Siapa yang memerdekakan negeri
ini?
Bung Karno-kah? Bung Hatta? Atau
bung yang lainnya ?
Atau para pejuang yang bertempur
hidup mati melawan penjajah?
Atau siapa?
Siapa membuat merdeka negeri yang
konon katanya tongkat bisa jadi tanaman?
Pertanyaannya jadi bukan siapa,
tapi benarkah kita merdeka?
Manusia sudah diberikan
kemerdekaan oleh Alloh SWT semenjak diturunkannya para Nabi dan Rosul. Manusia
terbebas dari belenggu penjajahan iblis dan setan yang menyesatkan manusia
menyuruh mereka menghamba kepada patung yang apalah itu namanya.
Kita sudah diberikan kemerdekaan
di bawah naungan Islam, peduli apakah manusia itu muslim atau yang bukan.
DI bawah naungan Islam, masyarakat suatu negeri betul-betul merasakan
indahnya merdeka.
Jadi sekarang, coba lihat ketika
teks proklamasi dibacakan kita mengklaim telah merdeka.
Tapi belum satu dasawarsa
berlalu, ketika sistem demokrasi terpimpin sampai era para begundal
pemuja Karl Marx yang bernama PKI diberi kekuasaan kita kembali terjajah.
Lalu berakhirnya kekuasaan Orla,
lahirlah Orba. Optimisme untuk perbaikan nasib mencuat.
32 tahun, orba berkuasa
kemerdekaan hanya direalisasikan berdasarkan pembangunan fisik yang kopong,
kita kembali terjajah.
Era orba berakhir dengan penuh
kontroversi, lalu muncul era reformasi yang masih diklaim eksis sampai
sekarang. Harapan perbaikan kembali lahir. Tapi yang terjadi?
Masih Terjajah! Ketika Freeport,
Natuna, Cepu dan blok-blok sumberdaya alam lainnya diberikan wewenang
kepada orang asing yang dan orang-orang yang tidak amanah. Rendahnya
kemampuan hidup masyarakat, krisis moral di kalangan masyarakat
diperparah dengan fitnah isu-isu ideologis. Korupsi merajalela,
rakyat kecil makin nelangsa…
Kita masih terjajah!
Bukan Amerika yang mengambil alih sistem ekonomi kita, bukan Cina yang
menguasai pasar kita, bukan pula Israel yang diam-diam menjalin
hubungan gelap dengan pengusaha kelas kakap negeri ini. Bukan hanya salah mereka..
Kita Punya Pilihan… Seperti Alloh
SWT memberikan pilihan hidup kepada Hambanya, umat Islam sebagai mayoritas
punya kekuatan untuk menentukan pilihan, ya. Kita punya pilihan
meninggalkan kekacauan ini dan hijrah kepada Islam secara kaffah. Seperti
zaman dahulu, zaman dimana tidak perlu ada Undang-Undang pembagian zona maksiat
dan zona alim seperti sekarang terjadi.
Yeah..Pilihan itu ada di tangan
kita, di tangan lo di tangan gue. Di tangan kita semua!
Jika kita betul-betul mau merdeka
seutuhnya, sudah saatnya merealisasikan perbuatan dan tindakan menuju
kehidupan Islam yang membuat semuanya lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar,namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.