Nuansa syahdu alam semesta mengalun bersama tangisan-tangisan manusia yang begitu memilukan hati. Entah apa yang sedang terjadi di negara kita ini. Bencana alam yang terus menerpa, dimulai dari tsunami di Aceh, banjir bandang di berbagai daerah, longsor, gempa bumi, dan sebagainya, secara tidak langsung telah memberikan peringatan kepada bangsa kita yang kian hari kian terpuruk. Entah mengapa, seiring dengan bencana alam yang terus menerpa bangsa ini, masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, dan di berbagai bidang lainnya terus meningkat.
Korupsi yang tak kunjung henti seakan menjadi sebuah pertanda bahwa bangsa ini memang sudah tak bermoral. Bagaimana tidak, di balik tangisan-tangisan pilu para korban bencana alam masih ada saja sebagian kelompok yang lebih mementingkan kepentingan diri mereka sendiri daripada kepentingan orang lain. Dimanakah nurani bangsa ini??? Apakah ia tersembunyi di balik luasnya langit yang tiada bertepi itu? Ataukah mengalir bersama air mata yang telah tertetes itu???Entahlah.
Seharusnya kita sadar bahwa adanya bencana alam yang terus menerpa merupakan indikasi kemurkaan Tuhan terhadap bangsa ini. Namun di balik kemurkaan itu, Tuhan ingin mengajari kita tentang arti kepedulian, tentang perlunya kebersamaan, yang semakin lama tidak tercirikan oleh bangsa ini. Entah mengapa bangsa ini tidak mengerti akan arti yang diindikasikan itu. Bangsa ini sibuk dengan pertengkaran-pertengkaran yang tak pernah berakhir. Ya ..., bangsa ini bisa dikatakan mempunyai kebiasaan membenturkan kepalanya ke tembok. Bangsa ini telah salah dalam menyikapi perbedaan dan menjadikannya sebagai sesuatu yang terus dipermasalahkan dan diperdebatkan. Dan hal ini telah memecah belah ummat. Padahal Allah telah berfirman dalam Surat Al-Imran ayat 13 : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu(masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk“. Dari ayat tersebut terindikasikan bahwa kita telah kembali ke masa Jahiliyah dan kita telah kufur terhadap nikmat Allah. Perbedaan adalah nikmat, dan pada dasarnya semua manusia itu sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya.“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal“(Q.S Al-Hujurat :13).
Bangsa Indonesia mayoritas beragama Islam. Namun, tampaknya bangsa ini adalah Negara Islam yang paling banyak melanggar nilai keIslaman itu sendiri. Maraknya pornografi di Indonesia semakin menjadi-jadi, apalagi setelah terbitnya Majalah Playboy yang merupakan icon pornografi di dunia. Selain masalah-masalah eksternal tsb, ummat Islam juga mengalami masalah-masalah internal. Rasulullah pernah berkata bahwa ummat islam akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya 1 golonganlah yang benar, yaitu yang mengikuti Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi, hal ini tampaknya telah salah diartikan oleh ummat Islam. Masing-masing kelompok mengklaim dirinya lah yang benar, dan tak jarang pula kafir mengkafirkan kelompok/mazhab yang lainnya. Na’udzubillahi min dzalik. Padahal Allah sangat membenci kaum yang suka memvonis. Ya ..., mungkin bangsa kita saat ini telah kehilangan nuraninya. Mungkin karena dunia telah menyilaukan mata kita semua, hingga kita tak mampu melihat dunia yang sesungguhnya, dunia yang akan ada setelah dunia ini berakhir. Ya ..., mata hati ini telah terkelilingi oleh setan-setan yang selalu membisikkan kemungkaran, hingga kita tidak bisa melihat apa yang seharusnya terlihat.
Bangsa ini tengah terpuruk. Namun yakinlah bahwa setelah keterpurukan akan ada kebangkitan. Entah apakah kita yang akan membangun imperialisme kebangkitan itu? Ataukah generasi yang akan menggantikan kita? Yang pasti, orang-orang yang akan membangun kebangkitan itu adalah orang-orang yang berkarakter cinta, selalu tegas terhadap kekafiran, dan tak pernah takut dicela oleh orang-orang yang suka mencela, seperti yang terisyaratkan dalam surat Al-Maidah ayat 54 : “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kamu murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mu’min dan keras terhadap yang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” Apakah kita dudah termasuk di dalamya??? Tanyakanlah pada nuranimu ..........
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar,namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.