Natural, Informative And Educative

Natural, Informative And Educative
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE 75, SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA, MARHABAN YA MUHARRAM. SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU ISLAM 1442 H" Mohon maaf lahir batin

Senin, 27 Desember 2010

HARIMAU MALAYA DATANG, GARUDA SIAP MENERKAM

Share


EPISOD malam tadi lebih terarah kepada cerita sang Garuda bagai patah sayap dan pulang dengan mimpi apabila Harimau Malaya mengganas ketika Stadium Nasional, Bukit Jalil menjadi saksi skuad pasukan Malaysia tampil apik  membungkam Timnas Garuda Indonesia 3-0 dalam final pertama Piala Suzuki AFF. Kemenangan penting itu meletakkan skuad bimbingan K Rajagobal di ambang sejarah untuk menjuarai piala AFF itu buat kali pertama biarpun perlu mengharungi 90 menit lagi dalam permainan bertandang di Gelora Bung Karno, Rabu 29 Desember 2010. Mohd Safee Sali sekali lagi meledak dengan dua gol pada menit ke-60 dan 72 sekaligus mengulangi sentuhan tajam ketika membantu Malaysia menundukkan Vietnam 2-0 dalam leg pertama semifinal yang lalu.

Apapun, malam tadi yang terjadi biarlah terjadi, karena semuanya sudah keburu terjadi. Yang pasti dan perlu di ingat, pasukan Garuda akan membuktikan kalo kami memang jago kandang! Garuda akan menerkam Harimau Malaya 4-0 dan menerbangkannya ke udara. Ayo Garuda, sergap dan terkam Harimau Malaya.  Sayapmu akan kembali utuh dan siap mengepak kembali siap menerkam mu!

Rabu, 22 Desember 2010

Keutamaan dan Kasih Sayang Ibu

Share

Hikam: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan perkataan "ah", dan janganlah kamu membentak mereka. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23).
Dari Abu Hurairah, dia berkata, telah dating kepada Rasulullah saw, seorang laki-laki lalu bertanya:, "Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu" dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ayahmu". (HR Muslim)
Dari isi Hadist terlihat betapa Allah melalui Rasulullah menilai besarnya pengorbanan orang tua kita terutama Ibu. Apa yang sudah ibu berikan kepada anaknya tidak dapat dibandingkan dengan apapun di dunia ini.
Orang tua, terutama ibu harus selalu kita hormati sepanjang hidup kita. Walaupun itu bukan orang tua kita sendiri. Kalau kita menghormati semua orang tua, berarti kita menghormati orang tua kita. Begitu juga bila kita memaki orang tua yang bukan orang tua kandung, maka berarti kita memaki orang tua kita sendiri.
Memuliakan orang tua kita bukan dengan memberinya harta yang berlimpah. Tetapi akhlak yang baik dari anak-anaknya sudah membuat orang tua kita damai dan senang. Harta tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan akhlak yang baik.
Kita sebagai anak harus memohon, berjuang sekuatnya kepada Allah bila orang tua kita belum mendapat hidayah dari Allah. Dan kita harus selalu menerima segala kekurangan orang tua kita dengan lapang dada. (imm
Disarikan;dari KUMPULAN TAUSYIAH Aa GYM

PUISI UNTUKMU IBU...
Hari ini aku sangat rindu pada ibu. entah kenapa.
di sela-sela berjalannya kuliah,  ku ambil handphone, mulai ku pencet tombol-tombolnya, dan kukirimkan pertanyaan pada ibu “ibu sedang apa??” , tak lama berselang lima menit, ada balasan, balasan dari ibu, “ibu sakit nak.”. ibu sakit, tiba-tiba aku rindu pada ibu, rindu pada ibu, aku ingin pulang walau sedetik melihat wajah ibu,
“aku rindu ibu” bisikku lirih dalam hati..
“puisi untuk ibu”
Mulanya ku masih pikirkan beribu kata yang tersendat
Dasarnya ku masih menunggu yang datang untuk menghibur
Terlalu banyak ucap yang tak bisa di jamah
Terlalu banyak hidup yang merasa tak adil
Dia lain dari wanita yang diciptakan sama oleh-Nya
Belum ku temukan dimana letak keindahannya
Ku tahu aku tumbuh dari siraman tangannya
Seorang wanita baya berkerudung putih yang menggandeng anak laki-laki
Dia bukan hujan yang bisa menghilangkan kemarau 1000 tahun
Dia bukan pelangi yang ada karena turunnya tetesan hujan
Belum ku temukan apa artinya bagiku
Ku tahu goresan pena emas tak bisa melukiskan tulusnya dengan kata
Ku tahu halusnya sulaman sutera tak bisa melukiskan ikhlasnya dengan ucap
Memang, tak ada kata yang mampu bersua dengannya
Wahai tuhanku
Darahku mengalir ketika dia tulis syair dengan air mata
Gelap hatiku ranum ketika dia sulam sutera dengan beningnya embun
Sanggupkah ku kehilangan permata yang engkau buat dari batu yang tak pernah ada
Sanggupkah ku kehilangan jiwa yang selalu melekat dalam mimpi kehidupan
Wahai tuhanku
Jangan buat matanya mengalirkan setetes air karena goresanku
Jangan buat doanya hilang dari ucapan yang dipanjatkan balutan malamnya
YA Allah Jagalah wanita itu untukku dan untuk orang-orang yang mengasihinya
“I love you mom” get well soon..
dari anakmu yang jauh di seberang..

KASIH IBU SEPANJANG MASA

Share

Saat bersilaturahmi ke rumah orang tua, ketika ngobrol2 santai, tiba2 ibu berkata, “Hen , hari ini ulang tahun kamu, kan ?”.   “Oh , ya bu, terima kasih diingatkan”. kata saya.
saya memang tak pernah merayakan ulang tahun, sehingga seringkali suka kelewat, sempat ingat juga sih sebelumnya, tapi tak begitu dihiraukan. 
tapi ternyata ibu, walau telah berumur, tetap selalu ingat dg tanggal tersebut Ya, seorang ibu, pasti akan selalu teringat akan kenangan, saat melahirkan anak2 nya,  
akhirnya saya pun meminta ibu bercerita kembali tentang kenangan nya tersebut ibu terdiam sejenak, kemudian mulailah ia bercerita mulai dari saat saat kehamilan, betapa repotnya bekerja dan bepergian ,  seperti bepergian dari kampung ibu yg terpencil di dusun kecil di pinggir hutan sampai ke kota bukittinggi yg berjarak sekitar 40 Km di mana ayah dan ibu tinggal dan bekerja.
ibu dan ayah, tinggal di rumah kecil di daerah kampuang cino, bukittinggi. Kota Bukittinggi, berada di pebukitan yg sejuk. Sebagian perkampungan berada di pebukitan,dimana gang antar rumah dihubungkan oleh jalan berjenjang. Tak jauh dari daerah tersebut, ada pasar yg berada di ketinggian berbeda atas bukit, pasar atas dan pasar bawah, dimana jalan penghubungnya dikenal dg jenjang 40, karena perlu naik 40 tangga, untuk sampai ke pasar atas.
Bayangkan betapa repot nya saat2 akan melahirkan, melewati tangga2 tersebut. Rumah bidan terdekat, adalah bidan Aksari Yasin, istri penyair minang AA Navis, yang terkenal dg buku “Robohnya Surau kami”. Disanalah ibu melahirkan dengan peralatan yang sederhana.  Ibu bercerita betapa beratnya perjuangan saat melahirkan, yg bagi sebagian wanita adalah juga pertaruhan nyawa, namun semua keperihan tersebut sirna, bahagia saat melihat anaknya lahir… 
Lancar beliau bercerita sampai kemudian suaranya, mulai melambat , beliau terdiam dengan wajah tertunduk, ia pun memandangku, dari raut wajahnya terpancar rasa haru, tampak dari kulit putih wajahnya yg berkeriput, mengalir air mata. Aku pun, terharu karenanya dan tak kuat menahan tangis 
tiba2 terngiang kembali, lagu saat TK dulu.. 
kasih ibu, kepada beta,  tak terkira, sepanjang masa
selalu memberi, tak harap kembali
bagaikan sang surya, menerangi dunia …
Marilah kita selalu mengingat ibu kita. Ibu yg melahirkan kita dg perjuangan dan kasih sayang nya. Berbuat baiklah pada mereka, bahagiakanlah mereka, walaupun tak kan bisa kita membalas jasa mereka
setidaknya sampaikanlah doa kebaikan utk beliau, doa anak yg soleh, akan tersampai sepanjang masa… 
By:Hendramessa

Selasa, 21 Desember 2010

Meninggal Saat Teriak 'Gol!' Gonzales

Share

Gol tunggal yang dicetak Christian 'El Loco' Gonzales dalam laga kedua semifinal melawan Filipina, Minggu 19 Desember 2010, tak hanya membuat Stadio Gelora Bung Karno, Senayan, bergemuruh.

Gol yang membawa Timnas Indonesia kian mantap melangkah ke final itu juga dirayakan jutaan masyarakat Indonesia yang menonton pertandingan itu lewat layar kaca.

Namun, siapa sangka, kemenangan Indonesia atas Filipina 1-0 diiringi duka di Makassar, Sulawesi Selatan. Lihat video: Penonton Bola Meninggal.
Pendukung setia Timnas, Herman Daeng Ngawi warga Jalan Teuku Umar No 26 Makassar, Sulawesi Selatan tiba-tiba berteriak kesakitan dan saat menonton siaran langsung pertandingan tersebut. Hanya dalam hitungan detik, nyawanya melayang

Menurut anaknya, Ilham, ayahnya meninggal saat berteriak kegirangan saat Gonzales mencetak gol. Ditambahkan dia, Herman  tak pernah absen menonton kiprah Timnas. 

Seperti diketahui, Gonzales memecah kebuntuan di menit ke 42 dengan mengandangkan gol spektakuler dari hasil rebound. Lewat kaki kirinya.

Dengan keunggulan agregat 2-0 melawan Filipina yang berakhir di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu malam, Timnas 'Merah Putih', akhirnya maju ke babak final Piala AFF Suzuki 2010 melawan Malaysia.
Sumber:VIVAnews 

Senin, 20 Desember 2010

Gol Spektakuler Gonzales

Share

Gol tunggal Cristian 'El Loco' Gonzales kembali menjadi penentu kemenangan Indonesia melawan Filipina. Gonzales memecah kebuntuan di menit ke 42 dengan memuntahkan gol spektakuler dari hasil rebound.

Dengan keunggulan agregat 2-0 melawan Filipina yang berakhir di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, semalam, timnas 'Merah Putih', akhirnya maju ke babak final Piala AFF Suzuki 2010 melawan Malaysia.

Serangan bertubi-tubi dari Firman Utina dan kawan-kawan membuat 85.000 penonton histeris dan tegang. Muhamamd Nasuha gagal mecetak gol di menit ke-11. Gonzales pun sama, pada menit 20 gagal menorehkan gol ke gawang Filipina padahal peluang mereka besar.

Satu menit kemudian, Gonzales dan Oktavianus 'Okto' Maniani juga tak mampu mencetak bola yang menggelinding persis di depan gawang Neil Etheridge. Peluang emas juga tercipta pada menit ke-33 yang dilakukan Gonzales.

Tapi akhirnya pada menit ke-42, Gonzales menciptakan gol kelas dunia di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Videonya dapat anda lihat di blog ini.
Sumber:Vivanews.com

Minggu, 12 Desember 2010

PORPROV, PEMBOROSAN ATAU PEMBERDAYAAN DAERAH?

Share

     HIRUK-PIKUK PORPROV di Daerah-daerah sungguh menarik untuk disimak. Betapa tidak? Ketidaksiapan infrastruktur di pihak tuan rumah, termasuk bagaimana para ‘penggede’ KONI menghadapinya, dapat menjadi petunjuk menarik, tentang bagaimana kita menata olahraga selama ini.
Petunjuk pertama, betapa selama ini pemerintah (baik propinsi maupun kota dan kabupaten) kurang memprioritaskan pembangunan olahraga dan pembangunan di bidang olahraga. Buktinya, hingga memasuki abad 21 ini banyak daerah yang tidak memiliki infrastruktur yang memadai sekedar untuk menyelenggarakan event olahraga setingkat Porprov (dulu PORDA).
        Kenyataan demikian sungguh memprihatinkan, karena hal itu membuktikan bahwa olahraga belum dipandang sebagai alat strategis untuk menumbuhkan modal sosial (social capital) dan elan vital masyarakat menuju masyarakat madani. Kita sungguh sudah jauh tertinggal oleh negara lain, yang sudah memperhitungkan nilai potensial olahraga dalam hampir berbagai aspek kehidupan.
      Sudah selayaknya pemerintah memperhitungkan nilai strategis olahraga bagi upaya rekonstruksi sosial dan lingkungan (eco-sport), sehingga keyakinan itu tercermin dari kesungguhan pemerintah mempersiapkan infrastruktur olahraga secara terencana dan berkelanjutan. Pembangunan olahraga sudah sepantasnya masuk ke dalam perencanaan menyeluruh pembangunan kota dan daerah secara terpadu.
Jika tidak, pembangunan infrastruktur olahraga hanya dilakukan sebagai reaksi sesaat karena ingin menjadi tuan rumah suatu event. Akibatnya, perencanaan lokasi dan disainnya sekedar asal jadi, yang berdampak pada kurang terpenuhinya prinsip sustainability dalam pembangunannya. Terlantarnya stadion eks-Porda adalah bukti pendekatan demikian.
      Petunjuk berikutnya menyatakan, betapa olahraga kita belum dimanfaatkan untuk menumbuhkan ilmu dan SDM unggul di dalam lingkup olahraga sendiri. Akibat pola pikir yang relatif tidak berkembang dari tahun ke tahun, ilmu dan praksis olahraga di perguruan tinggi (PT) pun tidak jauh dari upaya mencetak guru dan pelatih olahraga semata.
      Sebagai dampaknya, hingga sekarang kita tidak memiliki kepakaran dalam ilmu olahraga yang berkaitan dengan sarana dan prasarana olahraga, olahraga dan lingkungan hidup, manajemen olahraga, bisnis olahraga, teknologi olahraga, serta berbagai disiplin ilmu olahraga seperti sosiologi olahraga, filsafat olahraga, sport pedagogy, dan sport psychology.
      Menjadikan ilmu-ilmu tematis di atas sebagai kepakaran, tentu perlu didukung oleh lahirnya program studi atau konsentrasi baru di PT kita. Sayangnya PT kita pun lebih cenderung menunggu, dengan alasan belum dibutuhkan masyarakat. Seharusnya, justru PT mampu mendorong tumbuhnya kebutuhan masyarakat melalui visi yang mampu diteropong oleh para akademisinya.
     Kepakaran di bidang olahraga bisa tumbuh subur jika ditunjang oleh hadirnya laboratorium dari masing-masing bidang keilmuan. Di negara maju, laboratorium tersebut dipusatkan di setiap stadion yang ada, sehingga berguna baik bagi pengembangan batang tubuh keilmuan maupun bagi kepentingan pragmatis prestasi olahraga.
    Dua simpulan di atas merupakan benang merah utama dari kelemahan olahraga di Indonesia selama ini, di samping pernak-pernik kelemahan lainnya. Jika Jawa Barat ingin unggul dalam bidang olahraga, dua kelemahan di atas harus pertamatama diurai terlebih dahulu, dengan menata potensi yang dimiliki. Hal ini merupakan keniscayaan agar daerah tidak selalu direpotkan soal persiapan PORPROV, yang lebih merupakan pemborosan semata-mata daripada sebagai upaya pemberdayaan daerah.
     Mewujudkan hal itu tentu memerlukan sebuah strategi pencapaian. Pada era otonomi daerah dewasa ini, setiap kabupaten atau kota akan memandang penting prioritas pendidikan, khususnya dikaitkan dengan mempersiapkan SDM unggul bagi pembangunan daerahnya. Ke depan, niscaya daerah akan memandang perlu mendirikan perguruan tinggi negeri di masing-masing daerah, sebagai upaya mengakselerasi pembangunan di segala bidang.
     Pembangunan olahraga, terutama infrastrukturnya, dapat dikaitkan juga dengan upaya mempersiapkan SDM tersebut. Alangkah ideal jika pembangunan infrastruktur olahraga bisa dititipkan pada pembangunan infrastruktur pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Jika kelak setiap pemerintah kota/kabupaten memiliki universitas negerinya masing-masing, maka di lokasi itu pulalah berdiri fasilitas olahraga yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan event setingkat PORPROV.
    Sisi positif dari format demikian ada dua. Pertama, universitas yang bersangkutan terangkat prestisenya karena didukung fasilitas olahraga yang memadai, kedua, universitas pun mampu memberikan sumbangan bermakna dalam perkembangan ilmu, SDM, dan prestasi olahraga bagi daerah.
    Dengan demikian, tidak akan ada lagi kasus di mana sebuah stadion atau fasilitas olahraga ‘merana’ akibat tidak ada yang memanfaatkannya. Yang terlebih penting, itulah sebenarnya makna pemberdayaan olahraga bagi daerah dan bagi masyarakatnya, sehingga terbuktikan bahwa olahraga memang bermakna bagi kemaslahatan masyarakat.
Penulis; AGUS MAHENDRA,