Seorang atlet biasanya memiliki kecerdasan kinestetik, dan Dzaky Fadhlurrahman adalah anak yang tergolong unggul dalam kecerdasan ini. Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas, seperti; menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.
Dzaky Fadhlurrahman adalah peraih medali emas dalam ajang Olimpiade Olahraga Nasional Siswa (O2SN) pada cabang pencak silat tunggal putra untuk tingkat SMP. Prestasi belajar siswa SMPN 239 Lenteng Agung yang akrab dipanggil Zaki ini memang tidak begitu mencuat. Meski demikian ia tidak pernah tinggal kelas. Dari kecil Zaki memang bercita-cita menjadi seorang atlet pencak silat.
Putra dari pasangan Suyoto dan Wartini ini sudah dua kali meraih medali emas untuk cabang olahraga Silat. Pada O2SN tahun 2008, Zaki menyumbangkan perolehan medali emas bagi provinsi DKI Jakarta untuk cabang pencak silat tingkat SD. Dalam O2SN di Palembang ini ia kembali mendulang kesuksesan. Pengalaman juara di tingkat SD tidak lantas membuatnya lebih mudah mengungguli para pesilat lainnya. Sebab persaingan semakin ketat. Dilihat dari catatan waktu 3.00 menit dan poin 458 yang dibuatnya pada pertandingan final itu sama persis dengan perolehan I komang Andra Putra yang memperoleh juara kedua. Beruntung Zaki unggul beberapa point dalam nilai kejujuran.
Capaian terebut adalah hasil kerja keras dan kesungguhan Zaki.
“Saya itu latihan setiap hari dengan keras dan sungguh-sungguh. Terus juga berkat dukungan dan doa orang tua saya bisa menang,” ujarnya (13/7) di GOR Universitas IBA Palembang.
Dzaky Fadhlurrahman bertekad untuk terus maju dan menorehkan prestasi dalam even-even yang lebih besar.
“Saya ingin jadi atlet yang sukses dalam kejuaraan besar seperti Sea Games,” tandasnya.