Natural, Informative And Educative

Natural, Informative And Educative
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE 75, SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA, MARHABAN YA MUHARRAM. SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU ISLAM 1442 H" Mohon maaf lahir batin

Rabu, 29 September 2010

CALON ORANG BESAR MEMULAI PERUBAHAN

Share

Kita ini terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak energi dan potensi kita untuk memikirkan selain diri kita, baik itu merupakan kesalahan,keburukan,mau pun kelalaian. Namun, ternyata sikap kita yang kita anggap kebaikan itu tidak efektif untuk memperbaiki yang kita anggap salah.

Banyak orang yang menginginkan orang lain berubah,tapi ternyata yang diinginkannya itu tak kunjung terwujud. Kita sering melihat orang yang menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang bersamaan, ternyata keluarganya 'babak belur', di kantor sendiri tak disukai, di lingkungan masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya terlampau muluk.

Jangankan mengubah Indonesia, mengubah anaknya saja tidak mampu. Banyak yangmenginginkan situasi negara berubah, tapi kenapa merubah sikap istri saja tidak sanggup. Jawabnya adalah: kita tidak pernah punya waktu yang memadahi untuk bersungguh-sungguh mengubah diri sendiri. Tentu saja, jawaban ini tidak mutlak benar. Tapi jawaban ini perlu diingat baik-baik.

Siapa pun yang bercita-cita besar, rahasianya adalah perubahan diri sendiri.Ingin mengubah Indonesia, caranya ubah saja diri sendiri. Betapapun kuatnya keinginan kita untuk mengubah orang lain, tapi kalau tidak dimulai dari diri sendiri, semua itu menjadi hampa. Setiap keinginan mengubah hanya akan menjadi bahan tertawaan kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Orang di sekitar kita akan menyaksikan kesesuaian ucapan dengan tindakan kita.

Boleh jadi orang yang banyak memikirkan diri sendiri itu dinilai egois.Pandangan itu ada benarnya jika kita memikirkan diri sendiri lalu hasilnyajuga hanya untuk diri sendiri. Tapi yang dimaksud di sini adalah memi kirkan diri sendiri, justru sebagai upaya sadar dan sungguh-sungguh untuk memperbaiki yang lebih luas.

Perumpamaan yang lebih jelas untuk pandangan ini adalah seperti kita membangun pondasi untuk membuat rumah. Apalah artinya kita memikirkan dinding, memikir kan genteng, memikirkan tiang sehebat apa pun, kalau pondasinya tidak pernah kita bangun. Jadi yang merupa kan titik kelemahan manusia adalah lemahnya kesunggu han untuk mengubah dirinya, yang diawali dengan kebe ranian melihat kekurangan diri.

Pemimpin mana pun bakal jatuh terhina manakala tidak punya keberanian mengubah dirinya. Orang sukses mana pun bakal rubuh kalau dia tidak punya keberanian untuk

mengubah dirinya. Kata kuncinya adalah keberanian. Berani mengejek itu gampang, berani menghujat itu gampang, tapi, tidak sembarang orang yang berani meli hat kekurangan diri sendiri. Ini hanya milik orang- orang yang sukses sejati.

Orang yang berani membuka kekurangan orang lain, itu biasa. Orang yang berani membincangkan orang lain, itu tidak istimewa. Sebab itu bisa dilakukan orang yang tidak punya apa-apa sekali pun. Tapi, kalau ada orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri, bertanya tentang kekurangan itu secara sistematis, lalu dia buat sistem untuk melihat kekurangan dirinya,inilah calon orang besar.

Mengubah diri dengan sadar, itu juga mengubah orang lain. Walaupun dia tidak mengucap sepatah kata pun untuk perubahan itu, perbuatannya sudah menjadi ucapan yang sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, kegigi han kita memperbaiki diri, akan membuat orang lain melihat dan merasakannya.

Memang pengaruh dari kegigihan mengubah diri sendiri tidak akan spontan dirasakan. Tapi percayalah, itu akan membekas dalam benak orang. Makin lama, bekas itu akan membuat orang simpati dan terdorong untuk juga melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini akan terus berimbas, dan akhirnya seperti bola salju. Perubahan bergulir semakin besar.

Jadi kalau ada orang yang bertanya tentang sulitnya mengubah anak, sulitnya mengubah istri, jawabannya dalam diri orang itu sendiri. Jangan dulu menyalahkan orang lain, ketika mereka tidak mau berubah. Kalau kita sebagai ustadz, kyai, jangan banyak menyalahkan santrinya. Tanya dulu diri sendiri.Kalau kita sebagai pemimpin, jangan banyak menyalahkan karyawan, lihat dulu diri sendiri seperti apa.

Kalau kita sebagai pemimpin negara, jangan banyak menyalahkan rakyatnya.Lebih baik para penyelenggara negara gigih memperbaiki diri sehingga bisa menjadi teladan. Insya Allah, walaupun tanpa banyak berkata, dia akan membuat perubahan cepat terasa, jika berani memperbaiki diri. Itu lebih baik dibanding banyak berkata, tapi tanpa keberanian menjadi suri teladan.

Jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik bersungguh-sungguh memperbaiki diri sendiri. Jadikan perkataan makin halus, sikap makin mulia, etos kerja makinsung guh-sungguh, ibadah kian tangguh. Ini akan disaksikan orang.

Membicarakan dalil itu suatu kebaikan. Tapipembicaraan itu akan menjadi bumerang ketika perilaku kita tidak sesuai dengan dalil yang dibicarakan.Jauh lebih utama orang yang tidak berbicara dalil, tapi berbuat sesuai dalil. Walaupun tidak dikatakan, dirinya sudah menjadi bukti dalil tersebut.

Mudah-mudahan, kita bisa menjadi orang yang sadar bahwa kesuksesan diawalidari keberanian melihat kekurangan diri sendiri. Amien
(Cuplikan ini di ambil dari kumpulan tausyiah Aa Gym Manajemen Qolbu)

Senin, 27 September 2010

EMPAT CIRI AKAN TERJADI GEMPA BUMI

Share

Gempa bumi yang terjadi memang menakutkan, namun hal ini tidak bisa dihindari mengingat Indonesia termasuk negara yang rawan akan gempa.
Untuk itu, mempelajari dan mewaspadai ciri-ciri yang biasanya terjadi sebelum gempa adalah hal yang bijaksana.
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain:

Lihat ke langit
kalau di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado/seperti pohon/seperti batang, bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.
Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh karena itu bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah.
Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa seperti itu di langit tidak selalu berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.

Coba diuji medan elektromagnetis di dalam rumah
- Cek siaran TV, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak
- Jika terdapat mesin fax, cek apakah lampunya blinking biarpun lagi tidak transmit data
- Coba minta orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teksnya yang diterima berantakan atau tidak
- Coba matikan aliran listrik. Cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang biarpun tak ada arus listrik
Kalo tiba-tiba TV brebet-brebet, lampu fax blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita terima berantakan dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu berarti memang sedang ada gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan oleh manusia.

Perhatikan hewan-hewan
Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/gelisah. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis.

Air tanah
Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya.
Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar.
Walaupun demikian, adanya awan gempa yang bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa memastikan kapan gempa terjadi.
Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin langsung melakukan tindakan penyelamatan diri untuk menghindari hal-hal yang paling buruk.
Kalau skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu aware akan datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan meter, bisa juga hanya dua meter. Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya tidak main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak ada habisnya) dan tekanannya bisa mencapai 190 kilogram.

Jumat, 24 September 2010

30 Kiat Menuntut Ilmu [Pendidikan Anak Dalam Islam]

Share

Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala.
Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.
Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
• Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.
• Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.
• Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.
• Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.
• Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.
• Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal-hal ini.
• Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.
• Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur’an dan buku-buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur’an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy’ariyah, Mu’tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid’ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
• Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.
• Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair-syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.
• Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia-kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.
• Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.
• Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.
• Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.
• Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.
• Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.
• Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.
• Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.
• Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu’, lemah lembut dan menghormati temannya.
• Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.
• Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.
• Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.
• Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.
• Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.
• Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.
• Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang-orang yang suka melakukan hal itu.
• Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.
• Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.
• Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-perintah.
• Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).
Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan. Wallahu a’lam.
Dari mathwiyat Darul Qasim “tsalasun wasilah li ta’dib al abna’’” asy Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah . [Ubaidillah Masyhadi/alsofwah]

Rabu, 22 September 2010

IDENTIFIKASI BAKAT OLAHRAGA

Share

Tertinggalnya prestasi olahraga nasional dengan negara-negara Asia lainnya merupakan salah satu masalah besar bagi bangsa untuk meningkatkan prestasi olahraganya. Percepatan (acceleration) prestasi olahraga kita lebih lamban bila dibandingkan dengan negara Cina, Jepang, Korea, Thailand bahkan Vietnam baru-baru pada Seagames merupakan ancaman besar bagi prestasi olahraga bangsa. Ketertinggalan ini mendorong perlunya penataan sistem pembinaan olahraga nasional termasuk di dalamnya sistem pemanduan dan pengembangan atlet berbakat.

Program pemanduan dan pengembangan bibit atlet berbakat di negara-negara yang maju prestasinya telah dilaksanakan dengan mendapatkan dukungan sumber-sumber daya memadai, termasuk bukan saja dari dana pemerintah dan masyarakat, tetapi dukungan kepakaran melalui pendekatan ilmiah secara lintas dan inter disiplin. Kecanggihan dalam bidang pengukuran dan evaluasi dan ditemukannya instrumen yang dapat digunakan untuk meramal prestasi seseorang mendorong kita untuk bekerja secara efektif dalam mengidentifikasi dan memilih calon atlet berbakat.

Disadari bahwa upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan hal yang kompleks, karena melibatkan banyak faktor antara lain faktor internal seperti: fisik dan mental atlet dan faktor eksternal seperti: lingkungan alam dan peralatan. Faktor internal sesungguhnya bersumber dari kualitas atlet itu sendiri, dimana atlet yang berkualitas berarti memiliki potensi bawaan (bakat) yang sesuai dengan tuntutan cabang olahraga dan siap dikembangkan untuk mencapai prestasi puncak. Pengalaman menunjukkan bahwa hanya atlet yang berbakat dan mau latihan dengan baik dapat mencapai prestasi puncak (peack performance). Prestasi puncak merupakan hasil dari seluruh usaha program pembinaan dalam jangka waktu tertentu yang merupakan paduan dari proses latihan yang dirancang secara sistematis, berjenjang, berkesinam bungan, berulang-ulang dan makin lama makin meningkat.


1. Pengenalan Bakat

Proses pengidentifikasian atlet yang berbakat, kemudian mengikut sertakannya dalam program latihan yang terorganisir dengan baik merupakan hal yang paling utama dalam olahraga kontemporer. Setiap orang dapat belajar menari, menyanyi, melukis namun sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan yang tinggi. Maka dari itu dalam olahraga seperti juga dalam seni sangat penting untuk menemukan seseorang yang berbakat menyeleksinya pada usia muda, memantaunya secara kontinyu, serta membantunya untuk mencapai tingkat penguasaan yang tertinggi.

Pada masa lalu dan sekarang hampir setiap negara barat keterlibatan anak-anak pada olahraga hanya karena tradisi, cita-cita, karena olahraga populer, dorongan orangtua, spesialisasi guru olahraga, kemudahan fasilitas dan lain-lain. Bagi Eropa Timur para spesialis pelatihan menganggap hal-hal tersebut tidak lagi memuaskan, misalnya seseorang yang mempunyai bakat alam sebagai pelari jarak jauh, seringkali hanya menjadi pelari jarak pendek dengan prestasi sedang, sehingga hasil yang dicapai tidak pada puncak kemampuan.

Setelah atlet elit ditemukan kerja keras dan waktu berlatih harus digunakan pada atlet yang memiliki kelebihan secara alami, jika tidak bakat, waktu dan energinya akan terbuang percuma atau hanya menghasilkan atlet kelas menengah. Karena itulah tujuan utama dari pengidentifikasian bakat adalah “untuk mengenali dan memilih atlet-atlet yang memiliki kemampuan lebih pada cabang olahraga tertentu”. (Menpora, 1999) mengatakan bahwa tujuan pemanduan bakat adalah “untuk memperkirakan seberapa besar bakat seseorang untuk berpeluang dalam menjalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi yang tinggi”.

Pengenalan bakat bukan konsep yang baru dalam olahraga, meski belum banyak dilakukan secara formal terutama di Barat. Pada akhir 60-an dan awal 70-an hampir semua negara Eropa Timur mengembangkan metode yang spesifik untuk pengenalan atlet-atlet yang potensial. Beberapa dari prosedur yang digunakan merupakan penemuan dan arahan para ilmuan yang memberikan bimbingan pada para pelatih dalam menentukan seleksi anak-anak yang memiliki kemampuan yang diperlukan untuk satu cabang olahraga. Hasilnya sangat dramatis banyak para peraih medali pada Olimpiade 1972, 1976, 1980, dan 1984 khususnya Jerman Timur merupakan hasil seleksi ilmiah. Hal yang sama terjadi pada Bulgaria hampir 80% dari peraih medalinya merupakan hasil dari “seleksi pengenalan bakat yang seksama”.

Proses pengenalan dan pengidentifikasian bakat harus merupakan aktivitas yang didahulukan oleh para pelatih dan spesialis pelatihan dalam rangka untuk mengembangkannya serta untuk meningkatkan criteria psiko-biologis yang digunakan untuk menemukan seseorang yang lebih berbakat pada tampilan olahraga yang tinggi.

Penggunaan criteria ilmiah pada proses identifikasi bakat mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut: (1) secara substansial mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan yang tertinggi dengan memilih individu-individu yang berbakat pada olahraga tersebut (2) mengurangi volume kerja serta energi yang harus dikerjakan pelatih. efektivitas latihan yang diberikan pelatih biasanya didukung keefektivi tasannya oleh para atlet yang mempunyai kemampuan superior tersebut (3) meningkatkan suasana kompetitif dan jumlah atlet yang dimasukkan serta pencapaian tingkat kemampuan yang tinggi, sebagai hasilnya adalah tim nasional yang homogen serta lebih kuat untuk penampilan pada tingkat internasional (4) meningkatkan kepercayaan diri atlet tersebut karena tampilan lebih baik dibandingkan dengan atlet lain pada usia yang sama yang tidak melalui proses seleksi (5) secara tidak langsung memberikan motivasi pada penerapan pelatihan ilmiah, asisten pelatih olahraga yang membantu dalam pengenalan bakat termotivasi untuk terus memantau latihan atlet.

Pemanduan bakat (talent identification) adalah suatu upaya yang dilakukan secara sistematik untuk mengidentifikasi seseorang yang berpotensi dalam olahraga, sehingga diperkirakan orang tersebut akan berhasil latihan dan dapat meraih prestasi puncak (Cholik Mutohir, 2002). Definisi lain tentang pemanduan bakat dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk memperkirakan dengan probabilitas yang tinggi peluang seseorang yang berbakat dalam olahraga prestasi untuk dapat berhasil dalam menjalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi puncaknya (Menpora, 1999). Bakat merupakan kemampuan terpendam seseorang yang dimiliki sejak lahir dan yang menjadi dasar kemampuan nyatanya. Pembagian bakat kita kenal dengan bakat umum yaitu; bakat yang dimiliki setiap orang, meskipun berbeda dalam kadarnya yang biasa disebut intelegensia. Bakat khusus yaitu: kemampuan yang menonjol pada seseorang yang tidak terdapat pada setiap orang. Sedangkan bakat olahraga yaitu: kemampuan dasar yang berkenaan dengan penampilan gerak (motor performance) dan merupakan kombinasi dari beberapa kemampuan dengan sikap dan bentuk badan seseorang.


2. Metode Pengenalan Bakat

berbagai macam metode yang dapat dipergunakan untuk mengenal bakat seseorang, tetapi pada prinsipnya ada dua metode yang paling mendasar untuk perlu kita ketahui sebagai teacher physical education sebagai berikut:

1. Seleksi alamiah; seleksi ini dianggap sebagai pendekatan normal dengan cara alamiah dalam mengembangkan kemampuan seorang atlet dalam olahraga. Mengasumsikan bahwa seorang atlet yang mendaftar pada cabang tertentu sebagai hasil dari pengaruh local (tradisi sekolah, keinginan orang tua, atau teman seusia). Sehingga evolusi kemampuan seorang atlet ditentukan oleh seleksi alamiah yang tergantung pada berbagai factor, individual, kebetulan seorang atlet mengambil cabang yang sesuai dengan bakatnya. Karena itu sering terjadi perkembangan kemampuan atlet sangat lambat, diakibatkan karena pemilihan cabang olahraga yang tidak sesuai.

2. Seleksi ilmiah; adalah suatu metode yang digunakan pelatih dalam memilih anak-anak prospektif yang telah menunjukkan kemampuan alami pada cabang olahraga tertentu. Jadi dibandingkan dengan individu yang diidentifikasi melalui metode alamiah, waktu untuk mencapai tingkat kemampuan yang tinggi bagi mereka yang terseleksi secara ilmiah lebih pendek. Untuk cabang-cabang olahraga yang membutuhkan tinggi atau berat tertentu (bola basket, sepakbola, mendayung, cabang-cabang lempar) seleksi ilmiah sangat dianjurkan. Hal yang sama pada cabang yang membutuhkan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi dan tenaga (judo, sprint, hokey, cabang-cabang lompat pada atletik) . Dengan bantuan ilmuan olahraga, kualifikasi tersebut dapat terdeteksi. Sebagai hasil dari tes ilmiah, individu-individu yang berbakat terseleksi secara ilmiah atau diarahkan pada cabang olahraga yang sesuai.


3. Kriteria Pengenalan Bakat

Atlet yang berkemampuan tinggi mempunyai profil biologis yang spesifik, kemampuan biomotorik yang tinggi dan sifat fisiologis yang kuat. Ilmu tentang pelatihan telah mengalami kemajuan yang pesat pada decade terakhir yang menjadi sebab peningkatan kemampuan atlet yang konstan, peningkatan lain dalam bidang kuantitas dan kualitas pelatihan.

Meskipun demikian jika seseorang yang menekuni olahraga memiliki kekurangan secara biologis atau lemah dalam hal-hal yang diperlukan dalam suatu cabang olahraga, meskipun mendapatkan latihan yang lebih, tidak akan bias menutupi kelemahan alami pada cabang olahraga itu. Karena itulah pengenalan bakat secara ilmiah merupakan hal yang urgen untuk penampilan kemampuan atlet yang tinggi (peack performance). Mereka yang tidak terpilih tidak diabaikan, mereka dapat ikut dalam program-program rekreasi dimana mereka dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosialnya, bahkan bisa ikut dalam kompetisi.

Latihan yang optimal membutuhkan criteria pengenalan bakat yang optimal pula. Objektivitas dan kehandalan criteria seleksi telah menjadi perhatian beberapa ahli seperti; Radut, 1967, Mazilu dan Focseneanu, 1976 Dragan 1979. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sehat
Merupakan hal yang paling penting bagi seorang yang berpartisipasi dalam pelatihan, maka sebelum diterima dalam klub tertentu setiap pemula harus mendapatkan pemeriksaan medis yang seksama. Dokter dan pelatih harus sepakat untuk memilih individu yang paling sehat.
Selama pemeriksaan spesialis medis dan pengetesan harus mengetahui apakah kandidat tersebut mempunyai cacat fisik ataupun organic dan harus membuat laporan atasnya. Untuk cabang olahraga dinamik (hockey, bolabasket, track and field, swimming, tinju) seseorang yang memiliki cacat tubuh harus tidak dipilih, tetapi untuk cabang yang statis (menembak, panahan, bowling) kriterianya bisa lebih longgar. Hal yang sama dilakukan pada kondisi fisiologis kandidat, kemampuan menggerakkan lengan, kaki dan sebagainya sangat berperan penting dalam pengidentifikasian bakat, karena perbedaan-perbedaan fisiologis dapat membatasi gerak. Ditekankan bahwa criteria yang menentukan pada tiap kandidat harus dikaitkan dengan kebutuhan dan spesifikasi dari cabang olahraga tersebut.

b. Kualitas Biometrik
Kapasitas antropometrik dari seseorang merupakan hal yang penting pada beberapa cabang olahraga, maka dari itu menjadi pertimbangan utama pada criteria identifikasi bakat. Tinggi dan berat atau panjang dari anggota badan seringkali berperan penting dalam cabang olahraga tertentu. Bagaimanapun juga pada tahap awal identifikasi bakat pada cabang tertentu dilakukan pada umur 4 – 6 tahun (senam, figure skating, berenang) agak sulit untuk meramalkan pertumbuhan dan perkembangan dinamik seseorang. Sebab itulah pada tahap awal identifikasi bakat perkembangan fisik yang harmonis harus diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa persendian kaki, pinggul, lebar bahu dan rasio antara pinggul dan lebar bahu.

c. Hereditas

Merupakan fenomena biologis yang komplek dan seringkali memainkan peranan penting dalam latihan. Anak-anak cenderung mewariskan karakteristik biologis dan psikologis orang tuanya, meskipun dengan pendidikan, pelatihan dan pengkondisian sosial hal-hal yang diwarisi tersebut dapat sedikit diubah.
Pandangan terhadap peranan keturunan pada pelatihan tidak seragam dan tidak ada kesepakatan. Radut (1976) menganggap factor keturunan mempunyai peran yang penting, namun tidak mutlak dalam latihan. Sementara Klissouras et al (1973) beranggapan bahwa peningkatan pada kemampuan fisiologis akan sangat dibatasi oleh potensi genetic atlet tersebut. Dia mengatakan bahwa sistem dan fungsi ditentukan secara genetic; sistem asam laktat sampai 81,4%, heart rate 85,9% dan VO2max 93,4%. Proporsi antara serat otot merah dan putih pada manusia sudah tertentu secara genetic, fungsi metabolic dari kedua otot ini berbeda. Serat otot merah/otot lambat/slow twitch mempunyai mioglobin lebih banyak (sebagai penyimpan oksigen yang dibawah darah untuk sel yang bekerja) secara biokimiawi lebih baik untuk kerja aerobik/ketahanan (soekarman, 1989) . Serat otot putih/otot cepat/fast twitch mengandung banyak glikogen (karbohidrat) dan lebih baik dalam kerja anaerobic, singkat dan tipe latihan intensif (Gollnick.,et al, 1973). Persentase serat otot tidak dapat dirubah, namun dengan latihan yang ekstensif dan spesifik dapat meningkatkan kapabilitas dari serat-serat otot dan mengubah struktur biokimianya.
Berdasarkan kenyataan di atas, atlet yang mewarisi serta otot dengan proporsi lebih banyak akan lebih sukses pada cabang yang membutuhkan ketahanan. Hal yang sama terjadi pada atlet yang memiliki serat otot putih lebih dominan akan lebih sukses pada cabang yang membutuhkan intensitas kerja (kecepatan dan explosive power). Biopsi, teknik ekstraksi jaringan otot dan kemudian proporsi kedua jaringan otot tersebut dihitung dapat digunakan untuk menentukan dikelompok cabang olahraga yang mana atlet akan sukses. Cara ini dapat digabung dengan karakteristik psikologik dan biometric sehingga kandidat dapat diarahkan pada cabang yang paling sesuai.

d. Fasilitas Olahraga dan Iklim

Membatasi kesempatan atlet yang telah terseleksi, sebab itulah jika fasilitas cabang tertentu (kano) kondisi alamnya tidak memungkinkan dan fasilitasnya tidak ada, mungkin atlet itu harus mengambil cabang olahraga lain. Terkhusus SulSel dengan alam lingkungan yang kondusif maka kano, dayung, renang, selam dan olahraga air lainya sangat memungkinkan untuk sukses pada pencapaian penampilan puncak.

e. Kemampuan Spesialis

Kemampuan spesialis atau pengetahuan dari seorang pelatih pada identifikasi bakat serta pengujian, juga menentukan seleksi kandidat. Semakin banyak dan rumit metode ilmiah yang digunakan untuk identifikasi bakat, semakin tinggi pula kemungkinannya dalam menemukan bakat yang superior untuk cabang tertentu. Seorang pelatih tidak seharusnya tergantung pada kebutuhan atlet saja, kerjasama antar personel yang berkualitas, ilmuan olahraga, serta para pelatih adalah hal yang penting jika menginginkan kemajuan pelatihan pesat dalam olahraga.


4. Strategi dan Tahap Identifikasi Bakat

Bakat seseorang dalam olahraga merupakan kemampuan yang dihubungkan dengan sikap dan bentuk badan seseorang. Dalam melaksanakan pemanduan bakat dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) melakukan analisis lengkap dari fisik dan mental sesuai dengan karakteristik cabang olahraga, (2) melakukan seleksi pemanduan khusus dengan menggunakan instrumen dari cabang olahraga yang bersangkutan, (3) melakukan seleksi berdasarkan karakteristik antropometrik dan kemampuan fisik, serta disesuaikan dengan tahapan perkembangan fisik, (4) mengevaluasi berdasarkan data yang komprehensif dengan memperhatikan setiap anak terhadap olahraga di dalam dan luar sekolah.

Pengenalan bakat yang komprehensif tidak bisa dilakukan dengan cepat, melainkan membutuhkan beberapa tahun dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Pertama

Dalam banyak hal dimulai pada masa pra-pubertas (3 - 10 tahun). Tahap ini didominasi oleh pemeriksaan kesehatan, perkembangan fisik secara umum, dan dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh atau penyakit. Porsi biometric pada tahap ini difokuskan pada tiga hal (1) menemukan kelainan fisik yang dapat membatasi usaha atlet dalam olahraga, (2) menentukan tingkat perkembangan fisik atlet melalui cara yang sederhana seperti perbandingan antara tinggi dan berat badan, (3) mendeteksi kemungkinan genetic yang dominan (tinggi) sehingga anak dapat diarahkan pada cabang yang akan menjadi spesialisasinya pada usia selanjutnya.
Mempertimbangkan bahwa usia awal pada tahap ini telah selesai yang hanya memberikan para penguji informasi umum dari seorang anak. Keputusan yang definitive masih terlalu dini, sebab pertumbuhan dan perkembangan dinamik kandidat masih belum dapat dipastikan. Meskipun untuk cabang-cabang tertentu seperti berenang, senam yang mana latihan komprehensifnya telah dimulai pada usia dini. Dengan demikian tahap pertama identifikasi bakat ini harus dilakukan dengan cermat dan teliti.

b. Tahap Ke dua

Dilakukan selama dan setelah masa pubertas (9 – 10 thn) untuk senam, dan berenang, (10 – 15thn) untuk gadis dan (10 – 17thn) untuk anak laki-laki pada cabang olahraga lain (Dragan, 1979) . Hal ini merupakan tahap yang paling penting dalam seleksi, tahap ini dilakukan pada remaja yang telah berpengalaman dalam latihan yang terorganisir. Propovici (1979) menetapkan untuk cabang olahraga lempar, rowing, gulat, angkat berat yaitu bahu lebar dengan kekuatan dapat dikembangkan, dan pada saat berumur 15 tahun anak perempuan harus memiliki biacromial diameter 38cm dan anak laki-laki 18 tahun harus mempunyai 46cm. Juga diakui bahwa panjang kaki dan lengkungannya sangat penting dalam beberapa cabang olahraga (kaki datar terbatas pada jumping, mengguling, dan berlari). Kelainan bentuk anatomi dan fisiologi atau ketidakcukupan genetic harus menjadi elemen yang penting dalam identifkasi bakat.

c. Tahap Ketiga

Utamanya memperhatikan kandidat tim nasional, harus dilakukan dengan teliti, dapat dipercaya dan sangat berhubungan dengan spesifikasi dan sesuai kebutuhan dari olahraga. Diantara factor utama seseorang harus diperiksa; kesehatan, adaptasi psikologi untuk latihan dan bersaing kemampuan untuk mengatasi stress dan paling penting potensinya untuk mengembangkan performance yang lebih tinggi.
Penilaian obyektif di atas difasilitasi dengan tes medis, logika dan latihan secara berkala. Data dari tes tersebut harus dicatat dan dibandingkan untuk mengillustrasikan dinamisasi dari fase primary hingga akhir karier. Untuk setiap test, model yang optimal harus didirikan dan setiap individu dibandingkan dengan model tersebut, hanya kandidat yang sangat bagus dimasukkan dalam tim nasional.
Sehubungan dengan pentahapan identifikasi bakat di atas, maka menurut Thoho Cholik Mutohir (2002) mengembangkan program pemanduan dan pengembangan bakat sebagai berikut:

a. Tahap pertama

- Populasi anak sekolah umur 11 – 16 tahun - Tes sederhana (anthropometri + 2 butir tes) - Kerjasama dengan sekolah-sekolah - Para guru penjas dapat ditugasi

b. Tahap kedua

1) Penganalisaan hasil tes tahap pertama oleh petugas (tim pemandu bakat) ditingkat klub sekolah
2) Seleksi siswa (sekitar 1-2%) terbaik untuk ikut tes kedua
3) Tes tahap kedua (10 butir tes) untuk mengukur bentuk dan ukuran tubuh (antropometri) dan kemampuan fisik
4) Tentukan profil siswa sesuai hasil tes
5) Siswa yang memenuhi criteria, diarahkan memilih cabang olahraga yang sesuai
6) Tes ini dapat dilakukan dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten, Propinsi oleh petugas (tim pemandu bakat)

c. Tahap ketiga

1) Tes khusus cabang olahraga (kerjasama dengan Pengda)
2) Penetapan calon atlet berbakat
3) Pembinaan dan pengembangan bakat olahraga yang sesuai dipusat
4) Pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten dan Propinsi.
Demikian pula sejalan dengan tahapan di atas Menpora (1999) membuat program pemanduan bakat berlangsung 3 tahap sebagai berikut:

a. Tahap pertama

Mengidentifikasi bakat anak-anak sekolah umur 11 –16 tahun dilakukan dengan tes yang sederhana. Karena tim pemandu bakat tidak mungkin dapat melakukan tes kepada siswa yang jumlahnya besar di seluruh sekolah, maka para guru pendidikan jasmani dapat ditugasi untuk melakukan proses identifikasi pada tahap awal. Pemantauan dilakukan kepada setiap individu siswa dari kelas 4, 5, dan 6 SD dan kelas 1, 2, dan 3 SLTP, dan SMU.
Tes pada tahap pertama terdiri dari 6 butir tes, yaitu 4 butir untuk mengetahui bentuk dan ukuran tubuh (antropometrik) dan 2 butir untuk mengetahui kemampuan fisiknya, khususnya daya ledak dan kapasitas aerobiknya. Selain itu perlu pula diperoleh keterangan mengenai dukungan orangtua serta minat siswa terhadap olahraga. Tahap ini bertujuan guna menyeleksi siswa sekitar 1 – 2% untuk diikutsertakan dalam tes tahap kedua.

b. Tahap kedua

Penganalisaan hasil tes tahap pertama; Hasil tes pertama segera dikumpulkan untuk dianalisis oleh petugas (tim pemandu bakat) ditingkat klub sekolah. Tes tahap dua ini dapat dilakukan oleh pelatih klub sekolah/guru penjas. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui gambaran/profil potensi siswa sehingga dapat diidentifikasi berbakat tidaknya mereka untuk cabang olahraga. Tes terdiri 10 item butir tes yang bertujuan untuk mengukur beberapa kemampuan unsur fisik. Siswa terbaik dari hasil tes tahap pertama (1 – 2%) yang memenuhi bagian criteria, kemudian disalurkan sesuai dengan kemampuan dan spesifikasi cabang olahraga masing-masing. Tes ini dapat dilakukan dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten atau Propinsi oleh petugas (tim pemandu bakat).

c. Tahap ketiga

Pembinaan dan pengembangan bakat, pada tahap ini sisiwa yang telah diidentifikasi dan diseleksi untuk suatu cabang olahraga yang sesuai dengan bakatnya, selanjutnya dibina dan dikembangkan kemampuan dan keterampilannya dalam cabang olahraga tersebut dipusat-pusat pembinaan olahraga ditingkat Kabupaten atau Propinsi (PPLP). Tes-tes khusus yang diperlukan diserahkan kepada para pelatih dan pakar olahraga prioritas masing-masing.
Model pemanduan bakat yang dikembangkan oleh Australian Sports Commision (ASC) yang dikenal dengan sports search adalah sebuah pendekatan yang unik dan inovatif untuk membantu mengarahkan anak usia 11 – 15 tahun dalam rangka menentukan cabang olahraga pilihan yang sesuai. Sports search merupakan sebuah paket komputer interaktif yang memungkinkan untuk mengarahkan anak-anak pada spesifikasi cabang olahraga masing-masing. Program pemanduan bakat ini dapat menunjukkan kemampuan gerak dan profile kebugaran atlet (anak) serta informasi yang tepat untuk membantu memilih cabang olahraga yang sesuai dengan potensi anak tersebut. Dengan demikian seorang guru (pelatih) dapat mengarahkan kesenangan anak didiknya yang lebih positif.
Instrumen yang digunakan dalam program ini adalah tes baterai dengan 10 item. Tes tersebut adalah (1) tinggi badan, (2) tinggi duduk, (3) berat badan, (4) panjang depa, (5) lempar tangkap bola tenis, (6) lempar bola basket, (7) lompat raihan, (8) lari bolak balik 5 meter, (9) lari cepat 40 meter, dan (10) multistage fitness test.


5. Prinsip Pemanduan Bakat

Pemanduan bakat dapat dilakukan dengan melalui; (1) seleksi khusus dari cabang olahraga yang bersangkutan, (2) kompetisi khusus, (3) pekan olahraga. Sedangkan untuk menentukan seorang atlet dalam suatu cabang atau nomor tertentu dapat dilakukan secara; (1) analisis yang lengkap tentang fisik dan mental sesuai dengan karakteristik dari cabang olahraga yang bersangkutan, (2) seleksi secara evaluasi yang bersifat umum dan khusus dengan menggunakan instrumen yang spesifik dari cabang olahraga yang bersangkutan, (3) seleksi harus berdasarkan pada; karakterisitik antropometri, kemampuan fisik, dan karakteristik kejiwaan yang semuanya harus disesuaikan dengan tahapan dari perkembangan fisik anak, (4) evaluasi dan seleksi harsu berdasarkan data yang komprehensif, sehingga dibutuhkan data dari; sikap anak terhadap olahraga disekolah dan luar sekolah, partisipasi olahraga disekolah dan luar sekolah, dan keunggulan atau ciri-ciri prestasi yang unik dilingkungan sekolah.

Pelaksaanaan seleksi dapat berupa tes sebagai berikut; (a) pengukuran tinggi dan berat badan, (b) pengukuran kecepatan, (c) pengukuran gerak, (d) koordinasi gerak, (e) keterampilan dalam permainan, (f) informasi tentang aktivitas latihan,intensitas latihan dan lainnya, (g) tes fisik, tes keterampilan, dan tes psikis (Menpora, 1999).


6. Faktor Utama untuk Identifikasi Bakat

Kunst dan Florescu (1971) membagi tiga faktor-faktor utama untuk identifikasi bakat yaitu; (1) motor capacity, (2) psycological capacity, dan (3) biometric qualities.

Walaupun tiga hal di atas mewakili faktor-faktor utama untuk cabang olahraga, tetapi penekanan ketiganya berbeda. Sistem identifikasi bakat yang paling efektif untuk olahraga harus dimulai dengan karakteristik olahraga, spesifikasinya dan berdasarkan analisis, dan mengisolasikan faktor utama untuk diseleksi. Untuk karakteristik olahraga setiap faktor di atas harus diekspresikan dengan persentase untuk merefleksikan pengaruh relatifnya untuk kesuksesan. Sebagai contoh; penampilan baik dalam melompat tergantung atas ketiga faktor diatas dengan penekanan relatif dari setiap faktor diekspresikan dalam persentase; motor capacity 50%, psicological capacity 10%, dan biometric 40%.

Lebih jauh tiap faktor harus dibagi lagi dalam tiga elemen utama yang menyusunnya dengan kepentingan relatifnya (relative influence), diekspresikan sebagai persentase dengan baik. Jadi ketiga elemen utama dan menitik beratkan pada latihan untuk motor capacity dari pelompat tinggi; strength 45%, jumping power 35% dan coordination 20%. Mengetahui karakteristik relative importance yang dimiliki, maka sangat penting untuk menentukan faktor-faktor utama untuk identifikasi dan menitik beratkan pada setiap elemen.

Akhirnya pentingnya kualitas biometric harus dilihat relatif dari spesifikasi olahraga, sementara untuk berbagai cabang olahraga beberapa kualitas mungkin krusial (sebagai contoh; tinggi pada olahraga basket atau rasio antara tinggi dan beban dalam dayung), untuk olahraga lain, rasio antara bagian bermacam-macam dari badan dan perkembangan harmonis sangat penting, tapi tidak kritis.

Dalam tiap olahraga harus ada yang ideal, model yang diterima baik oleh faktor utama dari performa dan identifikasi bakat. Selama stages terakhir dari pengembangan atlet dengan dibantu oleh ilmuan olahraga, pelatih bisa mencoba semua kandidat dan membandingkan kualitas mereka dengan model ideal. Mereka yang mendekati model yang ideal bisa diseleksi untuk kelompok performa tinggi.

Model yang lebih ilmiah bisa juga dibuat, tetapi pada masalah ini peranan dari ahli olahraga sangat penting. Sebuah model biometric optimal berdasarkan atas ukuran atlet yang diambil dari bermacam-macam Olimpiade dan Kejuaraan dunia telah dibuat untuk rowing laki-laki oleh Radut (1973) menemukan ukuran biometric yang nyata sangat tinggi dengan atlet yang masuk final pada kejuaraan top. Berikut ini 8 tes biometric yang dianggap paling relevan untuk rowing adalah: (1) berdiri, punggung menempel didinding, tangan diatas kepala. Skor yang dianggap adalah rata-rata dari dua jangkauan tertinggi dengan sentuhan dari jari yang paling panjang, (2) Berdiri, punggung menempel didinding, tangan lurus membentang setinggi bahu, (3) duduk, kaki diluruskan, punggung merapat didinding, ukur jarak dari lantai keatas hingga persendian bahu, (4) duduk, punggung merapat didinding, kaki lurus, ukur jarak antara dinding hingga telapak kaki, (5) bahu lebar, ukur jarak antara dua otot deltoid, (6) berdiri diatas kursi pengukur (measuring bench) ambil posisi membungkuk , kedua tumit diatas bench, (7) keraskan secara spesifik sepanjang kaki ditambah tambahan panjang dari lutut kekaki, (8) timbang berat badan.

Hubungan yang erat antara pelatih, spesialis training, dan ahli/ilmuan olahraga bisa menghasilkan beberapa model untuk tiap cabang olahraga. Hasil dari kerjasama akan menjadi sistem identifikasi atlet yang lebih ilmiah untuk atlet elit yang dampaknya akan menghasilkan peningkatan yang luar biasa dalam performa. Ketika teknologi mutakhir di dalam pengujian dan memonitor kemajuan training atlet seperti menjadi konstan dan adanya gambaran dasar dari atlet dunia saat ini, identifikasi bakat harus diperhatikan sebagai atribut dari kepentingan bersama.

Bakat anak ada dimana-mana, seseorang hanya mengembangkan makna untuk mengidentifikasinya dan kemudian memunculkan mereka dalam rencana yang baik dalam latihan yang memiliki metode ilmiah. Walaupun pelatih mengetahui bahwa keharusan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri. Pekerjaan ini merupakan tugas ilmuan olahraga untuk mengidentifikasikan bakat individu yang direkrut untuk olahraga. Hanya usaha yang dikombinasikan dapat menghasilkan criteria identifikasi individu yang lebih baik, metode latihan superior, dan pengujian mutakhir dan memonitor latihan akan memberikan hasil yang efektif dan menjadi lebih baik dalam setiap pertandingan.


7. Alternatif Panduan Kriteria Identifikasi Bakat Usia Sekolah di Sulsel

Kriteria untuk identifikasi bakat, termasuk tes standarisasi dan model yang optimal harus menjadi spesifik. Dalam banyak olahraga terutama yang membutuhkan endurance atau kerja yang tinggi secara krusial seleksi akhir tidak hanya berdasarkan kapasitas kerja atlet, tapi juga atas kemampuan tubuh untuk kembali segar antara sesi latihan.

Beberapa alternatif panduan kreteria tes dapat dikembangkan dalam menentukan cabang olahraga yang sesuai dengan bakat anak untuk dibina menuju pencapaian prestasi puncak bagi daerah Sulsel dengan memperhatikan lingkungan serta faktor pendukung sebagai berikut:

1. Track and field
a. Sprint (lari cepat)
(1) waktu reaksi (2) kekuatan neuromuscular (3) koordinasi dan kapasitas relaksasi otot yang baik, (4) kemampuan mengatasi stress (5) ratio tinggi/lurus dan panjang kaki, (5) kapasitas anaerobik.
b. Lari jarak menengah
(1) kekuatan anaerobic dan max Vo2/kg berat badan, (2) konsentra si lactic acid dan O2 deficit, (3) kemampuan untuk melawan stress, (4) kapasitas meregangkan jari dengan konsentrasi tinggi dengan kemampuan untuk mempertahankan terus menerus.
c. Lari jarak jauh
(1) Vo2max/kg berat badan, (2) volume jantung, (3) ketahanan terhadap kelelahan, ketabahan dan motivasi.
d. Jumping event
(1) waktu reaksi dan kekuatan eksplosive, (2) tinggi dengan kaki yang panjang, (3) kekuatan anaerobic tinggi, (4) sanggup melawan tekanan, (5) kapasitas peregangan jari dan kemampuan untuk mempertahankan terus menerus.
e. Lempar
(1) tinggi dan otot individu, (2) kekuatan anaerobic tinggi, (3) diameter bi-acronial lebar, (4) waktu reaksi, (5) kapasitas peregangan jari dan kemampuan untuk mempertahankan terus menerus.

2. Bola basket
(a) tinggi dan tangan panjang, (b) kekuatan anaerobic tinggi, (c) kapasitas aerobik tinggi, (d) koordinasi, (e) resistensi terhadap kelelahan dan stress, (f) pemikiran cepat dan semangat bekerjasama.

3. Tinju
(a) konsentrasi jari yang kuat, (b) keberanian, (c) waktu reaksi, (d) koordinasi dan berpikir cepat, (e) kapasitas aerobik tinggi, (f) kekuatan anaerobic tinggi.

4. Sepeda
(a) kapasitas aerobik tinggi, (b) volume cardiac (medium) dan Vo2 tinggi, (c) sanggup mengatasi stress, (d) ketahanan.

5. Menyelam
(a) Keseimbangan vestibular (dalam telinga), (b) keberanian, (c) koordinasi, (d) konsentrasi jari yang kuat,(e) kemampuan mengatasi stres

6. Anggar
(a) waktu reaksi, (b) koordinasi, (c) pikiran taktis, (d) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress, (e) kapasitas aerobik dan anaerobik tinggi.

7. Senam
(a) koordinasi, fleksibel, dan kekuatan, (b) keseimbangan vestibular, (c) ketabahan, (d) kapasitas mengatasi stress, keseimbangan emosi, (e) pendek dan medium.

8. Hoki
(a) tinggi, tangan panjang diameter bi-acromial lebar, (b) taktis, berani, semangat bekerjasama, (c) kapasitas aerobik dan anaerobic tinggi, (d) kuat dan tegap.

9. Judo
(a)koordinasi, (b) waktu reaksi, (c) berpikir taktis, (d) jangkauan panjang dan diameter bi-acromial lebar.

10. Kayak-kano
(a) diameter bi-acromial lebar tangan panjang, (b) konsentrasi jari, (c) kapasitas aerobik dan anaerobic, (d) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress.

11. Menembak
(a) koordinasi motor visual, (b) waktu reaksi, (c) konsentrasi jari, ketahanan terhadap rasa lelah, (d) keseimbangan emosi.

12. Sepakbola
(a) koordinasi, semangat bekerjasama, (b) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress, (c) kapasitas aerobik dan anaerobic tinggi, (d) berpikir taktis.

13. Renang
(a) densitas tubuh rendah, (b) lengan panjang dan kaki besar, diameter bi-acromial lebar, (c) kapasitas aerobik dan anaerobic tinggi.

14. Bolavoli
(a) tinggi, lengan panjang, diamater bi-acromial lebar, (b) apasitas aerobik dan anaerobic tinggi, (c) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress, (d) pemikiran taktis dan semangat kerjasama.

15. Poloair
(a) tinggi, diameter bi-acromial lebar, (b) kapasitas aerobik dan anaerobic tinggi, (c) pemikiran taktis dan bekerjasama, (d) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress.

16. Weightlifting
(a) kekuatan, (b) diamater bi-acromial lebar, (c) koordinasi, (d) ketahanan terhadap rasa lelah dan stress.

17. Gulat
(a) koordinasi dan waktu reaksi, (b) kapasitas aerobik dan anaerobic tinggi, (c) berpikir taktis, (d) diameter bi-acromial lebar, lengan panjang.

Selasa, 21 September 2010

BLOG

Share

Disclaimer: Artikel Panduan Membuat Blog di Blogger.com ini khusus buat yang ga tau aja. Para blogger non-newbie yang ga sengaja nyasar kesini. Maafkan saya udah membuat anda kehilangan waktu berharga anda hehehe… (0)

Setelah sebelumnya dibahas tentang perbandingan antara Blogger.com dan Wordpress.com, disini akan dibahas tentang cara membuat blog di Blogger.com, blog hosting provider gratis dari Google. Sebenernya sih ga terlalu susah untuk bikin blog, hanya saja kebanyakan temen-temenku pada nanyain, jadi mending dibuat artikelnya aja biar besok tinggal ngasihin url ke artikel ini aja :D Yuk, kita mulai ;)

1. Pertama-tama, kita kunjungi dulu Blogger.com. Buat yang uda punya account Google (GMail, Orkut, Google Groups) sebelumnya, kamu bisa langsung sign-in dengan account Google anda di box yang ada di kanan atas halaman tersebut. Bagi yang belum punya account Google sebelumnya, langsung aja klik tanda panah bertuliskan “Ciptakan Blog Anda” di bagian kiri bawah.

tips blog dan seo

2a. Buat yang belum punya account Google sebelumnya. Anda akan dibawa ke halaman berikut untuk membuat account Google. Untuk mendapatkan account Google, yang anda butuhkan hanyalah sebuah alamat e-mail (bisa di Yahoo dan email provider lain). Lanjut ke bagian 2.b

membuat google account

2b. Buat yang sudah punya account Google, sesudah anda sign in dengan account Google anda, anda mulai bisa membuat blog anda. Silahkan anda tentukan nama blog anda dan alamat blog yang anda inginkan. Pastikan setelah anda memilih alamat blog anda, anda melakukan “Cek Ketersediaan” alamat tersebut sebelum menekan tombol “Lanjutkan”

membuat blog blogger

3. Sekarang nama dan alamat blog anda sudah tersedia. Langkah terakhir yang harus anda lakukan adalah menentukan themes/template untuk blog baru anda. Saya lebih menyarankan untuk tidak berlama-lama memilih template yang disediakan saat itu karena pilihannya akan lebih banyak ketika anda mengubahnya setelah blog tersebut jadi nanti.

template blog blogger

ngeblog yuk

4. Blog anda sudah jadi. Tunggu apa lagi? Ayo mulai ngeblog

Panduan membuat Blog di Blogspot

Share

Selasa, April 17, 2007

1. Apa itu Blog ?

Blog merupakan sigkatan dari “Web log” adalah salah satu aplikasi web berupa tulisan-tulisan yang umum disebut sebagai posting pada halaman web. Tulisan-tulisan tersebut seringkali diurut dari yang terbaru dan diikuti oleh yang lama.

Awalnya, blog dibuat adalah sebagai catatan pribadi yang disimpan secara online, namun kini isi dari sebuah blog sangat bervariatif ada yang berisi tutorial ( contoh blog ini ), curhat, bisnis dan lain sebagainya. Secara umum, blog tidak ada bedanya dengan situs yang ada di internet.

Flatform blog atau seringkali disebut juga dengan mesin blog dibuat sedemikian rupa oleh para designer blog agar mudah untuk digunakan. Dulu, untuk membuat aplikasi web diperlukan pengetahuan tentang pemrograman HTML, PHP, CSS dan lain sebagainya, dengan blog semuanya menjadi mudah semudah menyebut angka 1 2 3.


2. Cara membuat blog di blogspot

Salah satu penyedia blog gratis yang cukup populer saat ini adalah blogspot atau blogger, dimana ketika mendaptar adalah melalui situs blogger.com namun nama domain yang akan anda dapatkan adalah sub domain dari blogspot, contoh : contohsaja.blogspot.com

Kenapa harus membuat blog di blogger.com bukan pada situs penyedia blog lainnya? Sebenarnya tidak ada keharusan untuk membuat blog di blogger, namun ada banyak kelebihan yang dimiliki blogger di banding dengan penyedia blog lain. Beberapa contoh kelebihan blogspot di banding yang lain yaitu mudah dalam pengoperasian sehingga cocok untuk pemula, lebih leluasa dalam mengganti serta mengedit template sehingga tampilan blog anda akan lebih fresh karena hasil kreasi sendiri, custom domain atau anda dapat mengubah nama blog anda dengan nama domain sendiri misalkan contohsaja.blogspot.com di ubah menjadi contohsaja.com,sedangkan hosting tetap menggunakan blogspot dan masih tetap gratis.

Perlu ditekankan dari awal bahwa internet itu sifatnya sangat dinamis, sehingga mungkin saja dalam beberapa waktu kedepan panduan membuat blog di blogspot ini akan sedikit berbeda dengan apa yang anda lihat di blogger.com

Untuk mengurangi hal yang tidak perlu di tulis, berikut cara membuat blogger di blogger.com


Membuat Email

Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam membuat blog adalah anda memiliki alamat email yang masih aktif atau di gunakan. Jika anda belum mempunyai alamat email, silahkan daftar terlebih dahulu di gmail karena blogger adalah salah satu layanan dari Google maka ketika mendaftar ke blogger sebaiknya gunakan email gmail. Jika anda belum paham bagaimana cara membuat email, silahkan gunakan mesin pencari google untuk mencari panduannya.


Daftar Blog di blogger



1. Silahkan kunjungi situs http://www.blogger.com
2. Setelah halaman pendaftaran terbuka, alihkan perhatian ke sebelah kanan atas, ubah bahasa ke Indonesia agar lebih mudah difahami. Silahkan langsung login dengan menggunakan username serta password gmail anda ( akun email anda bisa untuk login ke blogger).

login blogger
3. Klik tombol bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA.

ciptakan blog anda
4. Isilah nama judul blog serta alamat blog yang di inginkan. Ingat! dalam membuat alamat blog harus benar-benar serius karena itu permanen tidak dapat digantikan lagi (kecuali nanti ganti dengan custom domain). Jika alamat yang diinginkan ternyata tidak bisa digunakan, masukkan kembali alamat lain yang masih tersedia. Jika alamat blog yang diinginkan masih tersedia, silahkan klik anak panah bertuliskan LANJUTKAN.

nama-blog
5. Silahkan pilih template yang anda sukai ( template ini nanti bisa diubah lagi kapan saja anda mau), kemudian klik LANJUTKAN.

pilih template di blogger
6. Akan ada tulisan “Blog Anda Sudah Jadi!”. Silahkan lanjutkan dengan klik tombol MULAI BLOGGING.

mulai blogging
7. Setelah masuk post editor, silahkan isi apa saja ( disarankan untuk langsung mengisi posting, biasanya jika tidak langsung posting akan terjaring robot anti spam milik blogger, dan blog anda akan di lock). Contoh : hello world. Klik Tombol PRATINJAU untuk melihat tampilan yang nanti akan muncul di blog, klik tombol TERBITKAN ENTRI jika posting anda mau dipublikasikan ke publik.

terbitkan entri
8. Klik “Lihat Entri” untuk melihat blog anda. Berikut contoh tampilan blog yang tadi di buat.

tampilan-blog
9. Selesai.

Untuk tahap awal, blog anda sudah jadi dan bisa diakses dimana saja. Untuk pembahasan lebih dalam tentang bagaimana blogging dengan blogger, akan di bahas pada posting berikutnya.

Senin, 20 September 2010

PEMBINAAN MENTAL UNTUK ATLET USIA DINI

Share

Partisipasi anak usia dini di dalam bidang olahraga semakin terlihat, terbukti dengan semakin banyaknya dibuka klub-klub olahraga atau sekolah-sekolah sepakbola bagi anak usia Sekolah Dasar. Dalam institusi pendidikan pun semakin diperhatikan sarana dan prasarana kompetisi olahraga, bahkan sampai dengan kompetisi olahraga usia dini tingkat nasional.

Keterlibatan atlet usia dini dalam kompetisi olahraga ini tidak dapat terlepas dari keterlibatan orang dewasa sebagai pelatih, pembina maupun sebagai orangtua atlet. Oleh karena itu program pelatihan olahraga usia dini merupakan suatu sistem sosial yang kompleks.

Bagi kebanyakan anak, pengalaman pertamanya dalam aktivitas olahraga ditangani oleh pelatih yang belum berpengalaman atau bahkan seseorang yang profesinya bukan pelatih. Walaupun orang-orang tersebut menguasai teknik olahraga yang dilatihnya, namun jarang sekali dari mereka yang telah mengikuti pelatihan formal dalam menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi atlet usia dini. Dikhawatirkan, para pelatih ini hanya mengejar kemenangan, dimana hal ini sangat tidak mendidik terutama dalam konteks olahraga rekreasi dan mengasah keterampilan.

Dalam tulisan ini diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membina atlet usia dini, khususnya dari sudut psikologi olahraga dan psikologi kepelatihan, sehingga atlet memiliki bekal mental yang tangguh.

ASPEK PSIKOLOGIS YANG BERPERAN PADA ATLET USIA DINI

Seorang anak selalu mencari pengakuan dari orang dewasa akan kemampuan dirinya. Dalam melakukan aktivitas olahraga, pujian yang diberikan terhadap penampilan anak dapat mengembangkan aspek psikologisnya, seperti perasaan percaya diri, kegembiraan, harga diri, pengalaman merasakan mencapai tujuan, dan pengakuan dari teman sebaya.

Sebaliknya, jika anak mendapatkan pengalaman yang negatif dalam berolahraga, maka aspek psikologisnya pun dapat berkembang secara negatif. Disini penilaian diri negatif, frustrasi, agresi dan aspek negatif lain dapat terlihat dengan jelas.

Setelah anak berusia 5 tahun, mereka mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Namun perlu diperhatikan disini, kompetisi dimaksud haruslah tetap berada dalam konteks bermain. Untuk mulai menerapkan olahraga yang memiliki aturan formal, sebaiknya tunggu sampai anak berusia 8 atau 9 tahun.
Dalam olahraga kompetitif, pemain bukan hanya berusaha mencapai targetnya, tapi juga berusaha mencegah lawan mencapai target mereka. Hal ini melibatkan konflik langsung yang seringkali diikuti dengan agresivitas dalam usahanya mencegah lawan mencapai sukses.

Dalam prosesnya, jenis olahraga yang penontonnya dapat berteriak bebas, terutama pada olahraga beregu, bisa berdampak negatif terhadap perkembangan psikososial anak, terutama jika pelatih dan orangtua tidak dapat mengendalikan emosi pada saat pertandingan berlangsung. Hal ini biasanya terjadi karena terlalu menekankan untuk mencapai kemenangan. Oleh karena itu, orang dewasa yang terlibat dalam kompetisi olahraga atlet usia dini juga perlu mendapat pengetahuan dan pendidikan tentang pembinaan olahraga usia dini.

Pemahaman tentang target realistis yang bisa dicapai atlet usia dini perlu ditekankan. Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai atlet adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap atlet, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan.

Tujuan pelibatan anak dalam aktivitas olahraga, hendaknya mencakup:
1. Memperkenalkan anak terhadap berbagai pengalaman olahraga,
2. Meningkatkan keterampilan fisik,
3. Meningkatkan kemampuan propriosepsi (perabaan selektif) dan atensi (merupakan faktor positif dalam belajar secara umum),
4. Mengembangkan sosialisasi positif,
5. Membangun perasaan memiliki kemampuan,
6. Memupuk kepercayaan dan harga diri.
Untuk mendapatkan efek positif terhadap perkembangan psikologis dan sosialisasi anak, maka olahraga perlu diprogramkan dan disupervisi secara baik, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menciptakan latihan yang aman meskipun beresiko,
2. Memperhatikan pencapaian kepuasan akan penampilan,
3. Membangun perasaan agar bekerja mencapai target yang ditentukan,
4. Menetapkan peran spesifik individu,
5. Menerapkan kepedulian terhadap peraturan permainan, serupa dengan terhadap peraturan sosial
6. Menghargai dan menghormati lawan,
7. Mempromosikan latihan olahraga yang teratur dan berjangka panjang untuk memelihara kesegaran jasmani.
Perlu juga diperlihatkan bukti-bukti kepada anak bahwa orang yang terlibat dalam olahraga dan belajar dengan baik, memiliki nilai akademis yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan aktivitas olahraga.

PERSIAPAN MENTAL PERTANDINGAN

Pada masa awal dimana orangtua, guru atau pelatih mendapatkan bahwa seorang anak memiliki minat atau bakat olahraga, maka mereka mendukungnya secara positif. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Oleh karena itu pelatihnya tidak perlu menekankan pada penguasaan teknik atau peraturan pertandingan. Pujian atau hadiah diberikan kepada usaha yang dilakukan anak, bukan terhadap hasil akhir. Disini perlu ditanamkan perasaan “mencapai sukses” bukan hanya sebagai juara, tetapi juga sebagai partisipan. Oleh karena itu, penting sekali di masa awal ini setiap partisipan dalam suatu kejuaraan bisa mendapatkan penghargaan.

Setelah anak mulai menyenangi bahkan “keranjingan” dengan olahraga yang dilakukannya, maka motivasi dan dedikasinya untuk lebih menguasai keterampilan olahraga tersebut akan lebih meningkat. Disini diperlukan pelatih yang lebih terampil dan memiliki hubungan positif dengan anak, sehingga sang anak bisa lebih mengembangkan keterampilan olahraganya dan semakin merasakan keterikatan dengan olahraganya tersebut.

Pada saat anak mulai tertarik untuk menekuni olahraga secara lebih serius, maka dukungan moral dan pengorbanan finansial dari orangtua untuk memenuhi kebutuhan latihan olahraga sangat diperlukan. Jika kebutuhan ini terpenuhi dan prestasi anak terus meningkat, maka anak akan beralih menjadi atlet. Pada tahap ini sebagian peran orangtua sudah diambil alih oleh pelatih maupun oleh si atlet itu sendiri karena ia sudah menjadi lebih mandiri.

Sebagai atlet cilik, persiapan mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya atlet perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya. Untuk itu beberapa latihan keterampilan psikologis (psychological skills training) seperti latihan relaksasi, latihan konsentrasi dan latihan imajeri perlu diajarkan. Hal ini diuraikan pada bagian terakhir.

PELATIH SEBAGAI PEMBINA MENTAL ATLET

Dalam pelatihan olahraga bagi atlet usia dini, cara pelatih merancang situasi latihan, cara pelatih menetapkan sasaran, serta sikap dan perilaku pelatih dalam kepelatihannya dapat mempengaruhi partisipasi anak ke dalam olahraga. Pelatih tidak hanya berperan dalam situasi olahraga, namun seringkali juga pelatih memiliki pengaruh terhadap aspek lain dalam kehidupan si anak.

Demikian pentingnya peran pelatih dalam olahraga usia dini, karena itu pelatih sangat berperan sebagai pembina mental atlet usia dini.

Beberapa tips bagi pelatih dalam menangani atlet usia dini:
1. Perlakukan setiap anak sama dengan anak lainnya. Berikan kesempatan yang sama kepada setiap anak dalam melakukan suatu aktivitas.
2. Ciptakan suasana yang menggembirakan dalam berlatih maupun bertanding, sehingga minat dan motivasinya terhadap olahraga semakin meningkat.
3. Bersabarlah; pada mulanya anak mungkin takut atau koordinasi motoriknya kurang, namun dengan pengarahan yang benar dan latihan yang berulang maka anak akan belajar.
4. Usahakan setiap anak dapat melakukan gerakan olahraga dengan benar, karena hal ini penting bagi perkembangan keterampilan dan rasa kebanggaannya.
5. Gunakan bahasa sederhana, jelas dan dapat dimengerti oleh anak.
6. Kurangi rasa takut yang mungkin dimiliki anak dengan cara mengantisipasi dan mengurangi kecemasannya. Humor biasanya efektif.
7. Jelaskan dan tunjukkan gerakan keterampilan olahraga yang benar secara cermat, sehingga anak mengerti apa yang harus mereka lakukan.
8. Jelaskan gerakan keterampilan baru sedikit demi sedikit, sehingga anak dapat melihat urutan gerak yang benar.
9. Ingatlah bahwa jika anak melakukan kesalahan, itu adalah hal yang wajar; dan itu berarti mereka sedang mencoba.
10. Biarkan anak mengajukan pertanyaan; hal ini menunjukkan bahwa anak itu berpikir.
11. Tunjukkan penghargaan terhadap anak; perlakukan mereka sedemikian rupa sehingga terkesan bahwa baik pelatih maupun yang dilatih itu sama-sama belajar.
12. Bersikaplah positif dan yakinkan setiap pemain memiliki peran dalam tim, sehingga setiap anak merasa penting dan spesial.
13. Rangsang anak agar mereka memiliki tokoh model; kenalkan mereka kepada tokoh-tokoh olahraga yang patut diteladani dan rangsang mereka agar memiliki minat untuk menyaksikan acara olahraga maupun menyimak berita olahraga.
Selain perlu mengetahui beberapa tips menangani atlet usia dini, pelatih pun perlu menghindari beberapa hal berikut ini:
1. Hindari berteriak keras, berkata kasar atau membentak anak yang dilatih.
2. Janganlah menonjolkan hal buruk seorang anak atau mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah dibuatnya; apalagi dilakukan di depan anak-anak lain.
3. Hindari menghukum anak atas kesalahan gerak yang dibuatnya. Hukuman dalam hal ini akan membuat anak menarik diri atau menyerah. Jika anak membuat kesalahan gerakan, koreksi kesalahan tersebut dan demonstrasikan gerakan yang benar.
4. Tidak perlu mengharapkan anak belajar dengan cepat. Kemampuan anak akan meningkat melalui latihan yang teratur.
5. Jangan mengharapkan anak bermain seperti seorang profesional. Biarkan mereka menikmati dunia anak-anaknya sebagai bocah; mereka akan mahir secara bertahap.
6. Hindari memperolok atau mempermainkan anak. Hal ini pada anak akan berdampak terhadap penghukuman diri sendiri.
7. Tidak perlu membandingkan seorang anak dengan anak lainnya, apalagi dengan ‘jagoan’ di dalam tim.
8. Janganlah mengabaikan anak kandung yang juga dilatih (walaupun dengan tujuan menghilangkan prasangka pilih kasih). Ingatlah, setiap anak dalam tim selalu menginginkan perhatian khusus dari pelatihnya.
9. Janganlah mengkritik atau mencaci pelatih lain ataupun wasit, di hadapan anak didik. Hal ini akan membingungkan anak dan menghambat sportivitasnya.
10. Hindari membuat latihan olahraga semata-mata sebagai kerja keras tanpa kegembiraan. Jika anak gembira dalam latihan, maka kemungkinannya ia bertahan dalam tim dan dalam olahraga tersebut akan lebih besar.
LATIHAN VISUALISASI UNTUK ANAK

Visualisasi atau imajeri dalam istilah psikologi olahraga merupakan suatu teknik membayangkan sesuatu di dalam pikiran yang dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mencapai target, mengatasi masalah, meningkatkan kewaspadaan diri, mengembangkan kreativitas dan sebagai simulasi gerakan atau kejadian. Bagi seorang anak, aktivitas visualisasi sangat mudah mereka lakukan karena dalam kehidupan bermain anak sehari-hari, mereka seringkali melakukannya sebagai khayalan.

Sebelum melakukan latihan visualisasi, anak bisa diajak untuk melakukan relaksasi terlebih dahulu, dimana anak diminta berbaring dengan mata tertutup lalu mereka diminta menarik nafas panjang dan membuang nafas secara perlahan-lahan melalui mulut. Gerakan ini bisa juga diikuti dengan gerakan tangan supaya anak tidak lekas bosan.

Setelah beberapa saat, latihan dilanjutkan dengan latihan visualisasi dimana anak diminta membayangkan suatu tempat atau suatu benda yang familiar dengan mereka, misalnya kamar tidur, binatang kesayangan, boneka atau apa saja. Lalu visualisasi dialihkan kedalam konteks olahraga, misalnya anak diminta membayangkan dirinya melakukan gerakan olahraganya. Sangatlah penting mereka membayangkan hal yang positif, gerakan yang benar, dan diakhiri dengan keberhasilan dan kepuasan.

Selasa, 14 September 2010

Tetap Sehat Pasca Lebaran

Share

Oleh: Dr. Anna Uyainah ZN, SpPD, K-P, MARS

Ramadhan telah pergi, sebulan berpuasa usai sudah. Saatnya lebaran dan makan boleh kapan saja. Di rumah tersedia makanan dan minuman yang beraneka ragam. Akankah kita ikuti hawa nafsu kita untuk mengonsumsi apa yang tersedia?

Kita semua pasti telah menyadari bahwa sebagian besar penyakit bersumber dari makanan dan minuman yang berlebihan, tidak seimbang dan kadang diikuti kurangnya kebersihan dari makanan dan minuman yang disantap.

Penyakit apa saja yang sering timbul dan penyakit apa saja yang menjadi lebih berat pasca lebaran? Dan bagaimana pola penyakitnya serta bagaimana cara menyikapi apabila terkena penyakit tersebut:

1. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Napas Akut) biasanya mempunyai gejala batuk, pilek dan demam, nyeri/gatal/rasa kering tenggorokan, kadang suara menjadi parau. Penyakit ini disebabkan karena iritasi saluran napas atas yang biasanya disebabkan makanan/ minuman yang mengiritasi saluran napas atas atau diawali dari pilek yang menyebabkan saluran napas mudah teriritasi. Bagi penderita penyakit ini perlu berhati-hati terhadap makanan yang terlalu berlemak karena dapat mengiritasi tenggorokan dan akan mengeluarkan lendir yang merangsang batuk. Minuman bersoda,minuman dingin, dan minuman yang berpengawet juga harus dihindari.
2. Penyakit diare, biasanya timbul karena masuknya makanan dan minuman yang kurang berimbang dan dalam jumlah berlebihan, padahal selama berpuasa 1 bulan perut sudah terbiasa kosong, sehingga organ pencernaan kurang siap. Apalagi makanan dan minuman yang sudah tercemar bakteri, akan menyebabkan terinfeksinya saluran cerna yang akan menyebabkan diare yang berat. Untuk itu sebaiknya mengatur pola makan, jumlah makanan, serta hindari makanan yang kemungkinan tercemar bakteri. Pasca lebaran sering terlihat tumpukan sampah karena pekerja-pekerja yang membersihkan ikut berlebaran, sehingga sampah-sampah terabaikan dan menjadi tempat berkembangnya lalat, nyamuk, dan tikus yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
3. Penyakit demam typhoid ( penyakit tifus), timbul karena makanan yang dikonsumsi tercemar kuman typhoid yang ditularkan melalui lalat kedalam makanan. Cara penularannya sama dengan diare. Lalat menghinggap pada tumpukan sampah yang mengandung kuman typhoid kemudian hinggap pada makanan lalu makanan tersebut kita makan. Memang tidak tampak dengan kasat mata, kelihatannya makanan tetap bersih apalagi kalau lalatnya tidak kita lihat, kita tidak berpikir bahwa dalam makanan tersebut telah ada kuman typhoid. Untuk itu hindari makanan yang kemungkinan besar dihinggapi lalat, misalnya makanan yang tidak tertutup atau bila jajanan dekat tumpukan sampah.
4. Penyakit maag biasanya dicetuskan oleh makanan yang merangsang terbentuknya produksi asam lambung yang berlebihan. Penderita maag ini perlu waspada terhadap makanan yang meningkatkan produksi asam lambung, diantaranya rasa pedas, asam, minuman bersoda, minuman berpengawet, dan lain-lain. Juga hindari makanan dalam jumlah berlebihan sekali gus. Makanlah dalam jumlah sedikit dan sering, sehingga pencernaan kita akan lebih beradaptasi dibandingkan makan sekaligus dalam jumlah besar.
5. Penyakit hiperkolesterol, yaitu tingginya kadar kolesterol dalam darah. Penderita ini harus berhati-hati mengatur pola makan, karena pada saat lebaran makanan yang disediakan biasanya tinggi kolesterol. Bila mengonsumsi makanan yang tinggi kolesterol, maka kolesterol dalam darah akan semakin meningkat dan akan menimbulkan berbagai penyakit diantaranya stroke, gangguan jantung, hipertensi, dan lain-lain. Untuk mencegah meningkatnya kolesterol selain mengatur pola makan, juga diperlukan olah raga yang teratur, seperti jalan kaki, senam, dan lain-lain.
6. Penyakit peningkatan asam urat, biasanya disebabkan karena mengonsumsi makanan yang tinggi asam uratnya. Untuk itu hindari makanan tinggi kandungan asam urat diantaranya yang terbuat dari jeroan (usus, limpa, paru, hati, jantung), otak, kerang, udang, cumi, kacang-kacangan, emping, dan daun singkong. Selain itu penderita asam urat sebaiknya banyak minum air putih untuk membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.
7. Penyakit hipertensi sering meningkat saat lebaran karena pola makan. Untuk penderita hipertensi harus menghindari asin, garam jangan berlebihan atau pakai garam pengganti. Hindari juga kolesterol dan makanan yang diawetkan. Sebaiknya tidak mengonsumsi daging kambing. Rokok dan kopi juga harus dihindari. Penyakit stroke akibat hipertensi sering ditemukan pasca lebaran. Biasanya timbul karena penderita hipertensi tidak mengatur pola makannya.
8. Penyakit stroke, yaitu kelumpuhan badan yang bisa ringan ataupun berat. Penyakit stroke juga berhubungan dengan makanan. Untuk itu perlu menghindari makanan yang terlalu asin bagi penderita hipertensi agar tekanan darah tidak semakin meningkat dan tidak jatuh dalam stroke. Juga hindari makanan yang banyak mengandung kolesterol yang juga dapat menyebabkan stroke.
9. Penyakit diabetes sering menjadi lebih berat atau gula darahnya meningkat saat lebaran disebabkan karena tidak mengatur pola makan. Untuk itu disarankan mengurangi makanan dan minuman terutama yang manis agar kadar gula terkontrol. Sebaiknya pilih pemanis pengganti. Jumlah kalori pun harus dibatasi. Pilih makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks, karena karbohidrat jenis ini diserap secara perlahan oleh tubuh, sehingga kadar gula darah dalam tubuh naik secara perlahan. Karbohidrat jenis ini mengandung banyak serat dan vitamin. Jenis karbohidrat kompleks diantaranya nasi, roti, kentang, jagung, dan umbi. Namun tetap yang harus diingat adalah asupannya yang sesuai kebutuhan.
10. Penyakit jantung sering juga menjadi berat saat lebaran, selain karena pola makan yang kurang baik, juga aktivitas yang berlebihan, misalnya bepergian atau terlalu lelah menerima tamu dirumah dan bekerja ekstra karena tidak adanya pembantu rumah tangga. Aktivitas tersebut dipaksakan di luar kemampuan tubuh dimana pompa jantung tidak mampu lagi bekerja dengan baik, sehingga timbul gagal jantung dan terasa sesak napas yang semakin memberat. Untuk itu bagi penderita jantung dianjurkan batasi aktivitas, jangan terlalu lelah dan banyak istirahat.

Bagaimana sebaiknya menyikapi suasana lebaran agar terhindar penyakit pasca lebaran dan tidak memberatnya penyakit kronik yang telah diderita? Perhatikan kiat-kiat berikut.

1. Makanlah secukupnya dan jangan berlebihan.
2. Makanan harus berimbang antara karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
3. Hati-hati dalam makanan jajanan. Belilah makanan yang bersih, tertutup, dan terhindar dari lalat.
4. Jangan lupa tetap olahraga dan perhatikan waktu untuk istirahat.

Sebenarnya bila kita menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari maka niscaya kesehatan kita akan terpelihara. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf [7]: 31 yang artinya: ”Wahai anak Adam, pakailah pakaian yang indah disetiap memasuki masjid. Makan dan minumlah, jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.

Jadi kalau kita ikuti ayat tersebut, tidak berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman maka Allah menyukai kita, dan Insya Allah kesehatan badan kita akan terpelihara. Amin.

Dan juga ada cara lain yang baik untuk menghindari penyakit-penyakit di atas. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

Kalau kita menjalankan puasa syawal 6 hari selain mendapat pahala seperti puasa 1 tahun, kita juga dapat menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit-penyakit di atas. Saat lebaran di rumah banyak makanan, ke rumah saudara/kerabat banyak makanan. Bila kita tidak berpuasa pasti kita lahap semua, sedikit dan sedikit lama-lama menjadi bukit dan akan menimbulkan penyakit. Tapi, seandainya saat berlimpah makanan kita berpuasa, maka Insya Allah saat siang kita tidak makan dan saat berbuka serta di malam hari kita dapat menahan nafsu untuk makan berlebihan dan mampu mengatur pola makan. Maka beruntunglah bagi yang melakukan puasa syawal, semakin sehat dan semakin dekat dengan Allah SWT. Amin.

Minal ’Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin...


Di ambil dr: http://esqmagazine.com/kesehatan/2009/09/21/452/tetap-sehat-pasca-lebaran.html

Kamis, 09 September 2010

MAKNA IDUL FITRI

Share

Lepas dari kemungkinan adanya perbedaan dalam menentukan Hari Raya Idul Fitri, yang jelas, seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari yang biasa dianggap ‘kemenangan’ tersebut. Perayaan rutin setiap tahun ini menjadi momen sangat penting setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka dan cita, tak berbeda yang rajin puasa maupun yang hanya alakadarnya.

Sebagaimana sudah maklum, selain Hari Raya Idul Fitri, umat Islam juga punya Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Dalam literatur-literatur Islam klasik, hari raya ini disebut Idul Akbar (hari raya besar), sementara Idul Fitri hanya disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya kecil).. Sebagaimana hari-hari besar lain, Idul Fitri tentu memiliki makna umum sebagai hari libur nasional sekaligus makna khusus yang dirasakan umat Islam. Paling tidak, Idul Fitri dianggap sebagai hari kemenangan mengalahkan hawa nafsu dengan berpuasa sebulan penuh.

Erat kaitannya dengan Hari Raya Idul Fitri adalah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan setiap individu Muslim. Kalimat kedua dari dua terma ini (Idul Fitri dan zakat fitrah) adalah kalimat yang berasal dari bahasa Arab fithrah yang berarti natural atau dalam bahasa Indonesianya biasa diterjemahkan sebagai segala sesuatu yang suci, bersifat asal, atau pembawaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1997)..

Sisi etimologis
Idul Fitri terdiri dari dua kata. Pertama, kata ‘id yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata ‘ada. Ini menunjukkan bahwa Hari Raya Idul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. Ada juga yang mengatakan diambil dari kata ‘adah yang berarti kebiasaan, yang bermakna bahwa umat Islam sudah biasa pada tanggal 1 Syawal selalu merayakannya (Ibnu Mandlur, Lisaanul Arab).

Dalam Alquran diceritakan, ketika para pengikut Nabi Isa tersesat, mereka pernah berniat mengadakan ‘id (hari raya atau pesta) dan meminta kepada Nabi Isa agar Allah SWT menurunkan hidangan mewah dari langit (lihat QS Al Maidah 112-114). Mungkin sejak masa itulah budaya hari raya sangat identik dengan makan-makan dan minum-minum yang serba mewah. Dan ternyata Allah SWT pun mengkabulkan permintaan mereka lalu menurunkan makanan.(QS Al-Maidah: 115).

Jadi, tidak salah dalam pesta Hari Raya Idul Fitri masa sekarang juga dirayakan dengan menghidangkan makanan dan minuman mewah yang lain dari hari-hari biasa. Dalam hari raya tak ada larangan menyediakan makanan, minuman, dan pakaian baru selama tidak berlebihan dan tidak melanggar larangan. Apalagi bila disediakan untuk yang membutuhkan.

Abdur Rahman Al Midani dalam bukunya Ash-Shiyam Wa Ramadhân Fil Kitab Was Sunnah (Damaskus), menjelaskan beberapa etika merayakan Idul Fitri. Di antaranya di situ tertulis bahwa untuk merayakan Idul Fitri umat Islam perlu makan secukupnya sebelum berangka ke tempat shalat Id, memakai pakaian yang paling bagus, saling mengucapkan selamat dan doa semoga Allah SWT menerima puasanya, dan memperbanyak bacaan takbir. Kata yang kedua adalah Fitri. Fitri atau fitrah dalam bahasa Arab berasal dari kata fathara yang berarti membedah atau membelah, bila dihubungkan dengan puasa maka ia mengandung makna `berbuka puasa’

(ifthaar). Kembali kepada fitrah ada kalanya ditafsirkan kembali kepada keadaan normal, kehidupan manusia yang memenuhi kehidupan jasmani dan ruhaninya secara seimbang. Sementara kata fithrah sendiri bermakna `yang mula-mula diciptakan Allah SWT` (Dawam Raharjo, Ensiklopedi Alquran: hlm 40, 2002). Berkaitan dengan fitrah manusia, Allah SWT berfirman dalam Alquran: “Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?.

Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (QS. Al A`râf: 172).” Ayat ini menjelaskan bahwa seluruh manusia pada firtahnya mempunya ikatan primordial yang berupa pengakuan terhadap ketuhanan Allah SWT. Dalam hadis, Rasulallah SAW juga mempertegas dengan sabdanya: “Setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan fitrah: kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR. Bukhari).” Hadits ini memperjelas kesaksian atau pengakuan seluruh manusia yang disebutkan Alquran di atas.

Sisi terminologi
Kendati dalam literatur-literatur Islam klasik, Idul Fitri disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya yang kecil) sementara Idul Adhha adalah Idul Akbar (hari raya yang besar), umat Islam di Tanah Air selalu terlihat lebih semarak merayakan Idul Fitri dibandingkan hari-hari besar lainnya, bahkan hari raya Idul Adha sekalipun. Momen Idul Fitri dirayakan dengan aneka ragam acara, dimulai dengan shalat Id berjamaah di lapangan terbuka hingga halal bi halal antarkeluarga yang kadang memanjang hingga akhir bulan Syawal.

Dalam terminologi Islam, Idul Fitri secara sederhana adalah hari raya yang datang berulang kali setiap tanggal 1 Syawal yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya, kata fitri disitu diartikan `berbuka atau berhenti puasa` yang identik dengan makan-makan dan minum-minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri pun disambut dengan pesta makan-makan dan minum-minum mewah yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.

Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna Idul Fitri sendiri, juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai `kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci` sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang Muslim yang selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Idul Fitri berarti kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh praktik busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islami. Inilah makna Idul Fitri yang asli.

Adalah kesalahan besar apabila Idul Fitri dimaknai dengan `perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum` sehingga yang tadinya dilarang makan siang, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam., atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan. Kemudian, karena Ramadhan sudah usai maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan. Ringkasnya, kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang saleh musiman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrian dan nilai ketakwaan.

Ikhtisar
- Idul fitri merupakan momentum terbaik bagi setiap manusia untuk kembali ke fitrahnya sebagai makhluk yang suci dan terampuni dosanya.
- Cuma, saat ini masih banyak kalangan yang mengartikan Idul Fitri hanya sebagai hari terbebasnya manusia dari kewajiban berpuasa.
- Ada juga kalangan yang menjadikan Idul Fitri sebagai hari pamer kemewahan.
- Mereka yang keliru memaknai Idul Fitri hanya akan menjadi manusia yang saleh secara musiman.

Dikutip dari http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=309998&kat_id=16

Minggu, 05 September 2010

PERWASITAN TENIS LAPANGAN

Share

Masalah call garis sering menjadikan tarik uratan tara pemain tenis dengan penjaga garis maupun wasit. menurut suatu penelitian, ternyata para wasit lebih akurat ketimbang para pemain. (sel)
JUSTEDJO Tarik cuma melirik bola smash Kim Choon Ho dari Korea Selatan, yang jatuh di sekitar baseline. "Point!' teriak wasit, melihat penjaga garis menunjuk ke dalam. Justedjo tertegun, memelototi penjaga garis dan baseline berganti-ganti. Dan sambil menarik tangannya ke pinggang mulutnya komat-kamit. Tak jelas apa yang dikomat-kamitkannya, tapi pasti umpatan. Untungnya set itu dimenangkan Justedjo -- yang mengantarkannya menjadi juara tunggal putra tenis Asian Games IX.

Dalam berbagai pertandingan tenis internasional lainnya, adegan tarik urat leher semacam itu (meski tanpa suara) juga dapat kita saksikan. Dalam kepala para pecandu tenis masih terekam adegan-adegan tegang John McEnroe, atau Jimmy Connors, apalagi Ilie Nastase, yang bahkan ribut bertengkar dengan wasit dan penjaga garis. "Kendati umumnya pada jengkel dengan ulah tak seronok mereka, sebagian besar penonton biasanya menganggap para pemain di pihak yang benar," tulis Kevin McKean dalam majalah Discover.

Alasan para awam memang sekilas masuk akal. Bagaimanapun, para pemain tenis top mempunyai daya refleks tinggi, penglihatan akurat dan pengalaman segudang yang tentu menyebabkan mereka tahu persis di mana bola mendarat. Tidak boleh tidak.

"Tapi benarkah begitu?" tanya McKean. Untuk menguji anggapan para awam itulah baru-baru ini diadakan suatu penelitian. Dan membuktikan bahwa "para wasit yang umumnya tua, berkacamata tebal dan bertampang buruk, ternyata lebih akurat ketimbang para pemain." Kalau begitu penjaga garis yang goblok? Juga tidak. Mereka ini memang sering kena sasaran, dengan penampilan yang tak kurang buruknya: bermata cadok, duduk terbungkuk-bungkuk di belakang sepotong daerah kekuasaan. Tapi mereka malah "lebih akurat ketimbang para wasit," tulis McKean. Apalagi dibanding para petenis.

Kesimpulan yang cukup mencengangkan itu ditarik di sekolah tenis Vic Braden, di suatu tempat yang disebut Coto de Caza, Trabuco Canyon California, AS. Di sana -- 70 mil di selatan Los Angeles -- lengkap dengan seragam tenisnya masing-masing, para petenis pria dan wanita menjadi kehitam-hitaman kulitnya. Maklum mereka harus bermain di bawah sorot lampu listrik ribuan watt -- agar kamera mampu merekam dengan baik setiap gerak dan peristiwa.

Lalu tampak seorang pemain melakukan servis smash melintasi jaring, sementara sebuah alat perekam kecepatan -- 108 mil per jam -- mulai bekerja. Sebelumnya, dua kamera berkecepatan tinggi yang ditempatkan di dua ujung lapangan mulai merekam beberapa detik sebelum servis dilakukan. Segera setelah itu empat pembantu memburu ke garis servis dengan tongkat pewarna untuk menandai tempat jatuhnya bola seperti yang dikatakan oleh dua penjaga garis, wasit dan petenis peserta.