Prestasi yang diperoleh oleh
tujuh murid Sekolah Dasar (SD) swasta Al-Azhar Bukit Apit Puhun, Kota
Bukittinggi, layak diacungi jempol. Betapa tidak, tujuh orang muridnya
mendapatkan nilai rata-rata 10,00 pada hasil Ujian Nasional (UN) 2013
untuk tingkat SD.
”Nilai reward untuk masing-masing murid berbeda, tergantung dari hasil nilai mereka,” ujarnya.
Hal itu pula yang menempatkan
SD Al-Azhar Bukittinggi, berada di peringkat kedua hasil UN tertinggi
di Sumatera Barat, serta peringkat teratas untuk Kota Bukittinggi.
Ketujuh murid itu, adalah Ainul Nabilla Hesyana, Muhammad Rizky
Ananda, Muhammad Robianando Putra Awe.
Berikut, Nadhil Ihsan
Satriya, Nandini Luthfiya, Salsabilla, dan Shollatunnisa Putri De
Tasya. Dari tiga bidang studi yang diujikan pada UN, diantaranya Bahasa
Indonesia, Matematika dan IPA, masing-masingnya mendapat nilai 10,00
dengan demikian, totalnya adalah 30,00.
Dari 66 murid peserta UN
tingkat SD se-Sumbar, yang sama-sama memperoleh nilai rata-rata 10,00,
dimana tujuh diantara berasal dari SD Al-Azhar Bukittinggi. Hasil ini
sangat mengejutkan sebagian besar kalangan pendidikan, khusnya di Kota
Bukittinggi.
Sebab, sekolah yang
berlokasikan di Jalan TDR Parak Konsi, Bukit Apit itu, berada di
pinggir kelurahan dan jauh dari pusat kota, bahkan tidak seorang pun
gurunya dari kalangan PNS. Sekaligus berarti, ketujuh murid tersbut
menjawab semua soal dengan benar, tanpa ada salah.
Sekolah yang dibangun semenjak
tahun 1993 ini, pada tahun-tahun sebelumnya, belum pernah meraih
prestasi hasil UN tertinggi. Namun pada tahun 2013 ini, mendadak SD
Al-Azhar menggulingkan prestasi SD teladan atau SD percontohan
lainnya, khususya di Bukittinggi.
Keberhasil itu, menurut Kepala
SD Swasta Al-Azhar Bukittinggi, Gantino Habibi, berkat kerja keras dan
sinergi antara guru dan orangtua murid. “Strategi yang kami lakukan,
setiap hari, minimal ada waktu satu jam bagi guru-guru untuk melakukan
evaluasi,” katanya, Senin (10/6).
Evaluasi itu, terutama
terhadap kelemahan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Khusus
untuk guru-guru yang mengajar di kelas enam, setiap harinya membuat 40
soal perhari untuk dibahas di kelas, serta membahas soal-soal tahun
sebelumnya yang diprediksi akan ke luar kembali.
Kecuali itu, pihak sekolah juga
membentuk iklim yang harmonis dan saling akrab antara guru dan murid,
sehingga tidak seorang pun murid SD Al-Azhar yang mendapat perlakuan
kurang terpuji dari guru. Bahkan dari sekitar 200 orang murid, 45 orang
diantaranya merupakan anak berkebutuhan khusus.
”Dari beberapa strategi yang
kami lakukan, InsyaAllah tidak ada seorang anakpun yang meledek atau
mencemeeh anak yang berkebutuhan khusus tersebut. Kami memang menjaga
suasana sekolah agar tercipta senyaman mungkin,”jelas Gantino Habibi.
Atas prestasi yang diraih SD
Al-Azhar Bukittinggi itu, Ketua Yayasan H. Muhardi Rajab, mengatakan,
pihak yayasan dan sekolah memberikan reward (penghargaan) berupa uang
tunai kepada 20 peserta UN dari SD Al-Azhar, dengan total sebesar Rp7
juta.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar,namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.