mengungkapkan tentunya jika panji olahraga sesuai harapan akan lahir gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. "Hakekat kedua, ambil hikmah memperingati hari olahraga mengevaluasi pengembangan olahraga kita beberapa tahun terakhir. Misalnya pemberdayaan pembelajaran olahraga sebagai media pembibitan dan pemassalan penerapan maupun prestasi olahraga nasional berbasiskan iptek," papar dia. Filosofi ketiga dikemukakannya, manfaat pembangunan olahraga membangun citra bangsa dan negara dimata internasional. "Saya harap pembangunan pengembangan olahraga tidak saja mengangkat harkat martabat bangsa, tapi juga sebagai media menggerakkan ekonomi kerakyatan , jasa, serta industri olahraga, menanamkan nilai kebersamaan, jati diri dan perdamaian bangsa tentunya," pesan dia. Peringatan yang dikumandangkan dua dasawarsa lalu, tepatnya 9 september 1984 tersebut, dihadiri muspida, dinas, badan serta instansi vertikal maupun pelajar dilanjutkan senam masal kesegaran jasmani. "Jadikan peringatan ini sebagai aktivitas media pengkajian konprehensif pembinaan dan pengembangan olahraga nasional untuk diaktualisasikan dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia masa depan," pungkas dia.

Rabu, 13 Oktober 2010

OTAK KITA TIDAK PERLU SEMUA DATA

Share

Bagaimana otak kita bekerja ?
Otak manusia sering disetarakan dengan komputer sebagai pengolah data dan informasi. Komputer memerlukan data yang bersih dan benar sebelum diproses. Dengan isitilah GIGO (Garbage In Garbage Out). Kalau masukannya salah keluarannya juga salah.
Tetapi Otak Manusia tidak begitu ! Otak manusia bisa melakukan GI EO (Garbage In - Excellent Out)

Banyak penelitian menarik tentang cara kerja otak. Salah satu tujuan mengerti cara kerja otak ini adalah untuk memberikan manfaat supaya manusia bekerja lebih efisien. Karena otak memiliki cara tersendiri dalam mengolah data dan informasi yang masuk kedalamnya.

CPU yang memiliki cara kerja tersendiri.

Otak ini memang bekerja bagaikan sebuah CPU (Central Processing Unit) dari sebuah komputer. Cara kerjanya memiliki kesamaan. Tentunya sudah banyak penelitian menarik tentang cara kerja otak manusia. Salah satu yang dibawah ini memperlihatkan bagaimana otak mengolah informasi yang masuk, dimana seringkali tidak benar ataupun tidak lengkap.
Namun kemampuan otak ini sangat mengagumkan. Otak tidak memerlukan seluruh data yang diterima ini harus 100% benar dan akurat. Bahkan banyak kesalahan yang akan “dimaafkan” oleh otak. Data yang tidak lengkap pun dapat dicerna dengan cara enkripsi yang unik !

Hanya perlu setengah

Otak hanya memerlukan setengah dari data sudah cukup untuk menangkap makna. Dengan demikian kita dapat mengefisienkan kerja kita dengan mengetahui cara kerja otak. Dengan mengetahui cara kerjanya maka kita dapat ngakali supaya kerja kita lebih efisien dan efektif.

Baca tulisan diatas, mestinya kau bisa baca
Coba lihat gambar atau tulisan disebalah ini. Tanpa memberikan keseluruhan huruf mestinya anda bisa membacanya kan ? Otak akan berusaha menebak-nebak apa kira-kira tulisan disebelah ini

Dengan mekanisme enkripsi yang unik inilah otak manusia akan mencoba mengerti makna dari grafis-grafis yang ada.
Coba bandingkan dengan yang dibawah ini.

Mana yang lebih mudah dibaca ? Yang atas atau yang bawah

Setengah dibawah akan lebih mempersulit mengetahui isi dari tulisan. Namun dengan menebak-nebak-pun mungkin otak kita masih mampu menangkap maknanya.

Kenapa demikian ?

Otak selalu mencoba mencari-cari makna berdasarkan atas memory yang sudah ada didalamnya. Otak manusia ini sejatinya tidak malas. Otak selalu mencoba mencari-cari makna berdasarkan memory atau data yang sudah ada didalamya. Dan otak akan berusaha mencocokannya.

“Pakdhe kenapa kita hanya perlu melihat yang diatas ya Pakdhe ?”

“Makanya kalau jadi orang pingin top itu harus tinggi, thole”

:Hallah, Pakdhe aja juga pendek kok, Tetapi kalau begitu mendingan pakai topi ketimbang pakai sepatu ya Pakdhe ?”

Orang asing atau orang yang tidak pernah mengetahui bahasa Indonesia tentunya akan lebih sulit mengetahui isi tulisan ini, karena tidak ada dalam memorinya. Misalnya yang saya tulis itu bahasa jerman, tentunya bagi yang tidak pernah belajar bahasa Jerman juga kesulitan.
Dengan demikian semakin banyak isi otak ini dengan memasukkan data misalnya membaca, semakin banyak otak memiliki informasi. Sehingga dengan indormasi didalam otak akan semakin mudah kita belajar hal yang baru.

:( “Ooo, jadi maksudte Pakdhe diminta tiap hari baca dongengan disini, gitu ? “

“Maksud loh ?”
Hanya ujung yang diperlukan ?

Bisa dibaca, kan ?

Bagaimana dengan tulisan disebalah ini ? Mungkin pernah mendapatkan tulisan atau artikel yang mirip dengan hal ini, kan ?

Nah apa yang kita pelajari dari sini ?

Ternyata dalam mengolah informasi otak manusia lebih mementingkan atau memerlukan bagian atas, bagian depan dan bagian akhir. Bagian tengah boleh saja ancur-ancuran. Otak akan berusaha mengolahnya berdasarkan memory yang sudah ada.

"Msalie kwoe dudu wnog Jwoo, nek mcoo tluiasn snig iki yo ora negtri."
"Saloe oemktu mnugikn ora dwue mmeroi snig inise ukroo-uokro iki."

"Deze woorden zijn in Nederlandse taal, kunt u niet dit woord begrijpen"

“Whadduh Pakdhe yang terakhir ini emang salah ketik atau ngawur ?"

“Kalau kamu bisa ngomong Londo ya kamu ngerti dengan mudah, Thole”
Aplikasinya ?

“Hiya Pakdhe, trus buat apa sih kalau sudah tahu ini ?”
Nah kalau kita akan mengikuti interview kerja, atau kita akan melakukan presentasi konsentrasikan lebih banyak pada : Penampilan bagian atas. Buatlah pendahuluan dan kesimpulan (Introduction and Conclusion) semenarik mungkin.
Juga kalau kamu terburu-buru atau merasa ngga cukup waktu, maka konsentrasikan saja pada bagian pendahuluannya serta kesimpulan. Yang tengah salah-salah dikit ngga papa. Dont sweat with the detail in the middle !

Hal-hal sederhana diatas itulah yang akan diingat-ingat oleh orang lain atau peserta presentasi anda. Mereka tidak akan ingat apa saja detil isi dari presentasi anda di bagian tengah. Mereka bahkan lupa atau tidak tahu bahwa anda melakukan kesalahan di bagian tengah tadi.

Jumlah perkataan dalam bahasa Indonesia itu mungkin terbatas. Tetapi dengan mengkombinasikan kata-kata itulah muncul pengetahuan-pengetahuan baru. Dengan demikian mudah dimengerti bahwa semakin banyak isi memori di dalam otak kita, semakin mudah kita mempelajari hal yang baru. Karena setiap kali kita membaca dan belajar ada tambahan-tambahan memori yang menjadikan perbendaharaan kata-kata baru yang akan saling melengkapi.

Pandangan pertama ini sangat menentukan !
Dalam proses wawancara kerja, seseorang interviewer (pewawancara) yang canggih rata-rata hanya memerlukan 3 menit untuk mengetahui tentang diri anda. Satu jam selebihnya hanya meyakinkan apakah impresi 3 menitnya memang benar.

Tulisan ini diambil dari alamat : http://rovicky.wordpress.com

Sabtu, 09 Oktober 2010

AKIBAT KURANG TIDUR

Share

BEBERAPA hari belakangan nech saya sering banged tidur larut malem,, Karena terkadang saya susah tidur,, daripada bengong2, ya saya ngenet dech, ujung2nya saya malah tidur makin malem karena kalo dah ngenet suka lupa waktu,,,
Karena pengen tau akibat dari kurang tidur, maka dari disini saya menemukan ini nech :
Menurut penelitian orang dewasa membutuhkan tidur selama delapan jam dalam satu hari. Jumlah ini akan bervariasi dari satu orang ke orang lain tergantung jumlah kegiatan yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan pada 48 orang dewasa sehat yang berumur 21 sampai 38 tahun, usia dimana paling dikaitkan dengan kekurangan tidur akibat tuntutan pekerjaan.
Kekurangan tidur mungkin tidak terlalu berpengaruh pada penampilan rutinitas sepanjang hari namun dapat memicu masalah fisik seperti:
Obesitas: Tidur memegang peranan dalam kemampuan tubuh untuk mengeluarkan neurohormon karena ketika jumlah pengeluaran hormon menurun, kesempatan bertambah berat badan meningkat.
Tekanan darah: Tekanan darah secara alami akan turun selama tidur. Namun akibat kekurangan tidur dapat memicu hipertensi dan masalah kardiovaskular.
Diabetes: Kemampuan tubuh menggunakan insulin dapat terganggu akibat kekurangan tidur sehingga memicu diabetes.
Menurut National Sleep Foundation dalam sebuah polling tahun 2002 di Amerika ditemukan sebanyak 47 juta orang dewasa tidak mendapatkan jumlah minimal tidur yang mereka butuhkan setiap malam.
Walah, ternyata kurang tidur ituh dapat menyebabkan berbagai penyakit lho,, malah saya pernah denger juga tuh kalo kurang tidur bisa menimbulkan penyakit Alzheimer

Rabu, 06 Oktober 2010

CINTA

Share

Empat Tanda Cinta Sejati

Anda dapat menemukan seseorang yang benar-benar sangat cocok untuk dijadikan pasangan hidup dan bahkan memilikinya lebih dari satu dalam hidup Anda. Tetapi kemudian bagaimana Anda benar-benar mengetahuinya dengan yakin?

Berikut bantuan untuk meyakinkan keputusan hubungan Anda:



Ungkapkan keinginan dan mengapa menginginkannya?

Anda harus memiliki kejelasan tidak hanya tentang apa yang Anda ingin dari cinta, tetapi apa yang diinginkan dalam hidup dengan pasangan Anda. Segera setelah mengetahui itu, Anda akan yakin telah masuk dalam suatu hubungan dengan tujuan dan visi yang jelas seperti apa hubungan Anda dengan dia. Menentukan kriteria akan membantu terhindar dari kesulitan terlibat dengan seseorang yang tidak cocok bagi Anda.



Ukur romantisme Anda

Meskipun kedengarannya basi, buatlah daftar harapan pasangan ideal Anda. Isi dengan keinginan pasangan sempurna, istimewa tetapi realistis. Semakin banyak Anda tahu apa yang cocok bagi Anda, semakin mudah menangkap momen kapan dia bisa berjalan bersama Anda.



Cintai diri sendiri

Ada pepatah lama mengatakan: “Anda tidak akan bisa membahagiakan orang lain sampai Anda membahagiakan diri sendiri.” Hal ini tidak hanya akan membantu pada saat bertemu dengan seseorang yang baru tetapi juga membantu Anda memulai hubungan pada saat yang tepat.



Jadilah yang terbaik

Cinta bukan hanya sekedar mencari seseorang yang akan membuat Anda bahagia. Kecocokan akan menghasilkan yang terbaik- mungkin seseorang yang akan membuat Anda menjadi orang yang bahagia dan lebih produktif.



Cara terbaik untuk menemukan cinta sejati adalah pintar-pintarlah memilih seseorang dan jelas mengapa Anda memilihnya.





Tawa Bisa Bikin Jatuh Cinta



Cara Anda tertawa, bisa membuat orang lain suka dan timbul rasa cinta. Oleh sebab itu, pandai-pandailah mengatur tawa.

Begitu kata dan saran pakar relationship. Katanya, bila Anda sedang berusaha menarik perhatian lawan jenis, cobalah tertawa. Sebab, tertawa ternyata memainkan peranan penting dalam suatu hubungan.



Jo-Anne Bachorowski, asisten profesor psikologi, Maria Smoski, dan Michael J. Owren, profesor dari Universitas Cornell, menemukan bahwa manusia memiliki suara tawa yang bervariasi.



Tak hanya itu, studi yang dilakukan terhadap 120 mahasiswa Universitas Vanderbilt, diketahui, ternyata suara tawa bisa menarik perhatian orang. Bila kita bisa mengolahnya, tawa dapat menimbulkan rasa cinta.

"Tentunya, suara tawa tergantung pada jenis kelamin. Tapi daya tariknya sangat ditentukan situasi dan kondisi orang itu dan lingkungan sekitar --termasuk siapa yang diajak tertawa," jelas Bachorowski.



"Kami melihat, tertawa sangat efektif --seperti halnya tatapan mata. Dan nyatanya, tanpa disadari, banyak orang yang menggunakan trik tertawa untuk menunjukkan kondisi emosional dan cara merespons sesuatu," imbuhnya.



Bikin orang jadi naksir

Sebenarnya, tawa lebih dari sekedar bumbu pembicaraan. Kita bisa memanfaatkan tawa untuk mengontrol keadaan emosi seseorang --dan diri sendiri, tentunya. Dan nyatanya, banyak orang tertarik pada si murah senyum.



"Bila orang sudah tertarik akan kemurahan senyum Anda, maka Anda bisa membuatnya lebih tertarik --atau dibikin biasa-biasa saja, dengan mengatur nada dan intonasi tawa."



Konon, bila Anda wanita, maka cara terbaik untuk mengoyak pertahanan pria adalah dengan tertawa pada nada agak tinggi disertai gerakan tangan di sekitar dada.



Sebaliknya untuk pria. Konon, wanita lebih tertarik pada pria yang pandai menekan suara tawanya hingga terdengar lebih rendah. Dengan terdengar lebih 'beradab', pria bisa meredam pikiran negatif wanita terhadapnya.





10 Tips Menemukan dan Memelihara Hubungan Asmara



1. Jangan jatuh cinta dengan seseorang yang sangat berpotensi. Terlalu banyak pria dan wanita yang memilih teman atau tinggal dalam hubungan dengan harapan bahwa orang lain akan berubah.

Jujurlah dan jadilah diri sendiri dan bertanya: "Dapatkah saya mencintai orang ini dengan cara yang sebenarnya dimana mereka sekarang tanpa harapan untuk berubah?" jika tidak, carilah yang lain.



2. Jangan memusingkan nafsu birahi. Dalam perasaan yang terburu-buru, orang melakukan hubungan seksual akan menciptakan suatu keintiman yang salah, yang akan menuju kekecewaan.

Sisihkan waktu untuk menciptakan hubungan emosional yang asli dan membiarkan hubungan seksual yang penuh gairah tumbuh.



3. Jangan mengabaikan keputusasaan untuk memiliki suatu hubungan. Misalnya, jika dia membuat suatu pernyataan seperti "Saya tidak melaksanakan komitmen dengan benar," Percayailah dia.

Tanya pada diri sendiri, "Apakah orang ini bersedia secara emosional dan situsioanal?" (Orang cenderung untuk menghabiskan waktu untuk hobinya kemudian baru pasangannya).



4. Jangan mengasumsikan teman Anda secara "fisik" mengetahui apa yang Anda inginkan dan butuhkan.

Bertanggung jawab untuk mengungkapkan perasaan Anda dan saling membutuhkan satu sama lain. Ini akan menghindari konflik dan hubungan emosional yang dalam diantara Anda.



5. Terima pasangan Anda apa adanya. Ketika pasangan memasuki tahap bulan madu, mereka sering merasa puas satu sama lain.

Teruskan untuk melakukan hal romantis satu sama lain dalam setiap hubungan, tidak hanya di tahap awal. Misalnya, buatlah "date night " sekali seminggu.



6. Bersikaplah empatik terhadap pasangan Anda. Sisihkan beberapa saat rencana Anda dan perhatikan pasangan Anda untuk memahami pemikirannya. Memahami dan mensyahkan perasaan pasangan Anda tidak berarti Anda harus setuju dengan mereka. Jika tidak hal ini berarti Anda harus menyerahkan pada kebutuhan Anda sendiri. Sering kali, perasaan memahami akan berarti lebih untuk pasangan Anda dibanding menjadi benar atau memenangkan pertarungan.



7. Fokuskan pada apa yang Anda sukai dari pasangan Anda dan apa yang telah mereka lakukan dengan benar- alih-alih tentang kesalahan mereka.



8. Kekasih Anda kembali. Orang yang mencintai Anda kembali. Anda tidak akan terlibat dengan seseorang yang akan mencintai Anda.



9. Anda tidak merasa Anda berjalan diatas kulit telur. Jika Anda memiliki perasaan yang kuat dalam perut Anda, itu bukan cinta, melainkan Anda mencoba untuk mendapatkan persetujuan.



10. Hubungan yang sehat akan meningkatkan penghargaan diri.



Untuk mendapatkan hubungan yang harmonis, setiap pasangan perlu untuk mengekspos diri mereka sendiri. Hubungan yang sehat terjadi ketika kedua pasangan merasakan aman untuk menyatakan diri mereka sebenarnya terhadap masing-masing.





Say It with Flowers...

Say it with flowers, itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk mengungkapkan sesuatu pada seseorang. Bungalah yang selalu mewakili perasaan kita terhadap seseorang yang kita kasihi.

Dari generasi kegenerasi, wanita yang selalu dicintai selalu menerima hadiah bunga. Bunga sebagai bagian dari flora merupakan simbol kehidupan dan keindahan, sehingga ketika menerima, wanita tidak hanya merasa bergetar dan tersanjung, merekapun merasa cantik dan sangat istimewa. Memberikan bunga pada orang yang dikasihi akan meningkatkan rasa sayang pada Anda, dan membuatnya masih sangat berarti dalam hidup Anda.

Umumnya, bunga diberikan dalam suasana istimewa dan untuk meminta maaf, tetapi waktu terbaik untuk memberikan bunga adalah ketika tidak ada alasan apapun. Jika Anda membeli bunga hanya karena Anda menginginkannya mengetahui bahwa Anda mencintai dan memikirnya terus menerus, ia akan merasa lebih terkesan, dan menghormati lebih dari sebelumnya. Inti memberikan "surprise" (dalam suasana yang tidak istimewa) akan menambah suasana baru dalam hubungan Anda.

Berikut beberapa bunga yang dengan arti:

*

Bunga anyelir Penuh pesona
*

Bunga krisan Persahabatan
*

Bunga aster Cinta yang setia
*

Bunga kaca piring Cinta terpendam
*

Bunga bungur Keindahan
*

Bunga anggrek Cinta dan keindahan
*

Bunga mawar "Saya tak bisa hidup tanpamu"
*

Bunga mawar (sedikit duri) Cinta pandangan pertama
*

Bunga tulip Cinta yang sempurna
*

Bunga violet Kebajikan

Ada beberapa cara menyampaikan bunga pada pasangan Anda. Ingat, apapun yang Anda lakukan, tujuan Anda adalah membuatnya terkesan. Cara terbaik adalah menunjukkan pada dunia bahwa ia adalah pendamping hidup Anda.



Berikan sendiri



Mengapa Anda tidak membeli bunga dan membawanya langsung?Anda dapat membantu menempatkanya dalam air . Atau membawanya ke tempat kerja dan menunjukkan pada semua rekan kerjanya bahwa Anda bukan hanya seorang yang baik tapi betapa beruntunganya Anda memilikinya.



Spesial delivery



Menyampaikan bunga melalui delivery sementara Anda berada di tempatnya dan Anda melihat ia terkejut ketika membaca kartu ucapan, ia tidak hanya merasakan sejuta rasa, tetapi iapun ingin membuat Anda hal yang sama.



Apapun alasannya, kirim ia bunga sekarang untuk menunjukkan bahwa Anda mencintai dan menghormatinya lebih dari orang lain.





Berubah Demi Pacar: Kudu !?



Banyak orang yang rela berubah demi kekasihnya. Entah karena diminta, atau keinginan sendiri. Bagaimana dengan Anda?

Berubah menjadi pribadi yang lebih baik, jelas tak masalah. Malah, Cindy Haynes dalam The Book of Change, justru menyarankannya. Apalagi kalau didasari kesadaran pribadi.

"Berubah atau (tepatnya) kompromi demi kekasih, akan berdampak baik bagi hubungan. Apalagi bila perubahan itu positif dan memberi inspirasi bagi berdua. Tak ada salahnya, koq!" kata Haynes.

Lalu, perubahan seperti apa yang bisa dibilang positif dan memberi inspirasi?

Penampilan, seperti bila Anda dituntut tampil anggun dan seksi, padahal Anda adalah pribadi yang casual. Jangan frustasi, tapi coba temukan sisi baru yang tak pernah Anda rasakan. Kompromikan, sebatas mana Anda bisa merubahnya. Paling tidak, Anda nggak perlu berubah total.

Berat badan. Wajar jika dia konsen pada berat badan. Pasalnya, selain nggak enak dipandang, terlalu kurus atau terlalu 'ndut' itu tanda orang kurang sehat. Jangan tersinggung, tapi pikirkan sisi positifnya, kecuali Anda merasa nyaman dengan bobot tubuh sekarang.

Merubah sifat. Ini yang paling susah, karena sifat itu udah bawaan. Tapi bila dia membawa Anda ke arah yang lebih baik, kenapa tidak? Apalagi jika (kata teman), Anda punya sederet sifat "jelek", seperti pemarah, pendendam, atau pemalas. Oke, kan kalau bisa diubah?

Lebih smart. Maksudnya tentu bukan karena Anda bodoh, tapi dia akan merasa lebih bangga jika Anda bisa 'lebih' pintar. Ini bisa menambah semangat Anda untuk tampil sebagai pribadi yang lebih berkualitas. Sama sekali bukan perubahan yang buruk bukan?

Intinya, sejauh perubahan yang dituntutnya berdampak baik, kita perlu pertimbangkan. Toh, bukan cuma untuk kebaikan hubungan asmara, tapi untuk kita juga! Ehm, kalo cinta semakin lekat, asyik kan...?





Romantis Berarti Mesra ?



Konon, cewek lebih menyukai hal-hal romantis ketimbang pria. Tapi sebenarnya, apa arti romantisme bagi Anda?

Ada banyak definisi romantis atau romantisme. Yang jelas, kata Robert Billingham, professor dari Indiana University, AS, romantisme itu bukan sekedar belaian lembut, kata-kata manis, kerlingan mata, dan sekota cokelat atau segudang pujian.

"Bagi wanita, romantis adalah refleksi kepercayaan terhadap pasangannya," kata Billingham. "Seorang wanita akan menyadari, keintiman seksual melibatkan kerelaan untuk ‘menyerahkan diri’. Itu dilakukan karena dia percaya pada pasangannya."

Romantisme wanita biasanya mengandung emosional. Seorang pelacur akan berkata, hubungan seks yang dilakukan bersama pacarnya, berbeda dengan yang dilakukan bersama pelanggannya. "Ketika ‘bekerja’, pelacur tak mempunyai keterikatan emosional."

Sementara bagi pria, bersikap romantis lebih mengarah pada rasa kasih, sayang, provider dan protektor. "Ketika bersikap romantis, pria sebenarnya ingin mengatakan aku sayang kamu dan tak bermaksud jahat, maka percayalah padaku," ujar Billingham.

Tapi sayang, sedikit sekali pria yang melibatkan emosi dan kepercayaan dalam romantisme. Hal itu menyebabkan rasa kasih, sayang dan proteksi yang ingin disampaikan, kadang tak sampai tujuan. Menurut Billingham, pria lebih mengutamakan gairah dan seks dalam romantisme.

Kenapa begitu? Seorang neurolog, Dr. James Olds menjelaskan, hal itu disebabkan oleh perbedaan struktur biologis dan seks antara pria dan wanita. "Itulah kenapa pria dan wanita memandang romantisme dari kacamata yang berbeda," ujar Olds, dari George Mason University, Virginia, AS.

Jelasnya, "Pria memiliki persediaan sperma yang mungkin tak terbatas dan secara biologis, mereka telah terprogram untuk ‘menyebarkan benih-benih itu’. Dengan begitu, mereka hanya akan menganggap romantis bila seseorang mau menjadi tempat penyebaran benihnya."





Berkorban Demi Cinta ?



Atas nama cinta, banyak orang yang "bela-belain" berkorban apa saja. Tujuannya satu, agar pasangan bahagia. Tapi, haruskah sampai begitu?

Konon, cewek mengklaim dirinya sebagai pihak yang paling banyak berkorban untuk pria. Sementara, banyak pula arjuna yang merasa telah "berkorban" dan telaten merawat cintanya.

Terlepas dari pihak mana yang paling banyak berkorban, psikoterapis Dr. Laura Schlessinger, di Los Angeles, AS, menilai "berkorban" adalah hal terbodoh yang dilakukan orang.

Tentu, Schlessinger tak bermaksud mengajak kita untuk menjadi orang egois, dan tak pedulian. Buktinya, dia menyarankan kita untuk tetap bersabar dan menjunjung tinggi toleransi.

Seimbang. Konon pula, wanita memiliki kadar toleransi dan kesabaran yang lebih tinggi dibanding pria. Mungkin itulah sebabnya, wanita menjadi pihak yang lebih banyak berkorban atau mengalah.

Nyatanya, "Banyak wanita yang merasa harus berkorban. Bahkan, tak sedikit wanita merasa bahagia atas pengorbanannya. Padahal, kondisi itu, jauh dari sebuah hubungan sehat."

Padahal, kebahagiaan sejati itu hanya bisa diperoleh jika ada keseimbangan. "Jadi, bukan hanya wanita saja atau pria saja yang harus berkorban. Tapi harus dua-duanya."

`Dalam porsi tertentu, berkorban atau mengalah akan sangat membantu sebuah hubungan. Tapi bila dibiarkan terus-terusan, kondisi itu bisa terbalik menjadi bom waktu, yang siap meledak kapan saja.

Jadi, jangan pernah takut untuk menegosiasikan setiap kondisi atau masalah yang dihadapi. Hal itu bisa menjadi pelajaran toleransi bagi pasangan, dan pelajaran otorisasi bagi Anda.





Bila Asmara di Titik Jenuh



Cepat atau lambat, akan tiba saatnya hubungan asmara mencapai titik jenuh. Maka siapkan diri menghadapinya. Bila kala mencapai titik ini, maka segala yang terjadi akan nampak monoton dan so boring. Hubungan terasa 'dingin' dan hambar. Bila ini terjadi, apa yang harus dilakukan?

Nita Tucker dalam How not to screw it up, punya tips khusus untuk mengatasinya. Kembali ke masa lalu dan mengenang saat-saat indah jatuh cinta dulu, bisa menghangatkan kembali asmara Anda.

*

Telusuri kembali kisah cinta Anda dengan membuka album lama, atau membaca surat-surat cinta saat masih pacaran. Ungkapkan saat-saat indah itu dalam kata-kata.
*

Tanyakan pada pasangan, apa yang dulu membuatnya tertarik pada Anda. Hal itu bisa menggugah ingatan dan kembali menggetarkan hati Anda.
*

Jika masih ingat saat pertama kali dia mengungkapkan cinta, tak ada salahnya dirayakan dengan nonton film berdua dan dinner. Dampaknya, akan sangat terasa.

Atau, Anda bisa mengikuti saran Dan Zevin dalam The Nearly-Wed Handbook:



*

Berkumpul dengan teman-teman sebaya yang masih lajang, bisa menambah kehangatan. Dengarkan kisah-kisah mereka, dan Anda akan lebih menghargai kehadiran pasangan.
*

Tinggal terpisah untuk sementara waktu juga akan sangat membantu. Bukan untuk melarikan diri, tapi untuk menyadari keberadaan pasangan. Rasakan indahnya rindu tanpa pasangan disisi Anda.

Semua usaha itu akan membakar kembali api cinta yang nyaris padam. So, jangan biarkan cinta Anda menjadi dingin.

Anda pernah mengalaminya?





Cara Mendapatkan Romantisme



Romantis adalah suatu perasaan hati yang membuat kita merasakan apa yang kita inginkan. Apakah itu berdansa dengan seseorang yang Anda cintai dibawah kelip-kelip bintang atau mengedipkan mata ketika Anda bertemu pandangan dengannya.



Romantis dapat membuat dunia nampak menjadi miliki berdua-setidaknya saat itu. Tetapi didunia saat ini dimana urusan datang tiada akhir, mungkin akan sulit untuk mencari waktu untuk menurutkan kata hati dalam waktu yang sempit.



Seringkali pasangan sibuk dengan anak-anak perlu memahami bahwa posisi anak mereka berada setelah pasangan tersebut. Kebahagian anak disandarkan pada hubungan yang dimiliki orang tua mereka masing-masing.



Bagi mereka yang merasa romantis, jangan merasa kehilangan harapan. Romantis menekankan pada pentingnya komunikasi dalam setiap hubungan dan pasangan seharusnya secara rutin bertemu disuatu tempat untuk berbicara. Berikut beberapa saran bagi mereka yang memiliki waktu terbatas.



Sisihkan waktu-Jadikan hubungan Anda menjadi prioritas.



Berkencan di waktu yang tidak biasa-Apakah Anda seorang yang telah menikah atau belum, berkencan saat makan pagi, diantara makan pagi dan makan siang atau saling bertemu untuk hanya sekedar minum setelah bekerja. dapat memelihara hubungan walau hanya sebentar.



Menyewa pembantu-Biarkan pekerjaan rumah untuk sementara pembantu yang menyelesaikan, Anda dapat dengan leluasa untuk melakukan hal-hal romantis bersama-sama.



Habiskan waktu sendiri bersama-sama-Hal ini penting untuk menghubungkan kembali dengan pasangan Anda dan biarkan ia mengetahui apa yang sedang terjadi dalam hidup Anda. Pergi keluar dan lakukan sesuatu bersama.



Setiap orang bisa romantis. Mereka akan memperhatikan orang yang dicintai lebih atau mungkin sama dari diri mereka sendiri. Hanya perlu sedikit kreatif dan usaha untuk memiliki ide romantis dalam hubungan Anda.





5 Cara Hindari Romantisme Membosankan



Apakah Anda pernah memperhatikan berapa banyak orang membiarkan hubungan mereka menjadi basi dan jatuh kedalam kebosanan? Mungkin, Anda berada dalam situasi seperti ini, Keadaan iini akan sangat sulit untuk dipecahkan. Tetapi berikut lima hal yang dapat Anda lakukan untuk menghindari kebosanan dan menjaga romantisme tetap hidup dalam hubungan Anda.



Ungkapkan cinta

Selalu katakan pada pasangan Anda bahwa Anda mencintainya. Ungkapan, “aku cinta kamu” ini bukan hanya mengatakan kata-kata saja, juga mengenai cara Anda mengatakannya. Kreatiflah dan ingat bahwa tindakan berbicara akan lebih keras dari kata-kata.



Komunikasi

Satu dari cakupan yang paling banyak dibicarakan dalam suatu hubungan adalah komunikasi. Kurang komunikasi akan membunuh hubungan sehingga sangatlah penting untuk menyisihkan setidaknya waktu setiap hari untuk berbicara dengan pasangan Anda. Komunikasi bahkan sangat tidak masalah apakah yang Anda bicarakan, sepanjang Anda membicarakan sesuatu. Segera Anda akan menemukan bahwa Anda memiliki banyak untuk dikatakan.



Jujur pada hubungan

Ini mungkin nampak sedikit aneh, karena keuntungannya sangat tidak jelas. Ketika Anda melakukan sesuatu yang salah pada pasangan Anda, tidak masalah apakah mereka pernah mengetahuinya. Kenyataannya, Anda telah melakukan perubahan dan menciptakan jarak antara Anda berdua. Tetapi lakukan sesuatu terhadap pasangan Anda, dan Anda segera akan menemukan diri Anda dalam suatu spiral yang menurun.



Jangan terlalu menghakimi pasangan Anda

Sebaliknya dari atas adalah menyadari bahwa setiap orang dapat berbuat kesalahan. Jika pasangan Anda telah melakukan kesalahan, duduk dengan tenang dan lihat apakah itu adalah sesuatu yang Anda dapat lakukan. Terlalu sering dan cepat Anda menyalahkan setiap kesalahan akin menimbulkan reaksi yang mendalam. Reaksi yang mendalam dapat memicu penyesalan dikemudian hari.



Tambah sedikit romantisme setiap hari

Menjadi romantis tidaklah sulit dan dapat dilakukan dalam banyak cara. Sangat penting, setidaknya Anda melakukan suatu tindakan romantis setiap hari secara spontan atau dilakukan menurut kreatif dan selera Anda.





Sampaikan Sesuatu yang Manis Melalui Telinga Kiri!



Jika Anda ingin mengungkapkan bahwa Anda mencintai seseorang, Anda sebaiknya menyampaikannya melalui telinga mereka sebelah kiri, ungkap sebuah penelitian baru.



Seseorang akan nampak lebih mengingat kata-kata emosional seperti "cinta", jika mereka mendengarnya melalui telinga kiri, suatu penelitian oleh para ahli ilmu jiwa di Sam Houston State University, Texas.



Hal ini berarti bahwa jika sesuatu yang baik didengar melalui telinga kanan, mereka cenderung lebih mudah melupakan.



Para peneliti mengatakan bahwa penemuannya dapat dijelaskan oleh fakta bahwa telinga kiri dikontrol oleh otak sebelah kanan, yang bertangung jawab untuk proses hal-hal emosional.



"Penemuan ini konsisten dengan peranan otak sebelah kanan dalam memproses rangsangan emosional," ungkap Dr. Teow-Chong dalam pernyataannya di Kongres Psikologi Eropa, yang digelar minggu ini.



Penelitian Sim melibatkan 26 orang yang mendengarkan kata-kata berbeda melalui ke dua telinga dalam waktu yang sama. Kata-kata disusun dari kata-kata emosional seperti "depresi" sampai kata-kata non emosional seperti "menggabung".



Setelah latihan, para partisipan ditanya sejumlah kata-kata yang mereka telah dengar.



Para peneliti menemukan bahwa partisipan memiliki ingatan yang lebih kuat terhadap kata-kata emosional yang mereka telah dengar melalui telinga sebelah kiri. Pengulangan yang sama melalui telinga sebelah kanan tidak sekuat yang disampaikan melalui telinga sebelah kanan.





8 Alasan Butuh Sex Lebih



Siapa bilang hubungan seks hanya memberi menikamatan? Berikut ini kami sajikan beberapa hasil studi tentang manfaat lain dari seks.

*

Saat bercinta, wanita akan memproduksi hormon estrogen dua kali lebih besar. Seperti diketahui, hormon itu bagus untuk kesehatan rambut dan kulit.
*

Hubungan seks sering disertai keringat. Itu artinya, metabolisme tubuh dirangsang untuk bekerja dengan baik. Tahukah Anda, keringat bertugas membuang zat racun dari dalam tubuh?
*

Bercinta selama 26 menit [sampai orgasme], sama dengan jogging atau renang 20 putaran, yang bisa membakar kalori dari separo pizza reguler. Hal ini baik untuk diet, bukan?
*

Hubungan seks yang dilakukan suka sama suka, akan memacu pelepasan andhorpin ke darah. Itulah kenapa tubuh terasa ringan dan menyenangkan saat bercinta. Tapi, selain itu, ternyata andhorpin baik untuk mengurangi depresi.
*

Hormon oxytocin yang dikeluarkan sesaat setelah orgasme, adalah obat penenang paling aman. Jangan heran bila Anda merasa mengantuk, setelah berhubungan intim. Kalau oxytocin datang, susah tidur pun hilang.
*

Seks biasanya tanpa disertai ciuman terasa hambar. Tanpa diduga, ternyata ciuman yang dilakukan, baik untuk merangsang produksi saliva, yang berguna untuk mempertahankan keasaman mulut dan memberantas bakteri. Dengan begitu, sakit gigi dan bau mulut pun terhindar.
*

Berhubungan intim selama 20 menit [tak termasuk foreplay], baik untuk melatih kerja kardiovaskular untuk memperlancar aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh, termasuk otak. Dengan begitu, selain jantung bertambah kuat, sakit kepala pun hilang.
*

Semakin sering melakukan seks, semakin banyak produksi antihistamine tubuh. Dengan begitu, tubuh akan terbiasa bekerja keras dan hal ini bermanfaat bagi daya tahan tubuh. Tapi, antihistamine juga baik untuk melancarkan pernapasan, lho.

Tentu, agar hasilnya maksimal, hubungan intim sebaiknya hanya dilakukan secara aman bersama pasangan resmi.





Intim Bukan Hanya Sekedar Seks



Keintiman digunakan sebagai ungkapan penghalus suatu hubungan seksual, para psikolog sangat mengenal bahwa keintiman merupakan bagian krusial dari semua hubungan penting kita. Ini adalah faktor yang memberikan suatu hubungan menjadi dalam, bermakna dan penuh dengan nilai-nilai pribadi.



Jika kita begitu sangat membutuhkan keintiman, mengapa kemudian keintiman begitu sulit dicapai? Halangan paling besar saat ini adalah waktu, dan kurangnya perangkat, ujar Susan Prosser , seorang kounseler dan psikolog untuk Counselling and Education di Ottawa. Keintiman menuntut komitmen waktu yang banyak, diantara kita memilikinya lebih dari dua atau tiga hubungan intim.



Halangan lain mungkin ketakutan, dengan membiarkan orang lain tahu apa yang terjadi pada diri kita beresiko menjadi bahan ejekan, dan penolakan. Karenanya, mengapa kita kadang-kadang mencari situasi yang nampak intim tetapi biasanya tidak.



Kesalahan konsep utama bahwa keintiman hanya diperlukan dalam hubungan Anda dengan pasangan Anda. Tetapi pandangan pria dan wanita sering berbeda, ujar Jayne Weatherbe, seorang ahli therapi dari the Family Therapy Institute of Vancouver Island. Jika ide keintiman pada pria itu adalah menonton acara TV kesayangan bersama istri sedangakan istrinya berbelanja bersama, keduanya mungkin akan kecewa jika mereka tidak memiliki orang lain untuk memenuhi keinginan mereka.



“Untuk mendapatkan semua kebutuhan intim dengan yang dipenuhi oleh seorang pasangan biasanya sangat membebani pada perkawinan. Sangat bahaya bagi seseorang memiliki hubungan yang penuh arti . Seseorang yang tidak dalam hubungan serius masih dapat mengalami sangat intim dalam hidup mereka.”



Anggapan keliru lain adalah jika keintiman tidak dicapai dengan mudah, kita ada dalam hubungan yang salah. Tetapi mencapai dan memelihara keintiman memerlukan kerja dan ini adalah sebuah proses. Biasanya jika kita lebih dekat pada orang lain, kita akan merasa canggung, dan menjauh.



Kesalahan konsep ketiga adalah bahwa keintiman merupakan masalah wanita, buka pria. Sebenarnya, keintiman adalah persyaratan manusia mendasar, tetapi masyarakat belum memberikan kesempatan pria untuk menunjukkan.